SuaraJabar.id - Peneliti dan Badan Penanggulangan bencana Daerah sempat mendapat kendala dengan penyebab yang misterius saat melakukan survei di lokasi bencana pergerakan tanah di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat.
Saat itu, drone atau pesawat nirawak yang mereka bawa tak mampu mengudara meski mesinnya telah menyala.
Saat dicek, mereka tidak menemukan kerusakan yang dapat membuat drone itu tak bisa terbang.
Mereka baru bisa menerbangkan drone untuk melakukan survei lahan dari atas setelah diadakan ritual permisi dengan doa oleh tokoh masyarakat setempat.
Baca Juga: Bogor-Sukabumi Hanya 2 Jam, Tol Cibadak Bakal Rampung Desember 2021
Cerita ini dibagikan oleh Plt Kepala BPBD Kabupaten Sukabumi, Anita Mulyani.
Bersama jajarannya ia ikut dalam peninjauan lokasi permukaan tanah di Desa Pasir Suren Kecamatan Palabuhanratu. Dalam prosesnya peneliti dari Badan Geologi membutuhkan dokumentasi dari atas menggunakan drone.
Namun, kamera terbang yang dikendalikan dengan remot control ini tiba-tiba tak mau melayang.
Padahal mesin menyala dan tidak ditemukan kendala apapun terkait teknis dari alat tersebut.
"Saat akan menaikkan drone .. berulang2 drone tidak mau naik.. berapa kali tehnisi mencoba mengutak ngatik alat nya dan tetap tidak naik," tulis Anita di akun medsosnya dikutip dari Sukabumiupdate.com-jejaring Suara.com, Rabu (11/8/2021).
Ditengah kebingungan karena drone tak mau terbang, datang warga yang merupakan sesepuh di lokasi tersebut. Menurut Anita, kemudian ada komunikasi antara tim dengan warga tersebut.
"Beliau hanya bilang kita tidak kulonowun alias punten alias permisi," sambung Anita.
Baca Juga: Tol Cigombong - Cibadak Diharapkan Rampung pada Akhir 2021
Kemudian Anita bersama jajarannya dan peniti melakukan doa bersama dipimpin oleh sesepuh kampung.
Percaya tak percaya, setelah doa selesai, drone mampu terbang tinggi melakukan tugasnya untuk merekam hamparan di lokasi tersebut.
"Akhirnya drone naik dengan sempurna.. aya aya wae... permisi atuh mbah," lanjut Anita di postingan yang disertai foto drone saat terbang.
Saat dikonfirmasi, Anita menjelaskan bahwa kedatangan mereka dalam rangka meninjau lokasi di Pasir Suren yang mengalami bencana pergerakan tanah.
Ia dan sejumlah petugas BPBD Kabupaten Sukabumi menemani tim dari peneliti yang ingin mengumpulkan data di lokasi tersebut.
"Tadi hanya melakukan survei di lokasi tersebut," tegasnya.
Berita Terkait
-
Krisis Iklim Mencuri Masa Depan: Generasi Muda Jadi Korban Utama Bencana Alam
-
Longsor Tambang Galian Gunung Kuda, Korban Meninggal Bertambah Jadi 17 Orang
-
Kisah Sukses Mitigasi Bencana: Sistem Peringatan Dini di Alpen Selamatkan Ratusan Nyawa
-
Mengenang 19 Tahun Bencana Lumpur Lapindo, Penampakan Lokasi Terkini
-
Jalan Poros Samarinda-Balikpapan Amblas, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Terpopuler
- Jelang Lawan Timnas Indonesia, Pemain China Emosi: Saya Lihat Itu dari Kamar Hotel
- Jay Idzes Akhirnya Pamerkan Jersey Biru Bergaris!
- Dear Erick Thohir! Striker Pencetak 29 Gol Keturunan Kota Petir Ini Layak Dinaturalisasi
- Kontroversi Bojan Hodak di Kroasia, Sebut Persib Bandung Hanya Tim Papan Bawah
- 7 Rekomendasi Mobil Murah dengan Sunroof, Harga mulai Rp 80 Jutaan
Pilihan
-
Ustaz Yahya Waloni Meninggal Dunia saat Khutbah Jumat, Ini Profilnya
-
12 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Juta Bukan Innova, Kabin Lapang Muat Banyak Keluarga
-
3 Rekomendasi HP Murah Terbaik 2025: Harga Mulai Rp 300 Ribuan, RAM 6 GB dan Cocok untuk Pelajar!
-
7 Rekomendasi Hybrid Sunscreen SPF 50, Tangkis Sinar UV Cegah Penuaan Dini
-
Daftar 7 Mobil Bekas Murah Semewah Alphard, Harga Mulai Rp 60 Jutaan dan Nyaman Buat Keluarga!
Terkini
-
Bangkai Macan Tutul Jawa Ditemukan Membusuk di Garut, Diduga Akibat Jebakan
-
Tips Merancang Kegiatan Produktif Saat Liburan Idul Adha
-
Terungkap di Sidang Korupsi NPCI Jabar: Saksi Beberkan Kevin Fabiano Beli Sepatu Sesuai Anggaran
-
Mengerikan! Begini Kondisi Air Liur Para Perokok
-
Jusuf Kalla Minta Pemerintah Jangan Hanya Salahkan Preman, Tapi..