SuaraJabar.id - Benteng pertahanan peninggalan Belanda di Kabupaten Bandung Barat ini menyisakan banyak cerita. Mulai dari kekejaman penjajah, hingga dugaan adanya harta karun bernilai tinggi yang sengaja ditanam di dalam benteng itu.
Benteng penuh kisah itu adalah Benteng Gedong Dalapan yang berada di Kampung Pasir Gagak, RT 02/03, Desa Karanganyar, Kecamatan Cililin.
Benteng Gedong Dalapan ini merupakan sebuah bangunan berbentuk ruangan dan bunker.
Kondisi benteng tersebut kini kondisinya sudah rusak dan tak terurus. Tembok di setiap bangunannya itu sudah ada yang runtuh dan tertimbun oleh tanah dan rumput liar.
Kondisi di sekitarnya yang sudah beralih fungsi dijadikan area perkebunan seperti ditanam singkong, jagung dan sayuran.
Berdasarkan catatan sejarah, benteng yang berada di Pasir Gagak dengan ketinggian sekitar 764 mdpl dibuat oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada abad ke-19 awal atau sekitar tahun 1900-1906, dengan material pondasi baru dan cor.
Luas komplek Benteng Pertahanan ini kurang lebih 25 hektare yang berfungsi sebagai tempat untuk mengawasi dan menjaga aset Pemerintah Kolonial Belanda kala itu yang tersebar di Bandung Barat.
Abah Atang (84), salah satu warga yang menjadi saksi keberadaan benteng pun bercerita bawah bahwa pembuatan benteng tersebut dipimpin oleh seseorang yang dikenal dengan sebutan Tuan Bengkok dan Tuan Jackson. Benteng tersebut menurutnya dulu cukup megah.
"Sepengetahuan Abah, masih remaja kondisi disini masih hutan Belanda. Bangunan itu dijadikan oleh tentara untuk perang jadi tempat pertahanan," kata Abah Atang kepada Suara.com belum lama ini.
Baca Juga: Viral Keluhan Warga Risih Baca Nama Kedai Tahu Susu, Keluhannya Tuai Perdebatan
Bukan hanya sebagai tempat untuk mengawasi dan bertahan, di Benteng Dalapan juga disebut Abah Atang merupakan tempat untuk menyimpan senjata.
Di Benteng Gedong Dalapan diyakini ada sejumlah harta karun yang mempercayai masih tersimpan didalam ruangan itu milik pemerintah Kolonial Belanda.
"Ya mau percaya atau tidak, banyak harta kartun peninggalan di sana seperti pedang samurai di sana," ungkap Abah Atang.
"Fakta terpenting bahwa benteng ini adalah saksi bisu kekejaman Westerling," terang pegiat sejarah, David Riksa Buana saat dihubungi Suara.com belum lama ini.
Kisah jahanam Westerling sebagai pembantai bangsa Indonesia berlanjut. Ia mendukung kudeta terhadap pemerintah yang dilakukan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA). Gerakan tersebut mencoba menguasai Bandung tahun 1950 namun gagal.
Westerling dan para pembelot, gagal menguasai Bandung maka APRA mundur ke arah Cianjur. Sial bagi mereka, Divisi Siliwangi sudah mencegat di sana dan menghabisi para pembelot negara tersebut.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
Terkini
-
Duel Sengit di Thailand! Persib Turunkan Kekuatan Penuh, Andrew Jung Starter
-
Polemik PPP di Titik Krusial: Mahkamah Partai Jadi Penentu Siapa Ketua Umum Sah
-
PPP Jabar Ungkap Drama Muktamar X, Dukungan Penuh untuk Agus Suparmanto
-
31 Kepala Sekolah di Cianjur Dicopot, Wakil Rakyat Turun Tangan Usut Polemik Masa Jabatan
-
Hore! Retribusi Berlapis Pintu Masuk Cibodas Resmi Dihapus, Wisatawan Kini Cuma Bayar Sekali