SuaraJabar.id - Habib Bahar bin Smith kembali menjadi sorotan publik usai terlibat kasus penganiayaan dengan korban terpidana kasus mutilasi, Ryan Jombang.
Habib Bahar dikabarkan memukuli Ryan Jomban di Lapas Gunung Sindur, Bogor karena masalah utang-piutang.
Menanggapi kasus inim pegiat media sosial Denny Siregar menilai Habib Bahar bin Smith berani melawan Ryan Jombang terpidana kasus mutilasi itu karena banyak teman di Lapas Gunung Sindur.
Melalui akun Twitter miliknya, Denny Siregar menulis jika Habib Bahar duel berdua dengan Ryan Jombang maka akan bernasib berbeda.
"Bahar Smith mukul Ryan Jombang terdakwa mutilasi. Si Bahar beraninya karena banyak teman doang. Coba berdua aja sama si Ryan. Kasih deh maksimal 2 malam, kencing kencing deh lu," tulisnya, dikutip dari Suarabogor.id.
Habib Bahar dilaporkan ke Bareskirm Polri
Kasus penganiayaan yang dilakukan Habib Bahar kepada Ryan Jombang di Lapas Gunung Sindur menjadi panjang. Terbaru ini, kuasa hukum Ryan Jombang laporkan Habib Bahar ke Bareskrim Polri.
Sebelumnya, Habib Bahar aniaya Ryan Jombang di Lapas Gunung Sindur gara-gara uang ratusan ribu.
Benny Daga, kuasa hukum Ryan Jombang mengatakan apa yang menimpa kliennya bukanlah perkelahian tetapi penganiayaan. Dia ingin meluruskan informasi simpang siur yang beredar terkait kliennya, termasuk pernyataan yang disampaikan oleh Kalapas Gunung Sindur dan Humas Ditjen PAS Kemenkumham.
Baca Juga: Tantang Habib Bahar di Ring MMA, Pablo Benua: Apakah Ini Orang Pantas Dijadikan Ulama?
"Bukan perkelahian, tetapi itu peristiwa pemukulan diduga penganiayaan oleh Bahar kepada klien kami, Ryan Jombang," ujar Benny, disitat dari Antara, Kamis (19/8/2021).
Menurut Benny, informasi yang diterimanya dari Ryan, dugaan penganiayaan itu terjadi karena uang kliennya dipinjam oleh Bahar bin Smith secara bertahap, beberapa kali dengan jumlah tertentu.
Nominal uang yang dipinjamkan sebesar Rp10 juta. Benny membantah jika kliennya mencuri uang, keterangan yang ada bahwa uang kliennya dipinjam oleh Bahar bin Smith.
"Lalu ketika hendak diminta kembali uangnya, enggak pernah dikembalikan uang itu. Yang ada klien kami dianiaya," beber Benny.
Peristiwa dugaan penganiayaan itu, kata Benny, terjadi Senin (16/8) sekitar pukul 12.00 WIB. Saat itu kliennya sedang berangkat shalat, lalu dipanggil oleh petugas lapas untuk datang ke depan.
Ternyata, lanjut Benny, ketika kliennya ke depan, sudah ada massa dalam jumlah banyak. Massa itu diduga dari luar lapas bukan massa di dalam lapas.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
Anggota DPD RI Apresiasi Danantara Akuisisi Hotel dan Real Estate di Makkah
-
Hingga 18 Desember 2025, BRI Group Telah Laksanakan 40 Aksi Tanggap Darurat di Daerah Bencana
-
RUPSLB, Ini Susunan Dewan Komisaris dan Direksi BRI
-
Gara-Gara Lisa Mariana? Kuasa Hukum Atalia Jawab Ini di Sidang Cerai Ridwan Kamil
-
Kinerja Keuangan Solid, BRI Bagikan Dividen Interim Tahun Buku 2025