Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 27 Januari 2022 | 21:12 WIB
ILUSTRASI - Anggota TNI Serma Budi Santoso memangku anak SD saat vaksinasi anak di Sekolah Dasar Negeri 1 Desa Taman Bogo Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur, Kamis (13/1/2022). [Suaralampung.id/Agus Susanto]

SuaraJabar.id - Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur dr Yusman Faisal mengatakan pihaknya telah mendapat pemberitahuan dari Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) mengenai penyebab meninggalnya seorang siswa pendidikan anak usia dini (PAUD) di Kecamatan Pasirkuda.

Menurutnya, anak tersebut bukan meninggal karena vaksinasi. Dari penelusuran Komnas KIPI, anak tersebut memiliki riwayat penyakit infeksi otak.

"Kesimpulan sementara dari hasil audit Komnas KIPI, siswa tersebut meninggal bukan karena vaksinasi, namun adanya infeksi di otak. Namun hasil tersebut, baru kami dapatkan secara lisan dari Komnas KIPI," kata dr Yusman Faisal dikutip dari Antara, Kamis (27/1/2022).

Ia menuturkan, Komnas KIPI sudah melakukan audit terhadap siswa tersebut beberapa hari lalu untuk mencari tahu penyebab kematiannya, sehingga laporan secara tertulis akan didapatkan pihaknya beberapa hari ke depan.

Baca Juga: Maksimalkan Layanan Kesehatan, 37 WBP di Rutan Wates Jalani Vaksinasi Covid-19

"Jadi orang tua jangan takut kalau anaknya mendapatkan vaksinasi, selama anak dalam kondisi sehat dan tidak memiliki penyakit akut. Selama ini, kecil kemungkinan terjadi KIPI terhadap penerima vaksin," katanya.

Sebelumnya Dinas Kesehatan Cianjur, masih menunggu hasil investigasi dan pendalaman dari Komda KIPI Jabar dan Komnas KIPI, terkait meninggal siswa PAUD di Cianjur, setelah mendapatkan vaksinasi atas nama ZL (6,5) beberapa hari yang lalu.

Kepala Dinkes Cianjur, Irvan Nur Fauzy di Cianjur, mengatakan Komda KIPI Jabar, sudah melakukan investigasi terkait meninggalnya siswa PAUD di Kecamatan Pasir kuda, namun pihaknya belum mendapat laporan.

"Komda KIPI Jabar sudah melakukan investigasi kasus meninggalnya siswa tersebut, kami belum menerima keterangan resmi atau perkembangan dari hasil investigasi yang dilakukan seperti autopsi verbal dari pihak yang diduga terkait dalam kasus tersebut, termasuk keluarganya," kata Irvan.

Ia menjelaskan, untuk pelaksanaan tindakan awal yang dilakukan terhadap anak berbeda dengan orang dewasa sebelum mendapatkan vaksinasi, namun pihaknya baru mengetahui siswa tersebut memiliki riwayat penyakit, sedangkan terkait riwayat penyakit lainnya menunggu hasil investigasi.

Baca Juga: Bikin Gemas, Polisi dan TNI sampai 'Kawal' Kevin Biar Berani Vaksin

Load More