SuaraJabar.id - Kebijakan pelarangan study tour atau karyawisata yang diterapkan di Provinsi Jawa Barat kini menjadi sorotan tajam dari parlemen. Anggota Komisi X DPR RI, Ledia Hanifa, mengingatkan bahwa kebijakan sapu jagat ini berpotensi merugikan siswa, terutama mereka yang berada di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Menurutnya, sebelum gegabah melarang, pemerintah daerah seharusnya mempertimbangkan relevansi kegiatan tersebut dengan kurikulum, bukan hanya melihat dari sisi beban biaya bagi orang tua.
"Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika bicara soal study tour, bukan cuma soal membebani orang tua. Memang, harus dipikirkan bagaimana caranya study tour yang dimaksud harus berkaitan erat dengan pembelajarannya," kata Ledia dilansir dari Antara, Jumat 1 Agustus 2025.
Kekhawatiran terbesar Ledia justru datang dari "curhatan" para guru SMK. Bagi siswa SMK, kegiatan keluar sekolah bukanlah sekadar rekreasi, melainkan bagian vital dari pembelajaran yang disebut kunjungan industri.
Ini adalah jembatan pertama mereka untuk melihat langsung dunia kerja yang akan mereka masuki.
Ledia, yang juga berasal dari Dapil Jawa Barat I, menyuarakan keresahan para pendidik di lapangan.
"Saya baru menerima curhatan dari sejumlah guru SMK. Karena bagi SMK, kunjungan industri itu adalah bagian dari pembelajaran. Anak kan disuruh lulus SMK siap kerja, tapi kalau kunjungan dilarang, enggak pernah lihat dunia industri kayak apa," tutur Ledia.
Ia menegaskan, melarang kunjungan industri sama saja dengan menutup mata siswa SMK dari realitas lapangan. Siswa akan kesulitan membayangkan dan beradaptasi dengan lingkungan kerja jika mereka hanya belajar teori di dalam kelas.
Ironisnya, Surat Edaran yang dikeluarkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk melarang study tour tidak ditaati secara seragam. 
Sejumlah kepala daerah di provinsi yang sama justru mengambil sikap berbeda, yang menunjukkan bahwa kebijakan ini memang problematik, diantaranya:
Baca Juga: Disindir Lewat Medsos, Pekerja Pariwisata Jabar Ancam Dedi Mulyadi Soal Study Tour
- Wali Kota Bandung, Muhamad Farhan: Tetap mengizinkan selama tidak berkaitan dengan penilaian akademik.
 - Wali Kota Cirebon, Effendi Edo: Mengizinkan dengan syarat ada aturan dan pengawasan ketat.
 - Bupati Bandung, Dadang Supriatna: Juga tetap memberikan izin.
 
Perbedaan sikap ini mengindikasikan bahwa larangan total bukanlah solusi terbaik.
Menurut Ledia, selama kegiatan tersebut mendapat persetujuan orang tua dan memiliki nilai edukatif yang jelas, seharusnya tidak perlu dilarang.
Ledia juga menyoroti peran penting guru dalam merancang kegiatan study tour yang bermakna. Menurutnya, pemerintah daerah seharusnya fokus pada peningkatan kapabilitas sekolah dan keterampilan guru dalam memaksimalkan pembelajaran dari lingkungan sekitar.
"Apa yang diperlukan, juga bagaimana guru punya keterampilan untuk membuat anak bisa mengambil pelajaran dari apa-apa yang ada di sekitarnya. Tapi, tidak semua bisa dipenuhi dengan sekadar dari lingkungan itu," katanya.
Berita Terkait
- 
            
              Disindir Lewat Medsos, Pekerja Pariwisata Jabar Ancam Dedi Mulyadi Soal Study Tour
 - 
            
              Kisah Pilu Korban Terakhir Kericuhan Pesta Rakyat Garut, Terbaring Sendiri Tanpa Nama dan Keluarga
 - 
            
              Pesta Anak Dedi Mulyadi Berujung Maut, Polda Jabar Ambil Alih Kasus Periksa WO dan Satpol PP
 - 
            
              Tragedi Pesta Rakyat Garut, Dedi Mulyadi Nyatakan Siap Diperiksa Polisi
 - 
            
              Respons Dedi Mulyadi Jika Harus Dipanggil Polisi Kasus Pesta Rakyat
 
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Bandung Diterjang Badai! Pohon Beringin Raksasa di Alun-Alun Ujung Berung Tumbang
 - 
            
              Karyawan Ruko Ini Tewas Setelah 3 Hari Berjuang Melawan Luka Bakar Akibat Truk BBM Terguling
 - 
            
              Penjara Bukan Solusi? Jabar Uji Coba Pidana Kerja Sosial, Bersih-bersih Tempat Ibadah Jadi Opsi
 - 
            
              Ada Apa? Dedi Mulyadi ke Ruang Kerja Kepala Kejari Purwakarta
 - 
            
              Gaji Tambang Cuma Rp80 Ribu Sehari? Dedi Mulyadi Beri Kompensasi 9 Juta