SuaraJabar.id - Indonesia tidak hanya memiliki wisata alam yang memesona, tetapi juga menawarkan kelezatan makanan tradisional khas Indonesia. Aneka makanan tradisional Indonesia ini merupakan warisan ikonik dari berbagai pulau di Indonesia.
Apa saja sih makanan khas daerah di Indonesia tersebut? Yuk, simak ulasan berikut ini:
1. Mie Aceh
Seperti namanya, mie ini berasal dari Aceh karena sudah menjadi makanan khas daerah Aceh. Mie ini memiliki tekstur yang tebal dan dicampur dengan irisan daging serta bumbu-bumbu rempah yang kuat. Mie Aceh ada dua jenis, yakni digoreng dan direbus atau ditumis.
Baca Juga: Polisi Dalami Bahan Peledak Teror Rumah Orang Tua Aktivis Papua Veronica Koman
Mie Aceh menunjukkan sejarah budaya masyarakat Aceh dengan yang mendapat banyak pengaruh budaya asing yang membentuk wilayah Aceh. Kuah berbahan dasar kari adalah pengaruh masakan India, sedangkan mie adalah pengaruh masakan Tionghoa.
2. Rendang
Rendang atau rendang adalah masakan daging asli Indonesia yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Selain bahan dasar daging, rendang menggunakan santan kelapa (karambia), dan campuran dari berbagai bumbu khas yang dihaluskan di antaranya cabai (lado), serai, lengkuas, kunyit, jahe, bawang putih, bawang merah, dan aneka bumbu lainnya yang biasanya disebut sebagai pemasak.
Bagi masyarakat Minang, rendang sudah ada sejak dahulu dan telah menjadi masakan tradisi yang dihidangkan dalam berbagai acara adat dan hidangan keseharian. Sebagai masakan tradisi, rendang konon ada sejak orang Minang menggelar acara adat pertamanya. Kelahiran rendang tak luput dari pengaruh beberapa negara, misalnya bumbu-bumbu dari India yang diperoleh melalui para pedagang Gujarat, India. Rendang identik dengan warna hitam dan tidak memiliki kuah.
3. Bika Ambon
Baca Juga: Kemeriahan Festival Peparnas Papua
Bika Ambon adalah penganan khas Medan, Sumatera Utara. Terbuat dari bahan-bahan seperti tepung tapioka, telur, gula, dan santan. Bika Ambon yang dimasak selama 12 jam ini biasanya dapat bertahan dalam kondisi terbaik selama empat hari karena setelah itu kue tersebut mulai mengeras. Kue basah ini biasanya memiliki jaring-jaring pada bagian dalamnya.
Konon kue Bika Ambon terilhami dari Bika atau Bingka makanan khas Melayu. Selanjutnya bingka tersebut dimodifikasi dengan bahan pengembang berupa nira/tuak enau hingga berongga dan berbeda dari kue Bika asalnya. Kata Ambon dalam Bika Ambon adalah akronim dari Amplas Kebon, sebagaimana orang Medan suka menyingkat kata.
4. Pempek
Pempek atau empek-empek adalah makanan yang terbuat dari daging ikan yang digiling lembut yang dicampur tepung kanji atau tepung sagu, serta bahan lain seperti telur, bawang putih yang dihaluskan, penyedap rasa, dan garam. Pempek biasanya disajikan dengan kuah cuka yang memiliki rasa asam, manis, dan pedas.
Pempek sering disebut sebagai makanan khas Palembang, meskipun hampir semua daerah di Sumatera Selatan memproduksinya. Pempek telah ada di Palembang sejak masuknya perantau Tionghoa ke Palembang, yakni pada abad ke-16. Menurut tradisi, nama empek-empek atau pempek diyakini berasal dari sebutan apek atau pek-pek, yakni sebutan untuk paman atau lelaki tua Tionghoa.
5. Seruit
Seruit adalah makanan khas daerah Lampung, yakni masakan ikan yang digoreng atau dibakar dicampur sambal terasi, tempoyak (olahan durian) atau mangga. Jenis ikan adalah besarnya ikan sungai seperti belide, baung, layis, dan lain-lain.
