Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Senin, 12 Juli 2021 | 15:50 WIB
tukang cilok nyentrik di Kota Banjar. [HR Online]

SuaraJabar.id - Seorang pria bernama Pahlevi Edyan (25) menarik perhatian warga Kota Banjar lewat penampilan uniknya. Pria itu mengenakan baju rapi plus dasi layaknya pekerja kantoran saat berkeliling menjajakan cilok jualannya.

Penampilan Pahlevi yang nyentrik kerap menjadi daya tarik bagi pembeli. Saat berkeliling atau mangkal di pinggir jalan, ia selalu menjadi perhatian warga yang melintas.

Tak sedikit warga yang tertarik dengan penampilannya kemudian menepi dan membeli cilok dagangannya.

Ia pun dengan cekatan melayani konsumennya yang menghampirinya di lokasi tersebut.

Baca Juga: Bikin Ngelus Dada! Viral 5 Potret Warung Unik, Taruh Barang dengan Posisi Tak Terduga

“Baru empat hari saya jualan cilok,” katanya, Senin (12/7/2021).

Ia mengaku sebelum berjualan cilok sempat membuka warung di sekitar sekolah. Namun karena adanya pandemi dan kegiatan belajar secara tatap muka dihentikan sementara, membuat usahanya semakin tak menentu.

“Sejak adanya Corona, saya berhenti jualan. Saya kira hanya sebentar saja dan ternyata lama juga,” imbuhnya.

Lantaran modal usahanya semakin menipis untuk memenuhi kebutuhan selama pandemi ini, ia pun memilih jalan ngojek ke teman maupun warga yang membutuhkan.

Namun, karena situasi semakin tak menentu membuat ia berpikir untuk berjualan lagi dengan ikut ke orang lain.

Baca Juga: Penutupan Toko Non-Esensial Dinilai Bunuh Rakyat secara Perlahan

“Kan modal saya habis, jadi mau bagaimana lagi. Akhirnya saya ikut jualan cilok jebleh ini ke Kang Irfan orang Neglasari Banjar,” ucapnya.

tukang cilok nyentrik di Kota Banjar. [HR Online]

Saat akan memulai dagang cilok, ia berpikir bagaimana caranya agar menyedot perhatian para pembelinya. Ia pun mencari inspirasi dengan membuka internet.

Akhirnya, setelah berpikir cukup panjang ia memutuskan untuk menggunakan pakaian rapih seperti halnya pekerja kantoran, mulai pakai kemeja, dasi, celana kain serta memakai sepatu pantofel.

“Alhamdulillah ide saya dibolehkan sama Kang Irfan untuk jualan cilok. Di hari pertama penjualan lumayan, dan berikutnya semakin banyak,” ujar pria asal Desa Binangun, Kecamatan Pataruman ini.

Saat berjualan dengan gaya nyentrik ini, Pahlevi mengaku banyak tanggapan dari warga, ada yang memberikan dukungan untuk selalu semangat mencari rezeki maupun bertanya-tanya soal gayanya itu sambil membeli.

Karena sejak awal niat dengan gaya seperti itu, sehingga ia pun siap dengan tanggapan beragam dari warga.

Adanya pandemi covid-19 dan penerapan PPKM meski berpengaruh terhadap usahanya barunya itu, namun ia mengaku optimis dan berharap situasi bisa segera normal lagi.

Sementara itu, Irfan Septian Nurjaman (33), pemilik usaha, mengapresiasi Pahlevi yang mempunyai ide saat gabung dengan konsep tukang cilok berdasi, bahkan menunjukkan seragam untuk jualan awal komunikasi.

Kegiatan usaha yang ia bangun sejak Desember 2018 lalu ini awal-awalnya hanya di stand sekitar minimarket yang ada di Banjar. Namun sekitar 2 tahun terakhir beralih menggunakan gerobak maupun motor.

“Adanya pandemi ini berpengaruh sekali, sekitar 20-30 persen penurunannya. Makanya dengan adanya kreativitas ini saya senang sekali, apalagi demi mendongkrak penjualan,” ujarnya melalui sambungan telepon.

Meskipun ia sendiri tidak menekan mitra kerjanya harus bergaya seperti itu, akan tetapi pada prinsipnya adalah bagaimana penjualan bisa sesuai harapan.

Dalam sehari, ia mampun memproduksi sekitar 2000-2500 butir cilok untuk 8 mitranya yang tersebar di Banjar, Tambaksari, dan Manganti Lakbok.

“Kalau mau gabung tidak ada persyaratan khusus, yang penting dia serius dan bertanggungjawab, syukur punya kreativitas seperti tukang cilok berdasi ini. Semoga makin laris,” pungkasnya.

Load More