Scroll untuk membaca artikel
Nur Afitria Cika Handayani
Rabu, 29 Desember 2021 | 15:26 WIB
Ilustrasi getuk (resepkekinian)

SuaraJabar.id - Indonesia kaya akan jajanan tradisional. Hampir di setiap provinsi selalu punya jajanan tradisional yang begitu legendaris.

Beberapa jajanan bisa bertahan, namun ada juga yang kemudian menghilang karena kehilangan pasarnya.

Jajanan tradisional dulu sangat identik dengan pasar. Di pasar, orang-orang tak hanya datang untuk belanja kebutuhan dapur, namun juga membeli deretan jajanan tradisional yang rasanya enak.

Jajanan tradisional ini jadi pilihan karena rasanya enak dan harganya murah. Lalu, apa saja jajanan tradisional yang bisa bertahan hingga sekarang? Simak lima jajanan tradisional ini!.

Baca Juga: 4 Makanan Khas Jawa yang Punya Rasa Istimewa, Nyesel Kalau Belum Pernah Cicip

1. Kue Putu

Meski namanya Putu, kue yang menggunakan parutan kelapa dan tepung beras sebagai bahan dasar, tersebut bukan dari Bali. Putu berasal dari bahasa Jawa, Puthon, yang berarti bundar atau lingkaran.

Putu cukup eksis sebagai salah satu jajanan tradisional. Putu biasanya dijajakan pedagang keliling menggunakan sepeda. Sebagai penanda, para pedagang menggunakan suara uap yang keluar dari alat suitan.

Serupa Tapi Tak Sama, Ternyata Ini Bedanya Klepon dengan Kue Putu Ayu. (Instagram/@elfi_firmansyah)

Putu dulunya identik dengan isinya berupa gula jawa. Namun sekarang kue putu juga ada yang diisi dengan ketan hitam hingga keju. Inovasi ini yang emmbuat Putut bisa bertahan dari era Mataram Kuno hingga sekarang.

2. Getuk

Baca Juga: Hits: Wanita Setia Temani Pacar dari Nol, Penjual Kue Putu Pernah Dikhianati Karyawan

Getuk merupakan jajanan tradisional yang bisa bertahan ditengah gerusan kuliner luar negeri. Makanan yang terbuat dari singkong ini sampai sekarang masih mudah ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Penjual Getuk memiliki ciri khas sendiri, terutama penjual yang berkeliling. Di Jawa Tengah, mereka biasa berputar dengan pengeras suara.

Meski yang diputar lagu-lagu dangdut, namun masyarakat sudah tahu jika mereka penjual getuk, meski tak melihat secara langsung. Sound yang tak begitu jernih, ditambah penggunaan toa, menjadikan suara berisiknya sangat khas.

3. Klepon

Klepon merupakan jajanan tradisional yang eksis dari tahun ke tahun. Meski bentuk, bahan dan isi yang digunakan masih sama, Klepon tak pernah kehilangan penggemar. "Regenerasi" penyuka klepon tak pernah putus.

Kue Klepon. [Shutterstock]

Hal itulah yang membuat makanan dengan bahan dasar tepung ketan dan isian gula merah ini terus dicintai. Para penjual klepon bisa menjaga rasa khas dari jaman dulu. Di beberapa daerah, seperti Sumatera Barat, klepon familiar dengan nama onde-onde.

4. Arem Arem

Di Jepang ada Sushi. Di Korea ada Kimbab atau Gimbab. Sementara di Indonesia ada arem-arem. Nasi yang dibalut santan, diisi sambal goreng ati dan telur. Lalu, arem-arema dikukus dengan bungkus daun pisang.

Arem Arem sulit untuk disebut cemilan, sulit juga untuk disebut makanan utama. Arem Arem yang berisi nasi sejatinya cukup mengenyangkan. Namun, bagi orang Indonesia, makan arem arem tak bisa disebut "sudah makan".

Arem Arem lebih mudah ditemukan di Jawa Tengah. Bagi orang luar Jawa yang jarang melihat arem arem, jangan sampai salah ambil. Arem arem sangat mirip dengan lemper yang isinya nasi ketan dan abon atau suwiran daging ayam.

5. Kroket

Tak jelas kapan kroket masuk ke Indonesia. Namun yang pasti, jajanan tradisional ini merupakan adaptasi dari makanan Eropa, terutama Belanda, yang juga bernama Kroket. Di Belanda, kroket terdiri dari ragout yang dilapisi putih telur dan tepung panir, lalu digoreng.

Di Indonesia, kroket merupakan kentang yang dihaluskan, lalu di dalam diisi daging yang sudah dibumbui. Kroket diberi lumuran telur kocok dan tepung panir, kemudian digoreng.

Kroket termasuk jajanan tradisional yang eksis dan tak pernah kehilangan penggemar. Dalam perkembangannya, kroket juga dipadu dengan coklat dan keju untuk memberi warna baru.

Demikian pembahasan mengenai lima jajanan tradisional yang masih eksis hingga sekarang. Semoga informasi ini bisa bermanfaat.

Kontributor : Lukman Hakim

Load More