SuaraJabar.id - Setiap Juli hingga Oktober, warga Kabupaten majalengka selalu didatangi angin kumbang atau sering disebut angin lalakina. Angin ini disebut bisa menyibakkan rok perempuan.
Tak ayal, orang tua di Majalengka biasanya meminta anak mereka untuk mewaspadai kehadiran angin lalakina sebelum keluar rumah.
Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kertajati, Majalengka juga meminta warga untuk mewaspadai munculnya angin lalakina. Pasalnya, angin ini bisa berhembus cukup kencang dan bisa berpengaruh pada kesehatan.
Namun, Tahukah Angin Kumbang Kenapa Disebut Angin Lalakina? Ini Faktanya:
Baca Juga: Waspada! Gelombang Laut Selatan Sukabumi Capai Enam Meter
1. Asal Nama Lalakina
Berdasarkan keterangan dari berbagai sumber, bahwa angin kumbang disebut angin lalakina, karena angin yang terjadi di Kabupaten Majalengka ini, bisa sangat besar, bahkan bisa menyingkapkan rok para perempuan bagi yang mengenakan rok lebar.
Ketika angin besar, kaum perempuan yang mengenakan rok lebar akan kesulitan mengendalikan roknya, lantaran akan menyingkap ke atas dan rambut pun kusut tertiup angin. Bahkan, kedua tangan pun akan repot menahan rok yang tersingkap dan wajah 'merem' terkena hempasan angin bercampur debu.
Biasanya kalau sudah angin besar rok tersingkap, ketika ini terjadi dan tengah berjalan kaki, maka kedua tangan sibuk merapihkan rok, sambil membelakangi arah angin seraya mata 'merem'.
Hal tersebut, agar wajah tidak terkena debu. Sehingga banyak yang menyebut angin kumbang itu disebut angin lalakina bagi masyarakat Kabupaten Majalengka.
Baca Juga: BMKG: Suhu Panas Terdeteksi di Lima Titik Pulau Sumba
2. Dampak Angin Kumbang atau Angin Lalakina
Seperti diberitakan sebelumnya, dampak dari munculnya angin kumbang ini akan terjadi kenaikan suhu udara mencapai 38 derajat celsius.
Akibat terjadinya penurunan kelembaban udara hingga dapat mencapai 20 persenan, serta peningkatan kecepatan angin mencapai ratusan km per jam.
"Pada saat muncul angin kumbang disarankan agar masyarakat lebih banyak mengonsumsi air minum," ungkap Prakirawan BMKG Kertajati, Majalengka, Ahmad Faiz Zyin, Rabu (14/7/2021).
3. Angin Kumbang atau Angin Lalakina Berasal dari Gunung Ciremai
Menurut Ahmad Faiz Zyin, munculnya angin kumbang juga ditandai dengan penurunan kelembaban udara antara 5 hingga 34 persen per jam pada pagi hingga siang hari.
Angin kumbang, menurut Faiz Zyin, merupakan angin Fohn, angin yang bertiup turun sepanjang lereng gunung menuju dataran yang lebih rendah dengan suhu udara yang tinggi, dengan tingkat kelembaban udara yang rendah.
"Untuk wilayah Majalengka, Cirebon dan Kuningan, angin kumbang ini berasal dari Gunung Ciremai," ujarnya.
4. Hindari Pepohonan yang Rimbun dan Tinggi
Ketika musim angin kumbang, masyarakat diminta menghindari pepohonan yang rimbun dan tinggi untuk menjaga kemungkinan pohon tumbang, akibat tiupan angin besar tersebut.
Wilayah Kabupaten Majalengka sendiri sudah memasuki musim kemarau sejak Juni lalu, namun demikian musim kemarau bukan berarti tidak ada hujan sama sekali, karena hujan masih tetap ada dengan intensitas curah hujan di bawah 155 mm per bulan.
Pada umumnya dikatakan Faiz Zyin, musim kemarau tahun ini diprakirakan bersifat di atas normal, yang berarti kondisi curah hujannya lebih banyak dari tahun 2020 lalu atau dari rata-rata normalnya.
5. Suhu Udara Terasa Dingin
Menurut Faiz Zyin, beberapa hari kemarin suhu udara terasa dingin pada malam dan pagi hari. Ini disebabkan adanya pergerakan massa udara dingin dan kering dari Australia ke Asia yang melewati wilayah-wilayah Indonesia.
"Saat musim kemarau tiupan awan sedikit, atau bisa dikatakan tidak ada, sehingga bumi ini jadi semacam tidak berselimut, lalu panas yang diserap pada siang hari akan sangat mudah dilepas pada malam hari, sehingga malam hari terasa lebih dingin dari biasanya," jelasnya.
6. Pakai Masker dan Lotion hingga Kaca mata
Pada saat muncul Angin Kumbang atau angin lalakina, selain disarankan agar masyarakat Kabupaten Majalengka lebih banyak mengonsumsi air minum juga sebaiknya memakai pelembab. Karena kulit akan kering, menggunakan tabir surya dan persiapan luar ruangan lainnya seperti kaca mata dan masker di samping mengantisipasi paparan virus Covid-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- Serie A Boy: Joey Pelupessy Keceplosan Ungkap Klub Baru Jay Idzes?
- 7 Mobil Bekas Senyaman Innova: Murah tapi Nggak Pasaran, Mulai Rp70 Jutaan, Lengkap dengan Pajak
- Visa Furoda Tak Terbit, Ivan Gunawan Tetap Santai Bagi-bagi Makanan di Madinah
- Honda GL Max Lahir Kembali untuk Jadi Motor Pekerja, Harga Setara CB150 Verza
- 5 Moisturizer Lokal Terbaik 2025, Anti Mahal Kualitas Setara Brand Internasional
Pilihan
-
3 HP Kamera Terbaik se-Dunia: Harga di Bawah Rp10 Juta, Performa Lebihi Spek Dewa
-
Terbukti! Viral Video Dedi Mulyadi Peringatkan Tambang Batu 3 Tahun Lalu, Kini Longsor Telan Korban
-
Pendidikan Wamenaker Immanuel Ebenezer, Pernyataannya Sering Tuai Kontroversi: Terbaru, Pecat HRD!
-
9 Mobil Bekas Murah Tahun Muda di Bawah Rp100 Juta, Kabin Nyaman Muat 8 Penumpang
-
7 Rekomendasi HP Murah untuk Anak Sekolah, RAM Besar Punya Spek Mewah
Terkini
-
Tragedi Gunung Kuda Cirebon, Ini Identitas 19 Korban Tewas Longsor Tambang
-
DANA Kaget Ratusan Ribu Rupiah Hanya Tersedia Malam Ini
-
Tragedi Gunung Kuda Cirebon, 2 Tersangka Ditetapkan dan Tambang Ditutup Permanen
-
Program BRInita Menjangkau 31 Lokasi di 15 Provinsi di Indonesia
-
Kabar Gembira untuk Warga Jabar, Dapatkan Saldo DANA Gratis Hingga Ratusan Ribu di Sini