SuaraJabar.id - Derita yang dialami Endik Sopandi sudah sampai ke telinga keluarganya di Kampung Gamlok, RT 06/07, Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Endik kini berada di Malaysia. Ia berangkat tahun 2015 menjadi Tenaga Kerja Indoensia (TKI), namun nasibnya kini terkatung-katung dan sakit-sakitan. Endik ingin pulang ke tanah air.
Wawang Supriatin (53) istri Endik Sopandi menceritakan kondisi suaminya di sana. Sejak Endik berangkat ke Malaysia, dia mengaku, Endik hanya sesekali mengirim uang karena kehidupannya pun cukup sulit di sana.
"Baru kirim uang sekali, karena kondisinya juga di sana sulit," ujar Wawang saat ditemui di kediamannya, Selasa (15/6/2021).
Selama ini, ia memang masih berkomunikasi dengan suaminya itu. Namun menggunakan ponsel milik kerabatnya di negeri jiran. Ia berharap Endik segera pulang ke Lembang.
"Masih sering komunikasi sama bapak, pinjam handphone punya tetangga soalnya saya enggak punya (hp). Mudah-mudahan ada yang menolong suami, untuk biaya kan kami enggak punya, pengen ketemu lagi sama keluarga," benernya.
Ibu kandung Endik, Sarini (68) menambahkan, anaknya sedang dalam kondisi sakit selama dua tahun terakhir. Pihak keluarga meminta pemerintah membantu memulangkan Endik ke Lembang.
"Ibu mau berusaha gimana, uang dari mana, terima kasih kalau ada yang mau membantu. Maklumlah, kehidupan di sini juga hanya begini," kata Sarini.
Sebelumnya, Endik membagikan kisah pilunya itu lewat kiriman video berdurasi 12 menit. Iaa mengatakan ingin pulang dari Malayasia sebab sudah tak kuat merantau di negeri orang.
Baca Juga: Viral, Perempuan di Depok Jadi Korban Pelecehan Seksual Saat Gowes Sepeda
Endik meminta pertolongan agar bisa dipulangkan dari Negeri Jiran itu lantaran ia sakit-sakitan dan tak punya uang untuk bertahan hidup di perantauan setelah tak mampu bekerja lagi.
Endik menyebut dirinya bekerja sebagai TKI di Malaysia sejak 2015 silam hingga saat ini. Namun beberapa bulan belakangan ia tak lagi dapat bekerja lantaran kondisi kesehatannya kian menurun setiap hari.
Ketika memutuskan untuk menjadi TKI atau kini disebut Pekerja Migran Indonesia (PMI), ia mengaku harus membayar sebesar 38 ribu ringgit atau sekitar 12 juta kepada sebuah agen.
Endik pun diberangkatkan dengan wilayah tujuan Langkawi, Malayasia. Di sana, ia bekerja sebagai sopir di salah satu usaha pencucian kendaraan. Endik hanya bertahan 1,5 tahun lantaran tak betah dengan pekerjaannya.
"Lalu melarikan dari pekerjaan di Langkawi karena enggak tahan. Bekerja hanya dikasih makan sehari sekali. Itu juga hanya mie bukan nasi," ungkap Endik.
Tanpa arah dan tujuan di negeri orang, Endik terus berjalan. Bertanya sana sini ia kemudian diarahkan ke daerah Johor Baru yang tak lain merupakan lokasi keberadaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
Terpopuler
- 3 Pemain Keturunan yang Menunggu Diperkenalkan PSSI usai Mauro Zijlstra
- 'Ogah Ikut Makan Uang Haram!' Viral Pasha Ungu Mundur dari DPR, Benarkah?
- Usai Kena OTT KPK, Beredar Foto Immanuel Ebenezer Terbaring Dengan Alat Bantu Medis
- Eks Feyenoord Ini Pilih Timnas Indonesia, Padahal Bisa Selevel dengan Arjen Robben
- Terbukti Tak Ada Hubungan, Kenapa Ridwan Kamil Dulu Kirim Uang Bulanan ke Lisa Mariana?
Pilihan
-
Hasil Super League: Brace Joel Vinicius Bawa Borneo FC Kalahkan Persijap
-
Persib Bandung Siap Hadapi PSIM, Bojan Hodak: Persiapan Kami Bagus
-
5 Fakta Kekalahan Memalukan Manchester City dari Spurs: Rekor 850 Gol Tottenham
-
Rapper Melly Mike Tiba di Riau, Siap Guncang Penutupan Pacu Jalur 2025
-
Hasil Super League: 10 Pemain Persija Jakarta Tahan Malut United 1-1 di JIS
Terkini
-
7 Fakta Miris Penemuan Jasad Bayi di Sungai Cianjur: Luka Misterius hingga Dugaan Pelaku Orang Luar
-
Keji! Jasad Bayi Ditemukan di Sungai Cianjur dengan Luka Misterius, Polisi Buru Orang Tua
-
7 Fakta Miris Kematian Balita Raya: Bukan Cacing, Sepsis dan Alarm untuk Layanan Kesehatan Kita
-
Menkes Budi: Balita Raya Meninggal Bukan karena 1 Kg Cacing, Tapi Sepsis Akibat Infeksi Kronis
-
Di Balik Tour de Malasari: Blueprint Pemkab Bogor Sulap Desa Terpencil Jadi Mesin Uang Pariwisata