"Pakai perahu biasanya ongkosnya Rp 20 ribu. Tapi banyak eceng gondok. Kalau lewat jalan sini, saya biasanya berani sampai jam 7 malam. Lewat dari jam segitu gak berani," tutur Agus.
Memasuki kebun karet jalan semakin tak karuan. Semakin menyulitkan meskipun sepeda motor yang digunakan jenis Trail. Lengah sedikit saja, kubangan lumpur sudah menanti.
Tak ada rumah satupun. Hanya saung-saung bekas yang sudah nampak lapuk. Biasanya, saung-saung itu digunakan petani karet untuk beristirahat. Kala melintas, para petani itu terlihat sedang menyadap getah karet.
Mereka hanyalah buruh yang dipekerjakan pemilik kebun karet. Salah satunya Encang (46). Sudah tiga bulan bapak tiga anak itu menjadi penyadapan getah karet. Setiap harinya, ada sekitar 200 pohon yang ia sadap getahnya.
"Langsung diserahkan kepada yang punya. Sehari paling dapat Rp 30 ribu," ujar Encang.
Perjalanan dilanjutkan dengan sisa tenaga yang ada. Kampung terpencil itu tak kunjung terlihat meski sudah sekitar satu jam lebih melakukan perjalanan. Jalan semakin sulit ditembus ketika memasuki perkebunan coklat lagi.
Setelah susah payah, pemukiman akhirnya mulai terlihat. Tapi lagi-lagi sudah terlihat lapuk, mengingat dindingnya terbuat dari bilik bambu. Temboknya pun mulai retak. Bahkan, beberapa di antaranya sudah tidak berpenghuni.
Wilayah itu masuk Kampung Cijuhung, RT 03/11, Desa Margaluyu. Rumah-rumah itu dulunya milik pemilik perusahaan karet yang diperuntukan bagi pekerjanya. Namun, sejak perkebunan karetnya diakusisi orang China, banyak pegawai yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Seperti yang dialami Abad (68). Warga asli Cianjur itu sudah berpuluh tahun tinggal di rumah milik perkebunan karet itu. Ia memiliki bertahan meski sudah bukan karyawan tetap lagi.
Baca Juga: Cek Tahapan PPDB DKI Jakarta 2021, Orang Tua Siswa Wajib Tahu
"Dulu mah banyak yang tinggal di sini pekerjaan. Pas dijual ke China tahun 2020-an, pada pindah karena sudah dikasih pesangon," kata Abad.
Sejak dijual kepada orang asing, semua pekerjanya tidak lagi dibayar tetap. Melainkan dibayar harian. Sehingga banyak yang sudah kembali ke daerah asalnya.
Selain itu, perkebunan pun semakin tidak terusus. Apalagi jalannya yang semakin hancur tanpa tersentuh perbaikan. Kondisi yang membuat ia berpikir dua kali untuk menuju perkotaan, kecuali ada hal mendesak dan ada keperluan.
"Naik perahu sebetulnya lebih singkat tapi lumayan ongkosnya. Jalan darat lebih mudah dan efektif tapi kan aksesnya buruk," ujarnya.
Akses yang serba sulit itu juga bukan hanya berdampak terhadap aktivitas perekonomian. Tapi juga kesehatan dan pendidikan. Warga yang sakit atau akan melahirkan terpaksa melintasi danau menuju Cipeundeuy guna mendapatkan pelayanan medis. Bidan terdekat pun, tuturnya, tak sanggup untuk mendatangi warga Cijuhung.
Untuk akses pendidikan, hanya ada SD Negeri Cibungur yang terdekat. Sekolah itu dijadikan satu atap sebab disatukan dengan sekolah SMP. Sementara untuk sekolah jenjang SMA dan sederajat, siswa terpaksa harus menempuh perjalanan lebih jauh.
Berita Terkait
-
Puluhan Warga Cibinong Positif COVID-19 Setelah Kondangan ke Kampung Gantri
-
IPAM Kampung Damai Setop Produksi, 45 Persen Pelayanan Air Bersih di Balikpapan Terganggu
-
Kampung Kelahiran Soekarno
-
32 Santri di Ponpes Kota Bogor Positif Covid-19, Bima Arya: Terpapar dari Kampung
-
Family Gathering, Puluhan Warga Kampung Bahari Ajak Anak Istri Pesta Sabu Bareng Bandar
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
AgenBRILink Permudah Akses Layanan Perbankan bagi Masyarakat di Perbatasan
-
Sindiran Menohok Dedi Mulyadi Pasca Banjir Bandang: Belanda Tinggalkan Gedung Kokoh, Kita Apa?
-
Perintah Keras Wagub Jabar untuk Polisi: Tangkap Pemuda Penghina Sunda!
-
Lupakan Jokes Planet Lain: 5 Hidden Gem Wisata Alam dan Kuliner Kota Bekasi untuk Libur Akhir Tahun
-
Wakil Wali Kota Erwin dan Rendiana Awangga Dicekal Bepergian Usai Jadi Tersangka Korupsi