SuaraJabar.id - Masyarakat diminta untuk mewaspadai kemungkinan banjir rob saat terjadinya Gerhana Bulan Total (GBT) yang akan terjadi petang ini.
Hal ini diungkapkan Pakar Hidrologi dan Sumber Daya Air Universitas Jenderal Soedirman Yanto, Ph.D. Ia mengingatkan masyarakat, efef grafitasi bulan bisa mempengaruhi pasang surut air laut.
"Secara umum pada saat gerhana, efek gravitasi Bulan dan Matahari terhadap pasang surut air laut menjadi maksimal," katanya di Purwokerto, Banyumas, Rabu (26/5/2021).
Namun demikian, kata dia, dampaknya terhadap kemungkinan terjadinya rob dipengaruhi oleh kondisi pasang surut di masing-masing lokasi.
"Jika puncak GBT terjadi bersamaan dengan pasang maksimal air laut, maka kemungkinan terjadinya rob sangat besar. Sebaliknya, jika pada saat GBT mencapai puncak, dan kondisi air laut di sebuah lokasi sedang surut, maka kemungkinan terjadinya rob kecil," katanya.
Dia menambahkan bahwa berdasarkan prakiraan BMKG dan LAPAN, puncak GBT malam ini akan terjadi sekitar pukul 18.18 WIB atau 19.18 WITA atau 20.18 WIT.
"Sementara kondisi pasang surut di setiap lokasi pantai di Indonesia beragam. Namun secara umum, berdasarkan prakiraan pasang surut di beberapa lokasi, misalkan bila berdasarkan informasi dari situs pasangsurut.com, puncak pasang air laut tidak bersamaan dengan puncak GBT," katanya.
Di beberapa tempat, kata dia, ada kemungkinan air laut sedang surut maksimal ketika puncak GBT terjadi.
"Di sebagian yang lain, meski tidak maksimal, berada pada fase tengah menuju pasang atau menuju surut. Untuk perairan di pantai utara Jawa, pada umumnya air laut mendekati surut maksimal pada jam puncak GBT. Dengan demikian, ada kemungkinan rob pada jam puncak GBT di Pantura cukup kecil," katanya.
Baca Juga: Gerhana Bulan Adalah Fenomena Langka, Saksikan Malam ini 26 Mei 2021
Kendati demikian, kata dia, masyarakat di wilayah pesisir harus tetap meningkatkan kewaspadaan. Karena di beberapa wilayah, rob dapat terjadi meski pasang belum maksimal, karena faktor topografi wilayah.
"Selain itu, kemungkinan terjadinya hujan deras di beberapa wilayah perlu diwaspadai. Karena debit tinggi akibat hujan yang terjadi bersamaan dengan kenaikan pasang air laut akan meningkatkan potensi terjadinya rob," katanya.
Sementara itu, seperti diwartakan sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan Gerhana Bulan Total Perigee atau yang lebih dikenal dengan Super Blood Moon yang terjadi pada 26 Mei, fase-fasenya akan tampak di sejumlah wilayah di Indonesia.
Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Rahmat Triyono mengatakan proses Super Blood Moon sejak fase awal (P1) hingga fase akhir (P4) akan berlangsung selama 5 jam 5 menit dan 2 detik. [Antara]
Berita Terkait
-
Fakta dan Mitos Gerhana Bulan yang Masih Hidup di Masyarakat Indonesia
-
Langit Maluku Utara Akan Menyala! Saksikan Gerhana Bulan Total Malam Ini
-
Gerhana Bulan di Indonesia 7-8 September, Kemenag Serukan Salat Khusuf: Ini Niat dan Tata Caranya
-
Ibu Hamil Harus Mandi saat Gerhana Bulan Total 'Blood Moon'? Ini Faktanya
-
Link Live Streaming Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Awal Mula Kasus Dugaan Korupsi Perumda Tirtawening Bandung
-
Detik-detik Mencekam di Cianjur, Niat Melerai Justru Jadi Petaka
-
Kontroversi Makanan Bergizi Gratis: Tanggung Jawab Siapa Jika Ada Korban?
-
Kenapa Banyak Korban PHK di Jawa Barat? Ini Jawaban Dedi Mulyadi
-
4 Poin Tamparan Dedi Mulyadi: Lupakan Luar Negeri, Ini PR Kepala Daerah di Jabar!