Lampung memiliki dua masyarakat adat, yakni Lampung Sai Batin dan Lampung Pepadun. Keduanya sama-sama memiliki kebiasaan berkumpul sehingga diperlukan makanan yang bisa dinikmati bersama-sama. Makanan tersebut adalah seruit. Namun, kebiasaan makan seruit tidak dimiliki oleh semua masyarakat adat, tetapi hanya secara turun temurun.
6. Ayam Bekakak
Bakakak hayam atau ayam merupakan kuliner tradisional khas Sunda yang berasal dari daerah Jawa Barat. Bakakak hayam adalah makanan pendamping atau lauk pauk untuk kelengkapan makan nasi. Bekakak berarti korban penyembelihan hewan atau manusia. Karena bentuknya yang seperti seseorang yang duduk bersila, maka disebutlah ayam bekakak dan dalam Bahasa Sunda disebut Bakakak.
Sebagian besar masyarakat Sunda khususnya daerah Pandeglang, hayam bakakak digolongkan menjadi makanan yang digunakan untuk kegiatan pesta adat, seperti pernikahan, sunatan dan upacara adat lainnya. Dalam upacara pernikahan, bakakak hayam dijadikan sebagai sesaji utama dalam acara uap lingkung.
7. Soto Betawi
Soto Betawi merupakan soto yang khas dari daerah DKI Jakarta. Isiannya kebanyakan menggunakan jeroan. Daging sapi juga menjadi bahan campuran dalam Soto Betawi. Kuah soto Betawi merupakan campuran santan dan susu. Kedua campuran inilah yang membuat rasa Soto Betawi begitu khas.
Soto Betawi hadir dalam kuliner masakan Indonesia sekitar tahun 1977-1978. Kali pertama memopulerkan kata Soto Betawi adalah penjual soto bernama Lie Boen Po di THR Lokasari / Prinsen Park. Istilah soto Betawi mulai menyebar menjadi umum ketika penjual soto tersebut tutup sekitar tahun 1991.
8. Serabi
Serabi merupakan jajanan pasar tradisional yang berasal dari Indonesia. Serabi berasal dari bahasa Jawa yang berinduk dasar dari kata rabi yang dalam bahasa Jawa berarti kawin. Mungkin karena proses pembuatannya yang cukup sebentar dan tidak terlalu lama maka orang Jawa menyebutnya dengan kata Serabi (seperti waktu proses sekali kawin).
Di Jawa Barat serabi dikenal dengan nama surabi atau sorabi. Di Jawa, serabi umumnya disajikan dengan isian gula atau manisan lainnya, tetapi di Sunda/Jawa Barat serabi disajikan dengan isian oncom dan asinan lainnya. Serabi biasanya dijajakan di pagi hari dan dimasak menggunakan tungku sehingga menghasilkan rasa yang khas.
9. Lumpia
Lumpia Semarang adalah makanan semacam rolade yang berisi rebung, telur, dan daging ayam atau udang. Cita rasa Lumpia Semarang adalah perpaduan rasa antara Tionghoa dan Indonesia karena pertama kali dibuat oleh seorang keturunan Tionghoa yang menikah dengan orang Indonesia dan menetap di Semarang, Jawa Tengah.
Dewasa ini, terdapat enam jenis Lumpia Semarang dengan cita rasa yang berbeda. Pertama aliran Gang Lombok (Siem Swie Kiem), kedua aliran Jalan Pemuda (almarhum Siem Swie Hie), dan ketiga aliran Jalan Mataram (almarhumah Siem Hwa Nio). Ketiga aliran ini berasal dari satu keluarga Siem Gwan Sing–Tjoa Po Nio yang merupakan menantu dan putri tunggal pencipta lumpia Semarang, Tjoa Thay Yoe–Wasih. Aliran keempat adalah sejumlah bekas pegawai lumpia Jalan Pemuda, dan aliran kelima adalah orang-orang dengan latar belakang hobi kuliner yang membuat lumpia dengan resep hasil pembelajaran dari lumpia yang sudah beredar. Yang terakhir adalah lumpia Jalan Tanggamus (Ny. Mechtildis Tyastresna Halim).
