SuaraJabar.id - Kepala Kantor Kementerian Agama atau Kemenag Kota Bandung Tedi Ahmad Junaedi mengataan pihaknya bakal terus terus mengawasi kegiatan pesantren yang ada, terutama di Kota Bandung.
Hal itu dilakukan agar kejadian kekerasan seksual di pesantren seperti kasus HW yang mencabuli belasan santriwati tak terulang.
"Saya kira ini sudah jelas, pertama untuk kasus kemarin sudah ada di ranah hukum, kemudian izin operasional juga itu akan lebih diperketat lagi sehingga mudah-mudahan tidak ada lagi oknum yang mencoreng nama pesantren seperti halnya yang terjadi pada kasus ini," ujar Tedi, Senin (3/1/2021).
Selain itu, Tedy mengungkapkan, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap ustaz-ustaz yang mengajar di pesantren. Meski, saat ini belum ada sertifikasi kyai secara formal.
"Ustaznya itu kita nanti akan lebih diperdalam lagi basic-nya dari mana kemudian belajar formalnya dari mana pesantrennya dari mana. Sertifikasi kyai itu memang gelar masyarakat yang langsung untuk orang tersebut kan gitu ya," lanjut Tedi.
Sementara itu, Pada tahun baru 2022 ini Kementerian Agama Kota Bandung akan mendorong memberikan penguatan moderasi beragama.
Hal tersebut dilakukan sesuai dengan arahan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.
"Mudah mudahan di tahun 2022 itu tidak ada lagi apa yang disebut dengan radikalisme, tidak ada lagi apa yang disebut intoleran. Jadi kita betul betul mengusung tema moderasi beragama, atau beragama secara wasatiyah, secara tengah tengah secara bijak seperti itu," tambahnya.
Pihaknya menjelaskan bahwa moderasi beragama akan dilakukan secara intern di kementerian Agama terlebih dahulu.
"Teknisnya itu pertama kita secara intern kementerian Agama, itu pak Menteri Agama sudah memprogram kan seluruh pejabat, seluruh ASN kementerian Agama, itu akan diberikan pelatihan tentang moderasi beragama. Baru dari situ kita laksanakan dakwah keluar tentang bagaimana moderasi beragama," ucapnya.
Dengan begitu dakwah akan lebih diatur, Tedi menepis anggapan tersebut secara langsung. Menurutnya yang akan dirubah adalah mindset atau berpikir pada da'i atau pendakwah.
"Cara berpikir temen-temen para penyuluh, supaya cara penyampaian dakwahnya itu lebih wasatiyah lagi moderat. Semangat nasionalisme jelas ada kan begitu, sesuai dengan hubbul wathan minal iman," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Incar Tiket 16 Besar! Persib Bandung Tak Akan Kasih Ampun Selangor FC
-
Akhir Petualangan Dokter Predator, Priguna Anugerah Divonis 11 Tahun Penjara
-
Mereka Tak Hanya Memadamkan Api, Tapi Menjaga Hidup yang Hampir Padam
-
Link Resmi Download Kalender Hijriah 2026, Lengkap dengan Jadwal Idul Fitri dan Idul Adha!
-
Mahasiswa Musafir Tewas Dikeroyok di Masjid Sibolga: Kemenag Murka, Minta Pelaku Dihukum Berat
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Program Makan Bergizi Gratis Sumbang Inflasi Jabar 0,45 Persen, BPS Ungkap Dampak Tak Terduga
-
Misteri Korupsi Tunjangan Perumahan DPRD Bekasi: Kejati Jabar Bakal Tetapkan Tersangka: On Proses Ya
-
Bukan Jawa Barat, Ini Bintang Baru Ekonomi Indonesia: Pertumbuhannya Capai 5,84 Persen
-
Kejati: Penyidikan Tunjangan Perumahan DPRD Bekasi Berjalan
-
Dedi Mulyadi Pilih Habiskan Dana Bencana, Kritik Purbaya?