Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 23 Juni 2021 | 15:54 WIB
Ustaz Dadan Supardan, humas sebuah RW di Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Ustaz Dadan ikut menangani jenazah seorang pria yang tinggal satu rumah dengan pasien isolasi mandiri atau isoman COVID-19. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

Kemudian keluarga mulai berdatangan. Termasuk anaknya satu lagi yang tak tinggal di rumah tersebut. Namun dari pihak rumah sakit yang akan mengurus jenazah tak kunjung datang.

"Ada juga adik istrinya sudah kesel pengen segera beres. Akhirnya nunggu udah jelang dzuhur. Kita usaha diturunkan kita menggunakan bambu dan kayu dan sarung. Diiket sehingga bisa digotong," terangnya.

Saat itu, masyarakat memang khawatir dan menyangka jenazah positif COVID-19. Namun, masih ada warga yang bersedia membantu untuk menurunkan jenazah ke tempat pemandian. Kemudian, Dadan mencoba untuk mengkonfirmasi lagi ke pihak desa terkait kedatangan dari pihak rumah sakit.

"Tapi gak jelas mau jam berapa. Akhirnya saya Bismillah kita lanjut pakai APD komplit, saya ikut memandikan sama adik istrinya dan anak laki dan ibunya. Saya yang atur dibantu keluarga (mengkafani). Selesai kita mandikan jam 2 (siang) sudah selesai, kita salatkan," ujar Dadan.

Baca Juga: Anies: Wisma Atlet untuk Pasien COVID-19 Bergejala, Rusun Nagrak Tanpa Gejala

Kemudian sekitar pukul 14.30 WIB, jenazah dikebumikan tanpa menggunakan protokol pemakaman COVID-19. Warga tersebut dikebumikan seperti biasanya sebab belum diketahui apakah positif atau tidak.

"Karena ini posisinya belum dinyatakan positif karena belum swab, seperti biasa saja," ujarnya.

Jadi, tegas Dadan, informasi yang viral di Twitter bahwa jenazah dikuburkan hanya oleh keluarganya itu tidak benar. Sebab, pengurus RT, RW dan masyarakat ada yang membantu meski diselimuti rasa kekhawatiran.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Baca Juga: KLHK Lepasliarkan Satwa Dilindungi di Jambi

Load More