SuaraJabar.id - Nama Oerip Soemohardjo atau dalam ejaan baru ditulis Urip Sumoharjo tentu tak asing bagi masyarakat. Di beberapa kota, nama tersebut diabadikan sebagai nama jalan.
Namun tak sedikit juga warga yang tak mengetahui siapa sebenarnya sosok Urip Sumoharjo yang namanya diabadikan menjadi nama sebuah jalan di kota mereka.
Urip Sumoharjo merupakan salah satu tokoh penting di balik Tentara Nasional Indonesia atau TNI.
Ia turut serta dalam awal pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang dibentuk pada 5 Oktober 1945 lalu. Hingga saat ini, 5 Oktober diperingati sebagai hari lahir TNI.
Baca Juga: Puan Maharani Jajal Jet Tempur dan Raih Wing Penerbang pada HUT ke-76 TNI
Namanya tak sepopuler Panglima TNI pertama, Jenderal Soedirman. Namun, Jenderal Urip Sumoharjo sebenarnya nyaris terpilih menjadi Panglima TNI atau Panglima TKR pertama.
Setelah dibentuk TKR, pemilihan panglima pun dimulai. Urip pun menjadi kandidat yang diunggulkan untuk menjadi Panglima TKR ketika itu.
Kemudian muncul sosok Soedirman yang merupakan mantan prajurit Pembela Tanah Air (PETA) bentukan pemerintah militer Jepang.
Pemilihan Panglima TKR pun dilaksanakan pada 12 November 1945. Oreip Soemohardjo kalah tipis dengan silisih satu suara dari Soedirman.
Oerip tak mempersoalkan dinamika yang terjadi di saat-saat terakhir. Ia tetap legowo.
Baca Juga: HUT ke-76, Anggota Komisi I Harap Kemanunggalan TNI-Rakyat Tetap Terjaga
Bahkan Oerip membantu Panglima TKR Soedirman dalam upayanya untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indoensia yang kembali terancam dengan kedatangan Belanda untuk kedua kalinya.
Pada 23 Februari 1946, Oerip ditunjuk sebagai Kepala Panitia Besar Reorganisasi Tentara yang bertugas menangani proses perampingan angkatan perang RI.
"Urip jadi Kepala Staf Panglima yang mengurus semua organisasi, menata adminisrasi. Pak Urip yang mengatur semua secara keorganisasian, dia yang paling jago," ungkap pegiat sejarah, Machmud Mubarok saat dihubungi Suara.com pada Selasa (5/10/2021).
Setahun kemudian, tepatnya 1947 dibentuklah Tentara Nasional Indonesia (TNI). Ketika itu Urip tak sepakat dengan perundingan yang dilakukan Pemerintah Indonesia dengan Belanda.
Ia pun membuat akademi militer di Yogyakarta dan berjuang dengan taktik gerilya untuk menghadapi Belanda.
Ia mundur tahun 1948 meski tetap mengabdikan diri untuk negara, yakni sebagai penasihat Menteri Pertahanan/Wakil Presiden Mohammad Hatta.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler Sepak Bola: 9 Pemain Dicoret, Timnas Indonesia Gak Layak Lolos Piala Dunia 2026
- 7 Mobil Bekas Senyaman Innova: Murah tapi Nggak Pasaran, Mulai Rp70 Jutaan, Lengkap dengan Pajak
- 9 Mobil Bekas Murah Tahun Muda di Bawah Rp100 Juta, Kabin Nyaman Muat 8 Penumpang
- 5 Moisturizer Lokal Terbaik 2025, Anti Mahal Kualitas Setara Brand Internasional
- 10 Rekomendasi Mobil Bekas Budget Rp50 Jutaan, Irit Bahan Bakar dan Performa Oke!
Pilihan
-
7 Rekomendasi Cushion Terbaik BPOM, Tahan Lama Skin Barrier Terjaga
-
11 Kode Redeem FF Hari Ini 3 Juni 2025, Token SG2 dan Jersey Terbaru Siap Klaim
-
7 HP Samsung Murah Rp1 Jutaan Terbaik 2025: Ada Kamera 50 MP, Baterai Tahan Lama
-
5 Rekomendasi HP Samsung Rp1 Jutaan Terbaik Juni 2025, Super Murah Performa Mewah
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
Fakta Baru Longsor Cirebon, BNPB Sebut Insiden di Gunung Kuda Adalah Kecelakaan Kerja
-
Kebijakan Dedi Mulyadi Pukul Telak Pariwisata Bekasi, Kunjungan Pelajar Anjlok Drastis
-
Bayar Tagihan Listrik dan Air: Klaim 5 Saldo Dana Kaget Ini
-
Tragedi Gunung Kuda Cirebon, Ini Identitas 19 Korban Tewas Longsor Tambang
-
DANA Kaget Ratusan Ribu Rupiah Hanya Tersedia Malam Ini