SuaraJabar.id - Matahari bersinar terik membakar kulit Agus. Menggegam erat sebuah tambang, pria berusia berusia 40 tahun itu menarik sebuah rakit eretan untuk menyebrang.
Dibantu seorang temannya, Agus menyebrangkan satu per satu sepeda motor menggunakan eretan rakit berbahan bambu untuk melewati perairan Waduk Saguling di Desa Cangkorah, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Di sebuah saung sederhana dengan beratapkan terpal compang-camping, Agus dan temannya terlihat berlindung dari sengatan matahari selagi tak ada sepeda motor yang melintas.
Ditengah lamunanya memandangi perairan Waduk Saguling yang tertiup angin, tetiba, ada suara deru sepeda motor yang melewati jalan setapak untuk mengarah ke rakit eretan itu. Sepeda motor itu mengarah dari Kampung Sekecengek RW 08 dan 09 Desa Cangkorah.
Agus pun bergegas menyiapkan rakit yang terbuat dari bambu yang ditopang dengan 12 tong. Rakit itu berukuran 4x12 meter yang mengapung di atas Waduk Saguling. Rakit eretan itu bisa memuat maksimal 12 sepeda motor.
Satu unit sepeda motor beserta pengemudinya langsung menaiki rakit untuk menyebrang ke wilayah RW 07 Desa Cangkorah dan sekitarnya. Ya, rakit itu memang digunakan untuk akses mobilitas antarkampung dan RW di desa tersebut.
"Ini maksimal bisa ngangkut 12 motor sama orangnya," tutur Agus, belum lama ini.
Ia bersama rekannya langsung merekatkan pegangan kepada sebuah tali tambang berwarna biru untuk mengarungi perairan Waduk Saguling sepanjang 50 meter. Angin yang menghembus siang itupun membuat Agus harus menguras tenaga ekstra untuk mengeret rakit.
Sesekali Agus dan temannya mengusap keringat yang bercururan. Cuaca siang itu memang cukup terik menembus pelindung kepala tipis yang dipakainya. Ia terus menggeret rakit untuk menyebrangkan warga beserta sepeda motor.
Baca Juga: Bocah 11 Tahun Asal Parung Panjang Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Sawah
Hanya butuh waktu sekitar 5 menit saja untuk menyebrangi Waduk Saguling di Desa Cangkorah menggunakan rakit eretan. Akses itu sangat berarti bagi warga setempat untuk mengefisiensikan waktu.
Sebab jika menggunakan akses jalan biasa, warga RW 08 Kampung Sekecengek dan RW 06, membuat warga harus memutar sepanjang 7 kilometer untuk bisa sampai ke kantor desa.
"Kalau ke sini warga bisa motong waktu. Jalan biasa juga ada tapi memang harus muter. Ini biasanya kalau yang bekerja, kemudian nganter orang sakit lewat sini," papar Agus.
Rakit eretan itu dibuat tahun 2020, tepatnya ketika pandemi Covid-19 mewabah. Dana yang digunakan merupakan swadaya dari masyarakat yang memang berharap ada akses untuk mempercepat mobilitas, tanpa harus terlebih dahulu memutar jalan.
Rakit eretan itu dijaga empat orang yang bertugas secara bergiliran. Tanpa mematok tarif, transportasi tradisional itu mulai beroperasi pukul 05.00-23.00 WIB setiap harinya. Rata-rata ada sekitar 20 unit sepeda motor yang menyebrang setiap harinya menggunakan rakit eretan itu.
Uang yang dihasilkan pun tak sepenuhnya dibawa pulang operator seperti Agus. Ia harus sisihkan ke dalam kas untuk biaya pemeliharaan rutin, yang selalu dilakukan untuk memastikan rakit tersebut tetap aman.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Siapa Dalang di Balik KTP Palsu WNA Israel Aron Geller? 5 Fakta Mengejutkan Terungkap
-
Gempar KTP Palsu WNA Israel di Cianjur, Bupati Wahyu Ferdian Bongkar Data Aron Geller Fiktif
-
Dokter Dikeroyok di Depan Rumah! 5 Pelaku Ditangkap
-
36 Pendaki Ilegal Ini Dihukum Berat!
-
Warga Bantah Pukul Anak Anggota DPRD di Bogor, Wakil Rakyat dari NasDem 'Keukeuh' Buat Laporan