Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 19 Juni 2021 | 10:17 WIB
Muhamad Bayu 20 bulan balita penderita gizi buruk warga Desa Tanjungsari, Kecamatan Arabinta, Cianjur, Jawa Barat, akhirnya meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan di RSUD Cianjur, Jumat (18/6/2021). [ANTARA/ist. Ahmad Fikri]

SuaraJabar.id - Kabar duka datang dari Cianjur, Jawa Barat. Balita penderita gizi buruk Muhammad Bayu warga Kecamatan Agrabinta meninggal dunia.  

Balita yang mengalami gizi buruk itu menjalani perawatan sejak beberapa pekan terakhir di RSUD Cianjur. Ia  meninggal dunia setelah sempat mengalami kritis.

Kasubag Humas RSUD Cianjur Diana Wulandari mengatakan Bayu meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan medis selama beberapa pekan, namun kondisinya terus menurun dan sempat kritis hingga meninggal dunia.

"Selang beberapa hari masuk ruang perawatan, balita tersebut harus masuk ruang HCU karena kondisinya terus menurun. Jumat pagi, kondisinya kritis hingga akhirnya meninggal," kata Diana dilansir dari ANTARA di Cianjur Jumat, (18/6/2021)

Baca Juga: 56 Pengungsi Korban Longsor di Cianjur Positif Corona, Kades Bingung Tempat Isolasi

Ia menjelaskan, pihaknya sesuai dengan perintah Bupati dan Wakil Bupati Cianjur, telah berupaya semaksimal mungkin memberikan pelayan kesehatan untuk Bayu, anak keempat pasangan Ahmidin (38) dan Alia (31) agar sembuh seperti balita lainnya.

"Namun, nasib berkata lain, upaya maksimal yang sudah kita lakukan, tidak membuahkan hasil karena kondisi Bayu terus menurun sejak masuk hingga meninggal dunia," katanya.

Ia menambahkan jenazah Bayu langsung dibawa pulang pihak keluarga untuk dimakamkan di kampung halamannya di Kecamatan Agrabinta.

Pemkab Cianjur menjamin seluruh pembiayaan balita penderita gizi buruk Muhamad Bayu warga Desa Tanjungsari, Kecamatan Arabinta, selama menjalani perawatan di rumah sakit, termasuk biaya untuk keluarga selama mendampinginya.

Wakil Bupati Cianjur, TB Mulyana di Cianjur, mengatakan banyak pasien gizi buruk yang selama ini, terlambat ditangani karena faktor ekonomi dan kurangnya edukasi dari orang tua, ditambah minimnya dana yang dimiliki saat sang anak menjalani perawatan.

Baca Juga: Sering Disiksa Majikan hingga Babak Belur, TKW di Bahrain Minta Dipulangkan

"Sehingga banyak orang tua dari balita gizi buruk yang memilih pulang paksa dan memilih menjalani rawat jalan yang tidak maksimal. Untuk kasus Muhamad Bayu, kita akan tanggung seluruh biaya, termasuk uang saku untuk keluarga yang mendampingi selama perawatan," katanya.

Pihaknya mencatat sepanjang tahun 2021, tercatat ada 43 balita yang menderita gizi buruk dan tahun sebelumnya lebih dari 100 orang balita mengalami hal yang sama, sehingga kasus tersebut, menjadi perhatian serius pemerintah daerah.

Load More