SuaraJabar.id - Ribuan orang menggeruduk Kantor DPRD Kabupaten Garut pada Rabu (5/1/2022). Mereka datang untuk mengadukan keberadaan Negara Islam Indonesia atau NII yang dan mendesak Bupati Garut Rudy Gunawan untuk mencopot pejabat yang terafiliasi dengan NII.
Ketua Majelis Ulama Indonesia atau MUI Garut, KH Sirodjul Munir yang hadir dalam aksi itu mengatakan, pihaknya merasa kesal dengan respon pemerintah setempat terkait NII.
Padahal kata dia, pihaknya sudah sering mengundang Pemerintah Kabupaten Garut untuk membicarakan persoalan NII yang meresahkan. Namun tak pernah mendapat respon yang baik dari pemerintah.
Pemkab Garut kata dia, baru memberikan respon ketika ada 58 remaja dibaiat NII pada Oktober 2021 lalu.
“Baru mendapatkan respon yang positif setelah terjadinya kasus NII di kelurahan Sukamentri, yang menanganinya MUI kelurahan sukamentri,” kata Sirodjul Munir di Kantor DPRD Kabupaten Garut.
Menurutnya kasus yang terjadi di Kelurahan Sukamentri yang sempat menghebohkan warga Garut ini belum sepenuhnya tuntas sampai sekarang.
“Bahkan dari informasi, si korban yang sudah menyatakan kembali ke NKRI, tapi kembali lagi ke NII. Karena tidak ada pembinaan yang maksimal,” katanya.
Kemudian KH Sirodjul Munir juga menyoroti pembentukan satgas untuk memberantas NII.
Di mana MUI Kabupaten Garut beserta Bupati dan Organisasi Masyarakat bersosialisasi ke sebuah tempat, dan terbentuklah Satgas. Namun masalahnya SK satgas yang dijanjikan tuntas 3 minggu namun terealisasi 3 bulan setelahnya.
Baca Juga: MUI Beri Peringatan Keras Ferdinand Hutahaean soal Cuitan 'Allahmu Lemah'
Sirojul Munir mengaku bangga atas dibentuknya satgas tersebut. Namun, dia juga menyayangkan kinerja dari Satgas ini sangat lamban dalam memberantas paham radikal ini.
Satgas ini menurutnya tak mampu membendung penyebaran NII yang begitu pesat terutama di daerah selatan Garut.
Bahkan, keberadaan kelompok ini sudah memiliki sekolah, pesantren yang mempunyai ratusan murid, bahkan sudah memiliki struktur ekonomi yang sangat kuat.
Struktur ekonomi paham radikal ini sangat kuat, karena seperti contoh di suatu Kecamatan di Kabupaten Garut, kelompok ini bisa menghimpun dana dari infaq diantaranya sebesar Rp 250 juta sampai Rp 1 miliar per desa di kecamatan itu.
Berita Terkait
-
Ironi Jelang HUT RI ke-80: Rumah Doa di Garut Disegel, Negara Didesak Jamin Kebebasan Beragama
-
Terungkap! Ini Hasil Investigasi MUI Soal Pengajian Umi Cinta yang Dituding Sesat
-
Tok! MUI Keluarkan Fatwa Praktik Jual Beli Surga Rp 1 Juta Kelompok Umi Cinta
-
Berapa Isi Rekening Ketua MUI Cholil Nafis Diblokir PPATK? Ada Fakta Menarik di Baliknya
-
PPATK Blokir Rekening Ketua MUI, Berisi Uang Ratusan Juta
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP Samsung Anti Air Harga Terjangkau, Pilihan Terbaik Agustus 2025
-
Panas! Guru Patrick Kluivert Semprot Balik Pengkritik Rafael Struick
-
Calon Pengganti Ole Romeny Tiba di Jakarta! Langsung Bela Timnas Indonesia di FIFA Matchday?
-
Emas Antam Kembali Menggeliat, Cek Harga Terbaru
-
Sedetik Bawa FC Utrecht ke Liga Europa, Miliano Jonathans Cetak Rekor untuk Timnas Indonesia
Terkini
-
Lewat Program GEMPITA Lestari bersama UI, Bank Mandiri Perkuat Literasi Keuangan
-
Duel Parang Maut di Jasinga: WS Tewas dengan Luka 20 Cm Tembus Paru-paru, AF Jadi Tersangka
-
Kematian WS: Dari Ejekan di Lapangan Bola Jasinga, Berakhir Maut di Ujung Parang
-
IHR-Merdeka Cup 2025, Penonton Bakal Nikmati Kejuaraan Berkuda di Track Tepi Pantai Pangandaran
-
Dari Kurir Jadi Juragan! Dua Warga Bandung Raup Omzet Ratusan Juta