SuaraJabar.id - Pemkot Cimahi mengingatkan masyarakat untuk memilah sampah sejak dari rumah. Hal itu akan bermanfaat untuk mengurangi beban biaya pembuangan sampah dari Cimahi ke TPA.
Pasalnya, biaya angkut sampah tahun 2023 hampir dipastikan membengkak seiring dialihkannya pembuangan sampah dari TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat ke TPPAS Legok Nangka, Kabupaten Bandung.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi, Lilik Setyaningsih mengatakan, sebetulnya pihaknya sudah mengestimasikan biaya angkut sampah ke TPPAS Legok Nangka itu mencapai Rp 23 miliar per tahun dari total sekitar 150 ton sampah per hari.
"Tapi kan kemarin sudah ada kesepakatan kita minimal buang sampah 200 ton, jadi otomatis lebih membengkak lagi. Lebih besar dari Rp 23 miliar," ungkap Lilik saat dihubungi Suara.com pada Sabtu (6/11/2021).
Biaya beban angkut sampah dari Kota Cimahi itu melonjak tajam dibandingkan biaya pengangkutan dari Kota Cimahi ke TPA Sarimukti yang mencapai Rp 16 miliar per tahun, yang meliputi pembayaran Kompensasi Jasa Pelayanan (KJP) dan Kompensasi Dampak Negatif (KDN).
Dikatakan Lilik, untuk saat ini volume sampah yang dihasilkan masyarakat Kota Cimahi mencapai 273 ton per hari.
Namun dirinya memprediksi volumenya akan naik hingga 300 ton dalam beberapa tahun ke depan seiring bertambahnya jumlah penduduk.
"Rata-rata timbulan 273 ton per hari, tapi ke depan dengan bertambahnya penduduk bisa saja sampai 300 ton," Lilik.
Dengan kondisi tersebut, Lilik mengajak semua masyarakat untuk ikut berperan dalam mengurangi sampah yang dibuang ke TPA. Di antaranya dengan melakukan pemilahan sampah sejak dari rumah.
"Kita minta masyarakat turun berperan aktif untuk mengurangi sampah sejak dari rumah. Sampah juga bisa bermanfaat kalau dikelola dengan baik," imbuhnya.
Pihaknya, lanjut Lilik, juga terus berupaya untuk melakukan pengurangan sampah dengan berbagai program. Seperti metode pengolahan kompos organisasi, maggotisasi, hingga permentasi dengan pengembangan skala kecil.
Salah satu yang tengah fokus digarap adalah pengembangan budidaya maggot. Lilik mengatakan, hingga saat ini sudah ada 36 RW di Kota Cimahi yang sudah melakukan pengurangan sampah dengan budidaya maggot.
"Kita harapannya dari Maggot itu minimal bisa mengurangi sampah hingga 20 persen. Selain itu maggot juga kalau dikembangkan bisa menjadi nilai ekonomi," pungkas Lilik.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki
Berita Terkait
-
BRIN dan IOCAS Mulai Riset Laut Jangka Panjang, Soroti Polusi Plastik dan Arus Global
-
5 Aplikasi Pembersih Sampah Terbaik di HP Android, Dijamin Ampuh
-
Ekonomi Sirkular: Limbah Rumah Tangga Kini Bisa Diolah Pupuk Organik Cair
-
69 Persen Sampah Dibuang Sembarangan, Pemerintah Siapkan Aturan Kelola Baru
-
Aksi di Gedung DPR RI 27-28 Agustus Hasilkan 28,63 Ton Sampah
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Surga Tersembunyi Cianjur Hilang Ditelan Longsor, Curug Ngebul Ditutup Total
-
Apa yang Dicari Polisi di Kendaraan Korban Pembunuhan Satu Keluarga Indramayu?
-
Alarm Merah di Jantung Bogor: Cibinong, Pusat Pemerintahan, Jadi 'Ibu Kota' Prostitusi
-
The Dream Team Turun Gunung! Kluivert Siapkan Skuad Mengerikan Lawan Lebanon Malam Ini
-
Tragedi Subuh: Ruko Pecel Lele Terbakar Hebat, Dua Orang Ditemukan Tewas Terpanggang