10. Selat Solo
Selat Solo adalah sebuah hidangan khas Jawa yang memiliki pengaruh hidangan Eropa dan berasal dari Solo, Jawa Tengah. Meski memiliki nama Selat Solo, yang mengacu pada salad, bagian utamanya berupa daging sapi sehingga cocok dikatakan seperti bistik yang disajikan dalam kuah manis encer khas Jawa.
Beberapa orang menyebut hidangan ini sebagai sebuah percampuran antara bistik, salad dan sup.Hidangan ini diyakini merupakan sebuah masakan percampuran berupa bistik khas Eropa dengan selera Jawa. Pengaruh Eropa dapat dilihat dari penggunaan moster atau mayones dan kecap Inggris, sementara selera Jawa yang cenderung manis dapat dirasakan dari penggunaan kecap manis.
11. Gudeg
Gudeg adalah hidangan khas Provinsi Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan. Warna cokelat biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan. Gudeg biasanya dimakan dengan nasi dan disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam kampung, telur, tempe, tahu, dan sambal goreng krecek.
Di Jawa Tengah, ada legenda yang mengaitkan asal usul Gudeg dengan berdirinya Kesultanan Mataram pada akhir abad ke-16. Saat itu pejuang yang membuka hutan untuk pembangunan ibu kota negara baru di wilayah Yogyakarta saat ini tidak mendapat pasokan makanan yang memadai. Sementara itu hanya pohon nangka dan kelapa yang tumbuh subur di hutan tersebut.
Buah nangka muda yang keras sehingga harus direbus dalam waktu yang lama dalam santan dalam panci logam besar dan mengaduknya dengan papan kayu. Proses memasak seperti ini dalam bahasa jawa sehari-hari disebut hangudek artinya mengaduk. Dari kata inilah konon menjadi asal mula nama makanan yang ditemukan oleh prajurit Mataram tersebut, Gudeg.
12. Rawon
Rawon adalah masakan Indonesia berupa sup daging berkuah hitam dengan campuran bumbu khas yang menggunakan kluwek. Rawon, meskipun dikenal sebagai masakan khas Jawa Timur, dikenal pula oleh masyarakat Jawa Tengah sebelah timur.
Daging untuk rawon umumnya adalah daging sapi yang dipotong kecil-kecil, utamanya adalah bagian sandung lamur. Bumbu supnya sangat khas Indonesia, yakni campuran bawang merah, bawang putih, lengkuas (laos), ketumbar, kemiri, serai, kunir, cabai, kluwek, garam, serta minyak nabati. Semua bahan ini dihaluskan, lalu ditumis sampai harum. Campuran bumbu ini kemudian dimasukkan dalam kaldu rebusan daging bersama-sama dengan daging. Warna gelap khas rawon berasal dari kluwek.
13. Betutu
Betutu adalah lauk yang terbuat dari ayam atau bebek yang utuh yang berisi bumbu, kemudian dipanggang dalam api sekam. Betutu ini telah dikenal di seluruh kabupaten di Bali. Betutu merupakan jenis makanan tradisional daerah Bali yang bahan mentahnya berupa itik dan ayam.
Kata betutu berasal dari kata tunu yang berarti bakar dan dirangkai dengan kata be yang berarti daging. Ayam betutu merupakan jenis lauk pauk yang dibuat dari daging ayam yang telah dibersihkan kemudian dibalurkan bumbu khas Bali ke permukaan daging ayam dan sebagian lagi dimasukkan ke dalam rongga abdomennya.
14. Ayam Taliwang
Ayam Taliwang adalah makanan khas Pulau Lombok dari Kampung Karang Taliwang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang berbahan dasar daging ayam. Daging ayam yang disajikan berasal dari ayam kampung muda yang dibakar kemudian dibumbui dengan semacam saus yang bahannya.
Bahan-bahannya, antara lain cabai merah kering, bawang merah, bawang putih, tomat, terasi goreng, kencur, gula merah, dan garam. Makanan ini biasanya disajikan bersama makanan khas Lombok yang lain, misalnya plecing kangkung.
