Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Senin, 26 Juli 2021 | 10:54 WIB
Peti mati tergeletak di pinggir jalan di sekitar Pusdiklat KS. [Bantennews]

SuaraJabar.id - Warga Cilegon, Provinsi Banten dihebohkan dengan penemuan peti mati misterius yang tergeletak di pinggir Jalan Cilegon, Provinsi Banten.

Peti mati dengan lambang salib di bagian atas tersebut tergeletak di tepatnya di Jalan sekitar Pusdiklat PT Krakatau Steel atau KS.

Keberadaan peti mati misterius yang tergeletak di pinggir jalan itu membuat warga ketakutan.

Mereka takut jika peti mati itu merupakan peti mati bekas pasien Covid-19 yang jenazahnya diambil paksa.

Baca Juga: PPKM Dilonggarkan, Epidemiolog Ingatkan Pemerintah Harus Perbanyak Testing

“Warga melihatnya sekitar jam 13.45 WIB. Sepertinya sengaja dibuang di pinggir jalan,” ujar Ahmad warga sekitar, Minggu (25/7/2021) dikutip dari Suarabanten.id.

Warga berharap ada petugas yang mengevakuasi peti mati tersebut. Sebab, warga tak berani mengambilnya karena khawatir tertular Covid-19.

“Warga khawatir bekas jenazah Covid-19 yang diambil paksa,” katanya.

Kasus pengambilan paksa jenazah Covid-19 memang kerap terjadi. Terbaru, Puluhan orang menggeruduk puskesmas menjemput paksa jenazah Covid-19 lalu mengangkutnya memakai mobil pikap dan dibawa pulang.
Mereka merupakan warga Desa Mangli Kecamatan Pujer, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.

Mereka bahkan berani menantang polisi dan TNI yang berjaga di sana. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 10.00-11.00 WIB. Sempat terjadi adu mulut dan saling dorong antar keluarga jenazah vs aparat. Kedua kubu bahkan nyaris bentrok di depan puskesmas

Baca Juga: Korupsi Parah, Pengangguran dan Wabah Corona, Pemerintah Tunisia Dibubarkan

Karena massa dan keluarga jenazah pasien Covid-19 itu sudah tidak bisa dihalau, sehinggakepolisian dan petugas di puskesmas membiarkan jenazah dibawa dan diangkut oleh keluarga menggunakan mobil pikap.

Kepala Puskesmas Pujer, dr. Wijayanto. Ia menerangkan, jenazah Covid tersebut merupakan warga Desa Mangli yang merupakan pasien dengan rapid antigen reaktif dan memiliki komorbid penyakit jantung.

Namun saat hendak dirujuk ke rumah sakit daerah lanjut Wijayanto, pasien dan keluarga menolak. Kemudian meninggal setelah dilakukan perawatan sekitar tiga hari.

"Kira-kira meninggalnya antara jam 9-10 an itu," katanya dikutip dari Suarajatim.id, Senin (26/7/2021).

Load More