SuaraJabar.id - Gaji arsitek di Indonesia, berapa ya? Arsitek adalah salah satu profesi yang selalu dicari di dunia, termasuk Indonesia. Kebutuhan bangunan seperti perumahan, gedung perkantoran, apartemen, hingga pusat perbelanjaan membuat keahlian arsitek semakin diperlukan .
Arsitek tak hanya terlibat dalam perencanaan, tapi juga mengawasi konstruksi bangunan. Banyak yang beranggapan gaji arsitek cukup besar. Lalu, seperti apa sih prospek pekerjaan arsitek di Indonesia hingga besaran penghasilannya? Mari simak artikel berikut ini!
1. Seputar Pekerjaan
Seseorang perlu memiliki lisensi khusus untuk berkarier di dunia arsitek. Lisensi bisa didapatkan dengan mengikuti program studi Sarjana (S1) selama empat tahun.
Selanjutnya melewati program profesi arsitek selama satu tahun, magang dua tahun, hingga mengikuti ujian lisensi arsitek. Meski harus melewati perjalanan cukup panjang, prospek kerja arsitek terbilang cukup menjanjikan.
Bahkan, jika telah memiliki pengalaman dan terbilang profesional, seorang arsitek dapat menghasilkan ratusan juta dari setiap proyek.
2. Standar Gaji
Jika berbicara gaji secara umum, ada banyak faktor yang dapat memengaruhi nominal mulai dari pendidikan, pengalaman, portofolio, perusahaan yang dilamar, dan lainnya.
Khusus mengenai gaji seorang arsitek pemula atau yang baru saja lulus perkuliahan, standar gajinya adalah Rp4,3 juta.
Sementara karyawan arsitek entry level atau memiliki pengalaman di pekerjaan bidang ini selama satu hingga dua tahun, umumnya bisa mendapatkan gaji hingga Rp7 juta.
Untuk arsitek kelas manajer dan direktur, standar gaji yang bisa didapatkan adalah berkisar Rp15 juta hingga Rp50 juta per bulan.
Jika nama arsitektur sudah mulai dikenal dalam dunia arsitektur Indonesia, tidak menutup kemungkinan jika karya kita dihargai hingga ratusan juta rupiah per proyek.
Salah satu contohnya adalah arsitek ternama asal Bandung, Yu Sing, yang dikabarkan menetapkan harga jasa arsitekturnya senilai Rp300 juta. Namun, kembali lagi nominal tersebut tergantung dengan pengalaman, jenis proyek, atau perusahaan tempat kita melamar.
3. Suka Duka
Besarnya penghasilan arsitek bisa dibilang sebanding dengan tugasnya merancang hingga mengawal bangunan hingga berdiri sempurna. Berikut suka duka arsitek yang tak banyak diketahui masyarakat.
a. Jam Kerja Tidak Menentu
Ketika memutuskan untuk menjadi seorang arsitek, Anda harus siap dengan konsekuensi jam kerja yang tidak pasti. Tidak heran jika jurusan arsitektur terkenal dengan tugas dan deadline yang sangat ketat.
Hal ini berguna untuk mempersiapkan para calon arsitek muda agar tidak kaget ketika masuk dunia kerja nanti.
b. Gaji Awal Standar UMR
Tentu saja mahasiswa arsitek yang baru lulus tidak akan digaji dengan nominal yang sama dengan arsitek profesional. Jadi, jangan berharap bisa langsung mendapat gaji dua digit.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Selebgram Cianjur RW Diduga Gelapkan Dana Talangan Buronan Interpol, Polisi Siapkan...
-
Mengenang Jejak Pengabdian Dini Yuliani: Dari Pebisnis Ulung hingga Ketua PKK
-
26 Tambang di Jabar Ditutup Dedi Mulyadi, Menteri ESDM : Saya Belum Tahu
-
Dedi Mulyadi Bagikan Kabar Duka!
-
6 Desa di Cisolok Sukabumi Terendam, Ribuan Jiwa Mengungsi: Ini Kebutuhan Prioritas!