SuaraJabar.id - Hari ini, Minggu (30/5/2021) merupakan hari terakhir aksi mogok yang dilakukan Paguyubun Tahu Tempe Jabar. Mulai Senin (30/5/2021) mereka akan kembali melakukan produksi tahu dan tempe dan mendistribusikannya ke para pedagang di pasar.
Ada beberapa langkah yang akan diambil Paguyubun Tahu Tempe Jabar usai mogok produksi. Rencananya mulai Senin ini, mereka bakal menaikan harga tahu dan tempe.
Sebelum aksi mogok, mereka menjual tahu seharga Rp 40 ribu per papan.
"Harga tahu cetak itu jadi Rp 45.000 per papannya," kata Zamaludin kepada Ayobandung.com-jejaring Suara.com ketika dihubungi.
Baca Juga: Suara Misterius di Langit Bandung dari Sesar Lembang? Ini Kata BMKG
"Dan harga terendah untuk tahu bungkusan itu Rp 300 per buah," lanjutnya.
Zamaludin mengklaim bahwasannya kini stok kacang kedelai masih melimpah dan aman untuk para perajin tahu tempe. Akan tetapi, pihaknya tetap melakukan aksi mogok produksi dikarenakan harga kacang kedelai sudah di luar batas nalar.
Data yang ia peroleh, ia mencatat harga kacang kedelai kini sudah mencapai Rp 10.900 per kilonya.
"Jadi sebenarnya kita tidak pernah kesusahan mencari kedelai, cuma harganya saja yang menjadi masalah," ujarnya.
Dengan aksi mogok produksi ini, kata Zamaludin, diharapkan konsumen dan Pemerintah dapat mengerti jeritan yang dialami oleh para perajin tahu tempe terkait harga kacang kedelai yang tak terkontrol.
Baca Juga: Jadi Berwarna, Warisan Belanda Itu Kini Goyangannya Tak Menakutkan Lagi
"Dan menurut pengalaman kami, belum ada Pemerintah yang bisa menurunkan harga kacang kedelai ke semula, sebelum terjadinya kenaikan harga," katanya.
Tuntut Kacang Kedelai jadi Komoditas Strategis
Asep Nurdin, Ketua Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Kopti) Kota Bandung, pihaknya lebih memilih jalur diplomasi kepada Pemerintah Pusat terkait kenaikan harga kacang kedelai yang meroket.
Asep mengatakan, pihaknya meminta kepada Pemerintah pusat agar menetapkan kacang kedelai sebagai bahan baku utama dari tahu dan tempe, menjadi komoditas strategis seperti komoditas lainnya, seperti beras.
"Bukan seperti barang niaga seperti saat ini," ujarnya Jumat (28/5/2021).
Menurutnya, langkah diplomasi yang ia ambil itu karena adanya kenaikan harga kacang kedelai yang terus merangkak.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Bencana Longsor di Nagreg, Kantor Desa dan Rumah Warga Rusak Berat
-
Ivan Gunawan Ngebet Diperistri Ario Bayu, Netizen Minta Dedi Mulyadi Seret ke Barak Militer
-
Hadiri Sidang Perdana Gugatan Perdata Terhadap Ridwan Kamil di PN Bandung, Lisa Mariana Minta Doa
-
Blak-blakan! Dimas Drajad Akui Ingin Comeback ke Timnas Indonesia
-
Kuota 11 Pemain Asing Liga 1: Klub Berprestasi atau Malah Babak-belur?
Terpopuler
- Ogah Ikut Demo Besar-besaran Ojol di Jakarta 20 Mei, KBDJ: Kami Tetap Narik Cari Rezeki!
- 10 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Jutaan: Kabin Lapang, Keluaran Tahun Tinggi
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
- 7 Sunscreen Mengandung Salicylic Acid, Ampuh Atasi Jerawat dan Kulit Berminyak
- Kritik Suporter PSS ke Manajeman Viral, Bupati Sleman: Ya Harus segera Berbenah
Pilihan
-
Honda Cari Bibit Pembalap Muda di Ajang HDC
-
Profil Pemilik Rupiah Cepat, Pinjol Viral yang Disorot Publik Ternyata Dikuasai Asing
-
5 HP Murah Rp2 Jutaan Layar AMOLED: RAM Besar, Kamera Resolusi Tinggi
-
Mau Wajah Glowing? Inilah Urutan Menggunakan Skincare Malam yang Tepat
-
7 Brand Skincare Korea Terbaik, Auto Bikin Kulit Mulus Harga Mulai Rp19 Ribu
Terkini
-
Dedi Mulyadi Dikritik Lemhannas: Pendidikan Militer Bukan Solusi Kenakalan Remaja
-
Dua Sungai Meluap, Karawang Diterjang Banjir Parah, Ratusan Warga Terdampak
-
Yuk! Bayar Cicilan Dengan Klaim Link Saldo DANA di Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei
-
Motif Sakit Hati dan Utang, Ayah dan Anak di Cianjur Tega Mutilasi Ibu dan Balita
-
BRI Dorong Ekonomi: 7 Kiprah Nyata di Momentum Hari Kebangkitan Nasional