SuaraJabar.id - Kota Cimahi disebut sebagai miniatur dari Indonesia yang sangat heterogen. Bukan tanpa sebab, ada puluhan etnis yang kini mendiami kota mungil ini.
Salah satu etnis yang ada di Kota Cimahi adalah Minang. Bahkan, masyarakat yang berasal dari tanah Minang kini memiliki wadah yakni Ikatan Keluarga Minang (IKM) Kota Cimahi.
Berdasarkan data IKM, jumlah warga Minang di Kota Cimahi mencapai sekitar 2.000 Kepala Keluarga (KK). Sebanyak 180 KK di antaranya memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) IKM.
Diawali Kebiasaan Merantau
Keberadaan etnis Minang di Kota Cimahi sudah pasti diawali dengan kebiasaan merantau yang memang tak bisa dipisahkan dari mereka. Nyaris di semua wilayah di Indonesia termasuk Kota Cimahi ada masyarakat Minang, Sumatera Barat.
Ciri paling menonjol adalah keberadaan Rumah Makan Padang yang hampir ada di seluruh daerah. Meskipun belum tentu Rumah Makan Padang pemiliknya adalah warga asli Minang.
Ketua IKM Kota Cimahi, Armet mengatakan, kebiasaan merantau bagi warga Minang itu dikarenakan laki-laki yang sudah memasuki akhir balig itu ada rasa malu untuk tinggal di rumah orang tuanya.
"Biasanya tinggal di masjid atau surau. Dari sana meningkat, akhirnya mencari peruntungan ke luar daerah," kata Armet kepada Suara.com pada Minggu (7/11/2021).
Mulai Merantau
Menurut Armet, daerah rantau pertama bagi orang Minang adalah Kuantan Singingi, Riau ketika zaman Belanda. Daerah tersebut merupakan penghasil karet sehingga dimanfaatkan warga Minang untuk berdagang.
"Orang minang rata-rata berdagang. Dimana ada pasar orang minang berdagang, jualan pindah-pindah pasar," ujar Armet.
Kebiasaan merantau itupun turun-temurun dilakukan. Ketika seseorang sukses di daerah rantau, biasanya keluarganya minta untuk diajak merantau untuk mendapat kesuksesan serupa. Daerah rantau warga Minang pun semakin meluas.
Mereka mulai merangsek ke Pulau Jawa dengan menjalani berbagai profesi seperti pendakwah dan niaga. Namun kebanyakan untuk berdagang atau menjadi pengusaha dari mulai Rumah Makan Padang, percetakan hingga foto kopi.
"Ada juga yang jualan plastik, parfum, sate padang dan sebagainya. Jadi memang jiwa usaha dan berdagang kental sekali untuk orang Minang," kata Armet.
Namun, kebiasaan merantau warga Minang tentunya tak sembarang. Sebelum berangkat, mereka sudah dibekali dengan ilmu agama, ilmu silat dan ilmu bergaul. Ketika sudah diperantauan, warga Minang sendiri dianjurkan untuk mencari orang tua angkat.
Berita Terkait
-
Glodok Sepi, Trauma Kerusuhan 1998 Hantui Warga Tionghoa di Jakbar
-
Mencekam saat Kerusuhan di Jakarta, Warga Glodok Takut Kejadian 98 Terulang
-
Menpora Apresiasi SKF Indonesia Akademi Persib Cimahi dan All Stars Juara Gothia Cup 2025
-
Di Balik Pengosongan Asrama Disabilitas di Cimahi: 6 Fakta Pilu di Malam Hari Anak Nasional
-
Horor di Tanjakan Cisarua: Truk Peralatan Dapur MBG Terguling, 8 Orang Terluka
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
3 Rekomendasi HP Murah Kualitas Bagus untuk Mahasiswa 2025: Spek Dewa, Harga Sahabat Kosan!
-
3 Laboratorium Rahasia Narkotika Beroperasi di Bogor dan Cimahi
-
Geger Penemuan Kerangka Manusia di Irigasi Karawang
-
Ego 3 Kades di Karawang Nyaris Gagalkan Proyek Banjir Vital! Dedi Mulyadi Turun Tangan, Ini Hasilnya
-
Keseimbangan Air di Tengah Industri: Tantangan, Riset, dan Upaya Konservasi