SuaraJabar.id - Hasil Computerised Tomography atau CT Scan Cucu (45), perempuan yang sudah tujuh tahun tak bisa tidur, telah keluar.
Sebelumnya warga Kampung Warung Jati, RT 02/10, Desa Ciptagumati, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB) itu mengikuti CT Scan di Rumah Sakit Santosa Bandung.
Ibu dua orang anak itu menjalani CT Scan untuk mengetahui penyebab kondisinya cukup langka. Ia mengaku sejak 2014 secara berkala mulai kehilangan rasa kantuk hingga akhirnya tak lagi bisa tidur.
Entah apa yang dipikirkannya, namun yang jelas ia mengaku sama sama sekali tak bisa tidur nyenyak tiap malam.
"Kemarin baru keluar hasil CT Scan kepalanya dari rumah sakit. Kondisinya normal tidak ada apa-apa kata dokter," terang Fani Fadilah (19), anak kedua Cucu saat dihubungi Suara.com, Jumat (3/9/2021).
Namun, Fani dan keluarganya masih penasaran sehingga memutuskan untuk menjalani CT Scan lagi untuk melihat gangguan yang terdapat pada bagian leher.
"Jadi di leher katanya ada yang ngeganjel gitu. Sudah diagendakan untuk CT Scan ulang, cuma belum tahu tanggal berapa jadwalnya," terang Fani.
Fani dan keluarganya yang lain amat berharap ada hasil baik dari serangkaian pemeriksaan yang dilakukan terhadap ibunya tersebut sehingga bisa kembali pada kondisi normal seperti sediakala.
"Mudah-mudahan bisa sembuh lagi, bisa normal. Soalnya kasihan kalau seperti ini terus, keluarga juga jadi sedih," tukas Fani.
Baca Juga: Diujicobakan Mulai Hari Ini, Berikut Aturan Ganjil Genap di Bandung Barat
Sebelumnya, Dokter Spesialis Jiwa RSUD Cikalong Wetan, KBB dr Zulfitriani SpKJ, Cucu perlu dilakukan assessment karena hal tersebut kemungkinan adanya gangguan fisik lainnya sehingga sebaiknya pasien dibawa kembali berobat ke rumah sakit.
"Itu tahun 2014 ya, jadi kasusnya sudah lama banget. Bisa jadi sudah terjadi perburukan gejala pada pasien. Untuk diagnosanya apa, tidak untuk disebarluaskan karena kode etik," tegasnya.
Dirinya pun menjelaskan, permasalahan yang dialami seseorang hingga mengganggu kemampuannya untuk tidur pada dasarnya adalah perasaan cemas dan depresi.
Sehingga untuk pengobatan biasanya akan diterapi dengan periode waktu tertentu sehingga tidak boleh diputus obat begitu saja.
"Dan selama sumber cemas dan stresnya tidak terkoreksi maka akan timbul gejala gangguan tidurnya. Gangguan tidur adalah sebagian gejala yang tampil dalam masalah cemas dan depresi, biasanya banyak gejala lain yang terabaikan seperti tidak nafsu makan, tidak bisa konsentrasi, suka menyendiri, mudah tersinggung, mudah marah, dan lain sebagainya," pungkasnya.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Kasus Korupsi Tunjangan DPRD Bekasi Memanas, Kejati Jabar Isyaratkan Daftar Nama Baru Siap Menanti?
-
5 Fakta Panas Demo Warga Cianjur Tagih Janji Bupati Soal Geothermal: Dari Jejak Digital Hingga Gempa
-
Ratusan Warga Serbu Kantor Bupati Cianjur Tolak Proyek Geothermal Gunung Gede - Pangrango
-
Bawa Bank ke Tengah Laut, BRI Hadirkan Teras BRI Kapal
-
4 Spot Wisata Hits di Kabupaten Bekasi Buat Liburan Akhir Tahun Anti Mainstream