SuaraJabar.id - Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat (Sekda Prov Jabar) Setiawan Wangsaatmaja membeberkan tujuh peluang ekonomi Jabar setelah pandemi Covid-19.
Dia mengungkapkan, tujuh peluang ekonomi tersebut merupakan hasil studi perusahaan konsultan manajemen internasional Oliver Wyman.
“Mau tidak mau, kita ini harus otomatisasi di bidang manufaktur. Ini menjadi penting di masa pandemi dan pascapandemi,". kata Setiawan pada acara Forum Asisten Perekonomian dan Pembangunan se-Jabar secara daring seperti dikutip Antara pada Sabtu (20/11/2021).
Dia mengemukakan, peluang pertama, yakni otomatisasi industri manufaktur. Kemudian yang kedua, digital inovasi, serta ketiga, global investment.
"Ini salah satu yang harus kita kejar. Global investment di sini bahwa kita ini adalah salah satu yang menjadi tujuan untuk investasi. Keunggulan kita dari infrastruktur, SDM-nya, kemudian posisi Jabar dekat dengan ibu kota,” katanya.
Peluang keempat, yakni healthcare dan menurut Setiawan, pandemi Covid-19 mendorong semua pihak untuk memperkuat sistem kesehatan, termasuk Jabar. Untuk menghadirkan sistem kesehatan yang kuat, Jabar dapat menjadi rujukan banyak pihak untuk berobat.
“Memang ada bisnis yang menjanjikan apabila kita terus kita asah di Jabar ini. Salah satunya dari healthcare. Jadi sesegera mungkin, healthcare ini kita naikkan standarisasinya,” ujarnya.
“Momen COVID ini harus kita manfaatkan. Banyak sekali alat-alat kesehatan yang kita adakan. Apalagi penguatan Puskesmas sampai Rumah Sakit. Sekalian kita perbaiki situasi ini. Kalau kita unggul di bidang healthcare ini pasti kurang lebih banyak yang mau berobat ke Jabar. Jadi, jadikanlah wisata kesehatan ke Jabar,” lanjutnya.
Dia juga menjelaskan, peluang ekonomi Jabar yang kelima pascapandemi Covid-19 adalah National Self Dependency, salah satunya adalah ketahanan pangan.
Baca Juga: Imbas Perkara KDRT di Karawang, Kejagung Copot Aspidum Kejati Jabar
Kemudian yang keenam, sustainbility atau keberlanjutnya. Menurutnya, Jabar sudah mulai fokus pada energi-energi baru terbarukan seperti yang dilakukan di kawasan industri Cirata yang sudah menggunakan solar cell.
“Yang tidak kalah penting adalah tourism atau pariwisata. Secara geografis kita punya. Oleh karena itu, betul-betul tourism pasca-COVID ini harus seperti apa,” tuturnya.
Setiawan berharap Asisten Daerah (Asda) Bidang Ekonomi dan Pembangunan di Jabar dapat memanfaatkan ketujuh peluang ekonomi tersebut.
Apalagi, pemerintah pusat sudah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2021 sebagai komitmen percepatan pembangunan Kawasan Rebana dan Jabar bagian selatan.
“Saya berharap banyak, khususnya Asda yang membidangi pembangunan ini memiliki common sense bahwa ini peluang-peluang (ekonomi di Jabar),” katanya.
Sementara itu, Ketua KPED Jabar Ipong Witono mengatakan, Pandemi Covid-19 mendorong semua pihak merumuskan transformasi kebijakan ekonomi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Dedi Mulyadi Resmi 'Haramkan' Izin Perumahan di Seluruh Jabar, Ada Apa?
-
Wajah Baru Situs Gunung Padang: Bebatuan Rebah Ditegakkan Kembali
-
Geser Dikit dari Bandung! 5 Rekomendasi Wisata Cimahi yang Estetik dan Ramah Kantong
-
PLN Pilih Cirebon Jadi Titik Strategis Siaga SPKLU Nataru
-
DPRD Bogor Dukung Program Warga Dibayar untuk Jadi 'Penjaga Hutan'