SuaraJabar.id - Sektor kuliner di Kabupaten Bandung Barat (KBB) sedikit bergairah seiring diperbolehkannya pengunjung makan di tempat di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Level 4.
Namun hal itu tidak berlaku bagi objek wisata. Mereka masih dilarang beroperasi setidaknya hingga PPKM Level 4 berakhir pada 23 Agustus 2021 mendatang.
Tak boleh beroperasi, objek wisata di Lembang menjadi sepi dan mirip kota mati.
Berdasarkan pantauan Suara.com pada Kamis (19/8/2021) di kawasan Lembang, arus lalu lintas terpantau lengang. Kendaraan pun masih didominasi pelat Bandung Raya atau D yang merupakan warga lokal.
Baca Juga: Mengenal Bone Broth, Kaldu Kaya Nutrisi yang Jadi Tren Hidup Sehat di Dunia
Diperbolehkannya kafe dan restoran untuk menerima konsumen makan di tempat atau dine in dengan pembatasan ketat sedikit menjadi pembeda dari beberapa pekan lalu. Seperti hanya untuk sekedar makan atau menikmati kopi.
General Manajer Terminal Wisata Grafika Cikole (TWGC), Sapto Wahyudi berharap objek wisata di Bandung Barat segera dibuka kembali.
Sebab, kata dia, ada banyak orang yang menggantungkan rezeki dari kegiatan wisata ini.
"Kita masih tutup ikut aturan pemerintah. Tapi restoran sama penginapan buka sesuai aturan," kata Sapto kepada Suara.com, Kamis (19/8/2021).
Ditegaskan Sapto, pengunjung yang datang ke TWGC hanya dibatasi untuk makan saja. Tidak ada aktivitas untuk menikmati wahana rekreasinya.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Olahan Mie ala Korea, Bisa Bikin Ketagihan!
Bagi yang ingin menikmatinya kuliner di tengah hutan objek wisata tersebut pun, sebelumnya pengelola mematok tarif Rp 50 ribu.
"Restoran tetap buka cuma aturan resto belakangan hutan harus beli dulu (makanan) minimal Rp 50 ribu. Segmennya jalan-jalan gak masuk. Kita masih restoran sama penginapan," jelas Sapto.
Selain itu, bagi masyarakat yang ingin menikmati makan ditengah hutan pinus, pengelola TWGC mensyaratkan sertifikat vaksin COVID-19.
"Syarat vaksin. Kemarin ada yang nanya mau makan doang 30 orangan, nanyain vaksin. Karena diwajibkan, gak jadi," ungkapnya.
Diakuinya sejak pemerintah meperbolehkan makan ditempat ditengah PPKM Level 4 ini, ada peningkatan okupansi kunjungan hanya untuk menikmati kuliner di TWGC. Selain itu, okupansi penginapan pun ada peningkatan.
"Kalau weekend ada peningkatan. Saat awal hanya 1 atau dua keluarga, tapi sekarang bisa 10-15 keluarga ada. Penginapan juga ada 20 persen terisi dari total kapasitas," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Punya Banyak Manfaat, Lezatnya Unagi Khas Jepang Kini Bisa Dinikmati Warga Jakarta di Unagi Kurofune
-
Steak Wars di Ironwood, Ajang Adu Rasa dan Teknik Dua Maestro Kuliner
-
Barbeque on the Height: BBQ View 360 di INNSiDE by Melia Yogyakarta
-
Dari Resep Rahasia Chef Hingga Literasi Keuangan: Ini Rahasia Bikin UMKM Naik Kelas
-
Ireco Ice Cream: Surganya Es Krim Estetik Dekat Candi di Malang
Tag
Terpopuler
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
- Moto G100 Pro Resmi Debut, HP Murah Motorola Ini Bawa Fitur Tangguh dan Baterai Jumbo
- 5 HP Harga Rp1 Jutaan RAM 8/256 GB Terbaik 2025: Spek Gahar, Ramah di Kantong
- 45 Kode Redeem FF Max Terbaru 4 Juli: Klaim Gloo Wall, Bundle Apik, dan Diamond
Pilihan
-
8 Pilihan Sepatu Gunung Hoka: Cengkeraman Lebih Kuat, Mendaki Aman dan Nyaman
-
Daftar 6 Sepatu Diadora Murah untuk Pria: Buat Lari Oke, Hang Out Juga Cocok
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Baterai Jumbo Terbaik Juli 2025, Lebih dari 5.000 mAh
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Juli 2025, Multitasking Pasti Lancar!
-
Sekali klik! Link Live Streaming Piala Presiden 2025 Persib vs Port FC
Terkini
-
Buruan Klaim! 3 Link DANA Kaget Hari Ini, Dapatkan Saldo DANA Gratis Hingga Rp500 Ribu!
-
Piala Presiden 2025: Polda Jabar Terjunkan 2.632 Personel, Libatkan Jibom Amankan Si Jalak Harupat
-
8 Link DANA Kaget 3 Juli 2025, Segera Klaim Saldo DANA Gratis Hingga Rp500 Ribu
-
Welas Asih Nama Baru RSUD Al-Ihsan, Dedi Mulyadi Beberkan Maksud di Baliknya
-
Gempa Frekuensi Rendah di Tangkuban Parahu Tembus Rekor: Aktivitas Masih Normal