Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 15 September 2021 | 16:31 WIB
Rahmawan, bocah 10 tahun asal Cimahi yang mengorbankan masa kecilnya dan memilih membantu neneknya berjualan untuk membantu perekonomian mereka. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

SuaraJabar.id - Rahmawan mungkin lupa bagaimana rasanya menikmati kebersamaan dengan teman-teman sebayanya seperti bermain bola atau mabar game online.

Bocah berusia 10 tahun itu kini lebih sering berjualan untuk membantu meringankan beban kakek dan neneknya. Termasuk untuk membiayai pendidikannya.

Siswa SD di Kota Cimahi itu memilih berjualan pisang keju dan ketan hasil produksi neneknya di Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi.

Matahari bersinar terik membakar kulit Rahmawan pada Rabu (15/9/2021) siang. Ia berjualan di trotoar Flyover Padasuka, Kota Cimahi. Di wadah kecil, ada sebuah makanan berisi pisang keju dan ketan yang dijajakannya.

Baca Juga: Zaskia Gotik hanya Lulusan SD, Kini Sukses Sebagai Penyanyi Dangdut

Flyover kerap dijadikan bocah tersebut untuk mengais rezeki tambahan untuk membantu kakek dan neneknya yang kini tak punya penghasilan tetap. Ia berharap setiap pengendara yang lewat berhenti lalu membeli barang dagangannya.

"Ngumpulin uang buat sekolah. Buat bantu kakek sama nenek juga," tutur Rahmawan kepada Suara.com.

Ia tinggal bersama kakek dan neneknya di RT 06/06, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi. Bocah polos itu rela kehilangan waktu bermainnya. Bukan tak ingin, hanya saja keadaan yang memaksanya mencari uang meski belum waktunya.

Ia lupa kapan mulai berjualan. Namun nyaris setiap hari Rahmawan mulai keluar rumah pukul 07.00 WIB dengan menenteng barang dagangannya yang dibuat nenek tercintanya.

Ia tak minder sama sekali meski masa kecilnya tak seindah anak sebayanya.

Baca Juga: Ngaku Tak Bersalah, Mengapa Ajay Sogok Penyidik KPK Rp 507 Juta agar Tak Jadi Tersangka?

Harga sebungkus ketan dijualnya Rp 3.000, sementara pisang keju dijualnya Rp 2.000. Sekitar pukul 11.00 WIB, ia menyudahi penjualannya. Lalu uang hasil penjualan pisang dan ketan diserahkannya kepada nenek tercinta.

"Ini kemauan sendiri, bantu nenek. Kalau habis biasanya dapat sekitar Rp 30 ribu," ujarnya.

Meski kini harus berjualan, Rahmawan tak melupakan kewajibannya sebagai seorang pelajar. Ia masih mengeyam pendidikan di bangku sekolah dasar. Apalagi kini proses pembelajaran sudah dilakukan di sekolah.

"Kemarin giliran sekolahnya. Hari ini enggak," ucap Rahmawan.

Keberadaan bocah yang rela berjualan demi membantuk neneknya untuk biaya sekolah itu sudah diketahui lurah setempat. Bahkan, sudah dilakukan pengecekan ke rumah kakek dan neneknya.

Lurah Padasuka, Ajar Sudrajat mengakui berdasarkan hasil pengecekan, Rahmawan memang berasal dari keluarga kurang mampu. Kakek dan neneknya tak memiliki penghasilan tetap.

"Kakeknya itu serabutan. Sementara neneknya seorang tukang pijat bayi. Sudah kita data," ujarnya.

Dirinya mengklaim, keluarga tersebut sudah mendapat bantuan warga yang terdampak Covid-19. Namun untuk bantuan tetap seperti Prorgam Keluarga Harapan (PKH) hingga Bantuan Sembako, pihaknya terlebih dahulu akan melakukan koordinasi dan pengecekan.

"Memang membutuhkan. Kalau bantuan Covid-19 sudah kita berikan," ucapnya.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Load More