Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 26 Oktober 2021 | 16:10 WIB
Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. [Suara.com/Emi]

SuaraJabar.id - Kasus Covid-19 di Jabar disebut terus melandai sejak Agustus lalu. Kondisi ini dianggap dapat teramati dari penurunan pasien yang dirawat di rumah sakit, misalnya di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung sebagai salah satu rumah sakit rujukan utama kasus Covid-19.

Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang, dr Yana Akhmad menyampaikan, kekinian hanya ada sembilan pasien Covid-19 yang dirawat.

Jumlah itu sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah tempat tidur yang disediakan.

"Di ruangan kami merawat sembilan orang, dari 130 tempat tidur yang kami sediakan. Jadi, kira-kira BOR (Bed Occupancy Rate) di bawah satu persen atau 0,07 persen," ungkapnya kepada awak media melalui video virtual, Selasa (26/10/2021).

Baca Juga: Nestapa Korban Blasting Kereta Cepat: Rumah Rusak, Tak Laku Dijual dan Digadai

Yana menyampaikan, penurunan kasus juga teramati dari rendahnya kunjungan ke IGD. Hingga Selasa siang, 26 Oktober 2021, dilaporkan bahwa kunjungan kasus suspect Covid-19 ke IGD RSHS hanya dua orang.

"Kita lihat tren itu dari kunjungan ke isolasi gawat darurat," katanya.

"Saya kira di rumah sakit lainnya juga sama, ya, relatif menurun sejak Agustus kemarin, yang kita tahu lonjakan luar biasa itu terjadi di Juni-Juli," imbuhnya.

Ketika terjadi awal lonjakan pada Juni lalu misalnya, tingkat keterisan tempat tidur (BOR) RSHS di atas 80 persen.

Bahkan sempat dilaporkan bahwa sebanyak 23 tenaga kesehatan atau nakes RSHS ikut terpapar Covid-19, di samping itu terjadi pula kelangkaan oksigen.

Baca Juga: Pemkot Bandung Bahas Kemungkinan Tunda PTM Gara-gara Ini

Saat itu, pihak RSHS pun menambah fasilitas serta tenaga bantuan melalui penambahan tenaga kesehatan dan pengangkatan relawan dengan pembiayaan dari Kementerian Kesehatan.
Adapun, kini RSHS telah kembali memfungsikan sejumlah fasilitas dan sumber daya manusianya untuk perawatan non-Covid-19.

"Saat ini kami sudah merelokasi kembali penggunaan fasilitas Covid-19 menjadi non Covid-19, karena sekarang tren pasien non Covid-19 juga sudah mulai meningkat. Tempat tidur juga sudah kami alihkan," katanya.

"Tenaga relawan yang kami angkat sekarang juga sudah dikurangi sesuai kebutuhan," ia melanjutkan.

Disinggung terkait potensi lonjakan atau gelombang ketiga pada akhir tahun ini, Yana menanggapi, pihak RSHS tetap mengantisipasi kemungkinan tersebut. RSHS akan kembali memfungsikan fasilitas maupun sumber daya manusia untuk kebutuhan Covid-19 jika memang terjadi lonjakan.

"Soal oksigen juga akan ada bantuan dari Kementerian Kesehatan yakni oksigen generator dan oksigen kensentrator. Demikian juga sumber daya manusianya, mereka yang sekarang direlokasi itu siap pakai kembali untuk menangani kasus Covid-19," jelasnya.

Yana mengimbau semua pihak untuk tetap waspada dan tidak lengah. Pandemi belum sepenuhnya selesai. Kemungkinan lonjakan masih dapat mengintai, maka kedisiplinan penerapan protokol kesehatan jangan sampai diabaikan. Secara khusus, RSHS pun dikatakan akan tetap waspada.

"Sudah seharusnya semua rumah sakit tetap mengantisipasi, termasuk kami di RSHS," tandas Yana.

Kontributor: M Dikdik RA

Load More