15. Sei
Daging Sei atau Sei adalah hidangan daging asap yang berasal dari Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dalam bahasa Rote, Sei artinya daging yang disayat dalam ukuran kecil memanjang, lalu diasapi dengan bara api hingga matang. Hidangan ini terbuat dari daging yang dimasak dengan cara dipanaskan menggunakan asap panas yang berasal dari kayu bakar.
Sei awalnya berbahan dasar daging babi hutan. Meskipun demikian, kini terdapat berbagai alternatif Sei dengan bahan daging sapi, ayam, atau bahkan ikan. Daging yang selesai diasap dapat langsung dimakan dengan mengirisnya tipis. Namun apabila daging ini telah disimpan beberapa hari, maka harus digoreng kembali, atau dimasak dalam tumisan bunga pepaya dan sayur-mayur lain.
16. Binte Biluhuta
Binte Biluhuta (Milu Siram atau Sup Jagung) adalah makanan khas masyarakat Gorontalo. Makanan ini merupakan sup yang terdiri dari jagung, ikan atau udang yang diracik sedemikian rupa hingga menghasilkan suatu menu yang sangat lezat dan panas serta memiliki tiga rasa yang khas yakni manis, asin dan pedas.
Binte artinya jagung dan orang Gorontalo sering menyebutnya Milu. Sedangkan Biluhuta artinya disiram jadi kalau diartikan namanya menjadi jagung yang disiram. Konon makanan ini dapat menghancurkan kolesterol khususnya kolesterol jahat dalam tubuh.
17. Papeda
Papeda adalah makanan berupa bubur sagu khas Maluku dan Papua yang biasanya disajikan dengan ikan tongkol atau mubara yang dibumbui dengan kunyit. Papeda berwarna putih dan bertekstur lengket menyerupai lem dengan rasa yang tawar. Papeda merupakan makanan yang kaya serat, rendah kolesterol, dan cukup bernutrisi.
Di berbagai wilayah pesisir dan dataran rendah di Papua, sagu merupakan bahan dasar dalam berbagai makanan. Sagu bakar, sagu lempeng, dan sagu bola menjadi sajian yang paling banyak dikenal di berbagai pelosok Papua, khususnya dalam tradisi kuliner masyarakat adat di Kabupaten Mappi, Asmat, hingga Mimika.
Sebenarnya makanan tradisional Indonesia tidak bisa dijelaskan dalam daftar makanan khas Indonesia di atas. Masih banyak lagi santapan lezat khas Indonesia lainnya yang bisa kamu jelajahi.
Kontributor : Titi Sabanada
Berita Terkait
-
KPU Dogiyai Gelar Debat Publik Kedua Pilkada 2024
-
Meki Nawipa Kritik Kartu Papua Tengah Sejahtera, Janji Manis Tanpa Realita
-
Momen Bersejarah di Papua Tengah, Ketua DPRPT Sementara Maksimus Takimai Janjikan Ini
-
Sah! Anggota DPR Papua Tengah Periode 2024-2029 Resmi Bertugas
-
Pemain Keturunan Aceh Bermuka Sangar Ditunjuk Legenda Timnas Indonesia Isi Bek Kiri Lawan Jepang: Sering Teror Musuh
Tag
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Selamat Ulang Tahun ke-101, Persis Solo!
-
Freeport Suplai Emas ke Antam, Erick Thohir Sebut Negara Hemat Rp200 Triliun
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaik November 2024
-
Neta Hentikan Produksi Mobil Listrik Akibat Penjualan Anjlok
-
Saldo Pelaku UMKM dari QRIS Nggak Bisa Cair, Begini Respon Menteri UMKM
Terkini
-
Kirim Uang ke Luar Negeri? Ada Hadiah Menarik dari BRImo
-
Sokong Ekonomi Kerakyatan, Kredit UMKM BRI Tembus Rp1.105,70 triliun Hingga Akhir Triwulan III 2024
-
Jambore Nasional Tim Elang Relawan BRI Siapkan Penanganan Tanggap Darurat
-
Pengen Daftar BRI UMKM EXPO (RT) 2025, Ikuti Langkah-langkah Berikut!
-
Laba BRI Tembus Rp45,36 Triliun, UMKM Jadi Kunci Pertumbuhan