Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 16 Juli 2021 | 17:40 WIB
Istri Gubernur Jawa barat Ridwan Kamil, Atalia Praratya atau yang akrab disapa Bu Cinta meninjau vaksinasi COVID-19 di Kota Cimahi, Jumat (16/7/2021). [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

SuaraJabar.id - Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya Kamil atau yang akrab disapa Bu Cinta berharap dimulainya vaksinasi COVID-19 bagi anak sekolah usia 12-17 tahun menjadi sinyal kuat bakal dimulainya Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Hal tersebut dikatakan Bu Cinta usai mengunjungi gebyar vaksin di Cimahi Techno Parkir (CTP) pada Jumat (16/7/2021). Dikatakannya, vaksin ini merupakan bentuk upaya untuk mengendalikan COVID-19 di Jawa Barat.

"Kalau dilakukan pada anak sekolah juga kita bisa bertahap segera melaksanakan kegiatan pembelajaran secara langsung," ujar Bu Cinta.

Untuk itu, istri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil itu sangat menyambut baik dimulainya vaksin untuk anak usia 12-17 tahun.

Baca Juga: Lagi, Indonesia Terima 1,4 Juta Vaksin Sinopharm asal China untuk Vaksinasi Gotong Royong

Sebab anak-anak juga selama ini sangat terdampak dengan adanya pandemi COVID-19 yang mewabah sejak tahun lalu.

Mereka terpaksa harus belajar di rumah secara daring selama setahun lebih.

"Mereka harus belajar jarak jauh terus menerus, dan vaksinasi ini jadi upaya agar anak-anak juga memiliki kekebalan," ungkap Atalia.

Kendati demikian, Atalia mengaku sadar betul jika banyak orangtua yang tidak mengizinkan anak mereka untuk mendapatkan suntik vaksin COVID-19.

"Betul pasti ada yang seperti itu. Tapi yang perlu dilakukan pada orangtua yang menolak anaknya divaksin itu dengan sosialisasi dan edukasi. Memang ini jadi fenomena di masyarakat, termasuk karena hoaks yang beredar akhirnya banyak penolakan," kata Atalia.

Baca Juga: Kabar Baik, IDAI: KIPI Vaksin Covid-19 Anak Jarang Ditemukan

Dirinya juga meminta agar orangtua tak perlu terlalu khawatir soal vaksinasi COVID-19 bagi anak. Apalagi selama vaksinasi di Kota Bandung berjalan tak ada laporan efek setelahnya.

"Kalau banyak yang menanyakan bahwa ada yang divaksin kemudian sakit, kita kan perlu lihat dulu latar belakangnya seperti apa. Apakah ada komorbid atau seperti apa kan nanti ditindaklanjuti dan dilakukan riset lanjutan," imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, Anak sekolah yang berusia 12-17 tahun di Kota Cimahi bakal mendapat giliran untuk mendapatkan vaksin COVID-19. Mereka rencananya bakal disuntikan dosis pertama pada pekan depan.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi, Harjono mengatakan, berdasarkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) ada sekitar 34.682 siswa yang diproyeksikan mendapatkan vaksin COVID-19.

"Tapi jumlah tersebut masih bisa berubah. Baik berkurang atau bertambah. Memang kalau data awal cukup banyak juga," kata Harjono kepada Suara.com, Kamis (15/7/2021).

Jumlah tersebut, kata Harjono, dihimpun dari semua sekolah SD dan SMP negeri maupun swasta hingga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Kota Cimahi yang memang berusia 12-17 tahun.

"Kecuali yang anak SMP yang sudah lulus itu gak masuk hitungan sementara. Kemudian anak kelas 6 SD yang baru lulus juga kan belum tentu sekolah di Cimahi lagi," ungkap Harjono.

Untuk anak sekolah jenjang SMA/SMK sederajat, ujar dia, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII. Sebab, untuk jenjang SMA/SMK menjadi kewenangan Pemprov Jabar.

Rencananya, lanjut Harjono, pihaknya akan memulai vaksinasi COVID-19 untuk siswa berusia 12-17 tahun pekan depan. Namun pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Cimahi terlebih dahulu.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Load More