Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Senin, 17 Januari 2022 | 18:22 WIB
ILUSTRASI - Hewan ternak milik warga yang mati di Kecamatan Siborong-borong Tapanuli Utara. [Kabarmedan]

SuaraJabar.id - Sebuah foto yang memperlihatkan hewan ternak milik warga ditemukan tewas dalam kondisi tercabik-cabik beredar di jejaring media sosial dan menjadi viral.

Foto tersebut merupakan gambar dari ternak milik peternak di Kecamatan Gunung Halu dan Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Hewan ternak mereka diduga tewas usai dimangsa hewan buas jenis anjing hutan atau yang dikenal dengan nama ajag.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan pada Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) Bandung Barat Wiwin Aprianti mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan adanya hewan ternak milik warga yang diburu anjing hutan atau dikenal oleh warga sebagai ajag.

Baca Juga: Viral Sejoli Asyik Pacaran di Warkop, Warganet Salfok Lihat Posisinya: Lagi Ngobrol Tapi Mukanya Dekat

"Betul kita sudah terima laporan soal hewan mati. Jadi itu kemungkinan diburu oleh anjing hutan atau ajag," ujar Wiwin saat dihubungi pada Senin (17/1/2022).

Wiwin mengatakan ajag memburu hewan ternak milik warga karena makanan mereka di dalam hutan di wilayah selatan Bandung Barat itu sudah habis.

"Tentu ada penyebabnya, kemungkinan di hutannya itu sudah tidak ada lagi makanan jadi akhirnya kawanan ajag itu mencari makanan ke permukiman," terang Wiwin.

Namun untuk sampai menyerang warga, terang Wiwin, pihaknya belum menerima laporan ada yang menjadi korban serangan anjing hutan tersebut selain hewan ternak milik warga.

"Belum ada kalau laporan terkait serangan ajag ke manusia. Kalau pun ada korban dari warga segera saja pergi ke puskesmas dan korbannya akan langsung ditangani," kata Wiwin.

Baca Juga: Aksi Dua Pria Buang Sayuran ke Sungai Sukses Bikin Netizen Auto Geram

Wiwin mengatakan sample dari bagian tubuh hewan ternak yang sudah mati tak akan diobservasi di laboratorium sebab matinya hewan ternak tersebut bukan akibat serangan anjing liar yang terjangkit rabies.

"Untuk hewan yang mati ini enggak akan diuji lagi sample kepala atau bagian tubuhnya yang lain, karena memang karakter ajag ini kan ganas. Berbeda dengan hewan yang rabies dan kebetulan di sana selatan KBB juga endemik ajag, karena masih banyak hutan-hutan," tutur Wiwin.

Sebagai langkah antisipasi pihaknya mengimbau masyarakat menerangi kandang ternak serta membuat kandangan lebih tertutup lagi sehingga tidak mudah diterobos ajag.

"Antisipasinya warga menerangi kandang mereka, terus dibuat penutup kandang ternak yang lebih baik lagi. Lalu bersama masyarakat melakukan patroli malam-malam karena ini kan kejadian berulang, jadi antisipasi saja," tandas Wiwin.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Load More