Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 02 Juni 2021 | 18:35 WIB
Pembuatan tunnel Kereta Cepat Indonesia-Chinadi Gunung Bohong kembali menggunakan teknik blasting. Warga geram dan mendatangi proyek itu, rabu (2/6/2021). [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

Dalam sekali, ada sekitar tiga ledakan yang dirasakan langsung dampaknya oleh warga.

"Paling banyak itu pas tanggal 29 atau 31, itu ada 11 kali ledakan dalam sehari. Guncangannya makin kerasa karena titik blastingnya makin deket," beber Rudianto.

Dampaknya, kerusakan rumah-rumah warga pun semakin parah. Selain itu, sumber mata air juga ikut terdampak dengan adanya proyek tersebut.

"Kalau yang hanya retakan di lantai sama dinding itu hampir semua rumah. Tapi kalau yang parah ada sekitar 22 rumah," sebutnya.

Baca Juga: Tol Jakarta-Cikampek Berlakukan buka Tutup Sampai Kamis Besok, Imbas Proyek KCIC

Sejak awal, kata dia, warga menolak adanya peledakan. Berbagai upaya pun sudah ditempuh, dari mulai ke Pemdes setempat, kecamatan hingga Pemkab Bandung Barat. Namun semuanya tak bergeming.

Teranyar, warga akan menghadapi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada pertengahan Juni ini. Mereka berharap orang nomor satu di Jawa Barat itu bisa memberikan solusi bagi warga yang merasa terancam selama peledakan itu tetap dilakukan.

"Kita bukan mau menghalangi proyek pemerintah, kita hanya minta jaminan keselamatan, kita minta perlindungan. Ada yang bilang aman, tapi kan buktinya sekarang kerusakan semakin parah," pungkasnya.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Baca Juga: Sepeda BMX Ini Berani Balapan dengan Skuter Matic

Load More