SuaraJabar.id - Sarekat Islam dan Partai Komunis Indonesia atau PKI sering kali bersitegang. Kedua kubu ini acap kali saling serang dengan cara melempar sindiran.
PKI yang sebagian massanya berasal dari Sarekat Islam Abangan (pecahan SI) disebut sejarawan asal Jepang bernama Takashi Shiraishi cukup sering membuat agitasi yang "menyenggol" Sarekat Islam Poetihan.
Namun tak jarang SI juga membalas sindiran-sindiran yang dilontarkan PKI.
Suatu ketika, PKI pernah menuduh Sarekat Islam sebagai golongan partai penggelap uang. Hal ini diketahui dari tulisan Takashi Shiraishi dalam bukuya “Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926”, (1997: 335).
Baca Juga: Sudah 16 Kepala Daerah di Jawa Timur Berlabel Koruptor
Hal ini kemudian memicu timbulnya permusuhan yang semakin kuat dari PKI dan Sarekat Islam. Selain menuduh sebagai partai koruptor, PKI juga menganggap SI sebagai partai yang lemah.
Lebih parahnya PKI juga menyebut Sarekat Islam sebagai sebuah kelompok politik yang sering melakukan pencitraan saja.
Sindiran-sindiran ini yang kemudian menjadi omongan membabi buta dari kedua organisasi tersebut, banyaknya perkataan yang bersifat sindiran kerap menjadi akar pemicu konflik antar anggota.
Sarekat Islam Menganggap PKI Sebagai Partai Revolusioner yang Gegabah
Anggapan Sarekat Islam untuk PKI ini berdasarkan realita yang ada saat itu. Bahkan pendiri SI sendiri yaitu, HOS Tjokroaminoto menganggap PKI sebagai kelompok yang gegabah dan tak teratur.
Baca Juga: Sindir Vonis Koruptor Ringan karena Dibully Netizen, Gus Miftah: Lucu!
Partai ini juga sering memicu kerusuhan yang tidak bertanggung jawab. Adapun pemimpin partai komunis pertama yaitu Semaun, merupakan salah satu murid dari Tjokroaminoto.
Partai berwarna hijau milik Tjokroaminoto ini, tak jarang menemukan ulah PKI yang gegabah justru menjadi penyebab dari kerusuhan yang sangat berisiko bagi SI.
Sebab pemerintah kolonial mengetahui kedekatan Semaun dengan partai yang lahir di Surabaya ini. SI dianggap sebagai guru dari lahirnya gerakan-gerakan radikal yang terjadi dalam rentang waktu 1926-1927.
PKI Menyudutkan Haji Agus Salim Sebagai “Haji Belanda”
Menurut penggalan dari penelitian Takashi menyebutkan bahwa PKI pernah memanggil Haji Agus Salim sebagai “Haji Belanda”.
Hal ini merupakan sindiran yang keluar dari idiom komunis untuk menggoda kompetitor politiknya tatkala Vergadering (Diskusi Lapangan) dimulai.
Ada juga yang mengungkapkan mengapa Haji Agus Salim disamakan dengan Haji Belanda. Hal itu karena sentimen partai merah ini terhadap jabatan yang dimiliki beliau dalam organisasi SI.
H. Agus Salim dianggap sebagai penghalang bagi PKI untuk memperoleh massa dari kalangan Sarekat Hijau. Mereka menganggap kehadiran Salim sebagai pengunci organisasi yang sulit untuk dibuka.
Central Sarekat Islam Menyebut PKI Tak Percaya dengan Tuhan
Kelompok Islam dalam organisasi yang diisi oleh para pedagang batik ini, menyebutkan bahwa PKI adalah organisasi haram karena tidak percaya pada Tuhan.
Hal ini disampaikan dalam pidato politik vergadering, para pembicara di sana juga mengajak semua masyarakat agar tidak terayu oleh partai komunis.
Menurut catatan Sarekat Islam dan PKI, vergadering yang dilakukan oleh SI sering memberikan keterangan bahwa PKI sangat berbahaya, dan bisa mengantarkan masyarakat pada semua hal buruk.
Namun meskipun ini terus diorasikan di tengah rapat lapangan, tak membuat banyak orang begitu terpengaruh. Bahkan sekitar tahun 1924-1925 PKI memiliki jumlah anggota yang bisa melebihi anggota SI pada tahun 1910.
Sementara yang paling mengejutkan yaitu, terdapat kaum poetihan (terminologi anggota SI pimpinan Tjokroaminoto) yang kemudian berpaling pada gerakan radikal seperti yang dilakukan oleh H. Misbach.
Kini PKI dan Sarekat Islam tinggal sejarah yang perlu diabadikan. Dalam kancah perpolitikan ternyata dua kelompok ini sangat berpengaruh bagi perkembangan politik pada masa mendatang.
Berita Terkait
-
Agus Salim dan Teh Novi Damai, Pablo Benua Tuai Pujian Minta Maaf ke Farhat Abbas
-
Balas Sindiran Kasus Ahmad Dhani, Farhat Abbas Diduga Ejek Razman Nasution Bodoh
-
2 Solusi Kelola Uang Donasi Bikin Farhat Abbas Luluh, Agus dan Teh Novi Segera Damai
-
Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
-
Farhat Abbas Puji Nikita Mirzani Dukung Agus, Tapi Tak Setuju Novi Disentil Banyak Tingkah
Tag
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Transformasi Digital BRIAPI Sukses Membawa BRI Raih Pengakuan Global
-
Local Media Community 2024 Roadshow Class Tasikmalaya: Media Lokal Perlu Diversifikasi Sumber Pendapatan
-
4 Santri Tewas Tertimbun Tanah Longsor di Sukabumi, BPBD Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Tersedia 100 Ribu Hadiah Termasuk BMW 520i M Sport di BRImo FSTVL, Ini Cara Memenangkannya!
-
Lewat Tanya Sabrina, Kamu Bisa Cari Rekomendasi Merchant Hiburan saat Weekend