Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 18 Mei 2021 | 11:45 WIB
Pemeriksaan di pos penyekatan Simpang Betrix Lembang, Bandung Barat pada Minggu (16/5/2021). [Ferye/suara.com]

SuaraJabar.id - Kebijakan larangan mudik yang diikuti dengan penyekatan kendaraan sangat berdampak terhadap okupansi hunian hotel dan kunjungan wisatawan di Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) KBB, okupansi hunian hotel saat periode lebaran mulai 12-16 Mei, hanya sekitar 8,8 persen tingkat keterisiannnya.

Rinciannya, untuk tanggal 12 Mei hanya 1,6 pereen tanggal 13 Mei sebesar 2,4 persen. Untuk tanggal 14 Mei 8,8 persen. Tanggal 15 Mei 8 persen. Setelah lebaranpun pada tanggal 16 Mei hanya 8,8 persen. Sementara jumlah kunjungan wisata hanya 10-15 persen.

"Angka kunjungan wisata rata-rata hanya 10 persen, tidak sampai 25 persen sementara okupansi hotel rata-rata 8,8 persen," ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan, Selasa (18/5/2021).

Baca Juga: Bolos Usai Libur Lebaran, Tiga ASN Kota Semarang Siap-siap Terima Sanksi

Meski menurun, menurut Hengky angka ini menjadi indikator kesuksesan Pemkab Bandung Barat menekan angka penyebaran Covid-19 di masa libur Lebaran. Sebab kata dia, membuka obyek wisata di tengah pandemi Covid-19 bukan tanpa risiko.

Jika tak dikendalikan, bukan tak mungkin sektor ini mengundang potensi kerumunan cukup besar. Di sisi lain, penutupan wisata juga berdampak serius pada gerak roda ekonomi daerah.

"Kuncinya kita bisa mengatur 'gas dan rem' yang pas. Ada waktu kapan kita buka, ada pula kapan waktu kita tutup. Sebisa mungkin kita bisa mengeluarkan kebijakan yang tepat dan berimbang," ucap Hengky.

Menurut Hengky, kesehatan dan ekonomi sama-sama penting. Di era pandemik seperti ini Pemkab Bandung Barat harus jeli melihat agar warganya tetap sehat dengan roda ekonomi juga bisa berputar.

"Jadi ada saatnya ekonomi harus jalan, COVID-19 juga harus kita tekan. Jadi gas dan rem harus tepat. Sesuai arahan presiden juga, bahwa daerah harus pintar. Karena kan tidak mungkin kita tutup sementara ekonomi mandek," kata Hengky.

Baca Juga: Setelah Libur Lebaran, 90 Persen ASN Pemkab Malang Masuk, 10 Persennya?

Kepala Disparbud KBB, Heri Partomo menambahkan, anjloknya jumlah pengunjung ini dipengaruhi adanya kebijakan penyekatan wilayah.

Diketahui wisatawan ke Lembang didominasi berasal dari Jabotabek. Maka ketika ada penyekatan, otomatis pengunjungpun sepi.

"Apalagi kan sekarang kebijakannya diperpanjang sampai tanggal 24 Mei penyekatan. Kemungkinan selama masih penyekatan, kita masih tidak bisa bergerak lebih baik," terang Heri.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Load More