SuaraJabar.id - Kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat yang diterapkan pemerintah membuat ratusan pekerja di salah satu mal Kota Tasikmalaya dirumahkan.
Imbasnya mereka tidak mendapatkan penghasilan untuk menyambung hidup.
Keluh kesah itu disampaikan seorang karyawan yang bekerja di bagian fashion mal tersebut, Erwin Rizki. Dia mengemukakan, dampak dirumahkan tersebut membuat dirinya dan karyawan lainnya kehilangan pendapatan.
“Karena memang kan kalau karyawan mall itu gajinya itu per satu hari hitungannya. Kalau tidak masuk berarti tidak ada gaji sama sekali. Imbas dari PPKM ini pemerintah juga harus memperhatikan bagaimana kondiri orang-orang yang dirumahkan seperti kami,” katanya seperti dilansir Harianrakyat.com-jaringan Suara.com pada Senin (5/7/2021).
Baca Juga: Ogah Isolasi di Rumah Sakit, Warga Tasikmalaya Kabur Naik Angkot Pulang ke Rumahnya
Dia berharap dengan pemberlakukan PPKM juga didukung dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat yang .
“PPKM boleh tapi harusnya seperti negara-negara lain, kebutuhannya dipasok, kemudian harus mempertimbangkan bagaimana kondisi perekonomian orang-orang yang dirumahkan,” jelasnya.
Erwin mengaku, hingga kini bingung untuk mendapat pemasukan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Karena dia tidak bisa kerja sampingan, lantaran disarankan diam di rumah dan tidak boleh bepergian.
“Karena itu, harapannya ada bantuan dari Pemerintah Kota Tasikmalaya untuk meminimalisir keadaan ekonomi kita karyawan mall yang sedang dirumahkan,” katanya.
Dia mengemukakan, jumlah karyawan mal yang dirumahkan ditempatnya ada ratusan orang.
Baca Juga: Terpaksa Isoman karena RS Penuh, Pasien COVID-19 di Tasikmalaya Akhirnya Meninggal Dunia
Kini di mal tersebut, hanya tersisa karyawan supermarket, hotel dan apotek saja yang masuk kerja.
“Selebihnya itu dirumahkan seperti karyawan fashion dan staf-stafnya juga. Kita dirumahkan dari tanggal 3 sampai 20 Juli 2021, itu waktu yang tidak sangat singkat alias lama,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Tasikmalaya Rahmat Mahduda menegaskan, meskipun karyawan mal dirumahkan, harusnya tetap mendapat bayaran dari perusahaan.
“Harus dibayar dan ada kesepakatan juga antara karyawan dan pihak mall tersebut,” singkatnya.
Berita Terkait
-
MK Ubah UU Cipta Kerja: Apa Kabar Gaji Karyawan?
-
Demo di Kemnaker, Buruh Minta Permenaker Baru Soal Upah Sesuai Putusan MK
-
Menkopolkam Wanti-wanti Kepala Daerah Soal UMP: Terlalu Tinggi Bisa Ganggu Perekonomian
-
Budi Gunawan: UMP Terlalu Tinggi dan Tak Rasional Bisa Ganggu Pertumbuhan Ekonomi
-
Rumusan UMP DKI 2025 Dibahas Besok, Akankah Tuntutan Buruh Terpenuhi?
Terpopuler
- Harta Kekayaan Roy Suryo yang Dituduh sebagai Pemilik Akun Fufufafa
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Beda Respons Ariel NOAH dan Raffi Ahmad Kunjungi Patung Yesus Sibea-bea
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Innalillahi, Elkan Baggott Bawa Kabar Buruk Lagi H-1 Timnas Indonesia vs Jepang
Pilihan
-
Penyerangan Brutal di Muara Komam: Dua Korban Dibacok, Satu Tewas di Tempat
-
Kata Irfan Setiaputra Usai Dicopot Erick Thohir dari Dirut Garuda Indonesia
-
5 Rekomendasi HP Rp 6 Jutaan Spek Gahar, Terbaik November 2024
-
Lion Air Bikin Aturan Baru Mulai 1 Desember: Bawa Kardus Besar, Siap-Siap Rogoh Kocek Lebih Dalam!
-
Emiten Leasing Boy Thohir PHK Ribuan Pekerja dan Tutup Kantor
Terkini
-
Local Media Community 2024 Roadshow Class Tasikmalaya: Media Lokal Perlu Diversifikasi Sumber Pendapatan
-
4 Santri Tewas Tertimbun Tanah Longsor di Sukabumi, BPBD Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Tersedia 100 Ribu Hadiah Termasuk BMW 520i M Sport di BRImo FSTVL, Ini Cara Memenangkannya!
-
Lewat Tanya Sabrina, Kamu Bisa Cari Rekomendasi Merchant Hiburan saat Weekend
-
Pj Gubernur Jabar: 29 Orang Jadi Korban Kecelakaan Tol Cipularang