Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 09 Februari 2022 | 12:01 WIB
ILUSTRASI - Siswa SMPN 2 Cimahi mengikuti tes swab PCR usai ada teman satu kelas mereka terkonfirmasi positif COVID-19., Selasa (8/2/2022). [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

SuaraJabar.id - Sebuah SMA Negeri di Kabupaten Cianjur dilaporkan menghentikan sementara kegiatan pembelajaran tatap muka atau PTM. Penyebabnya, ada 51 siswa di sekolah tersebut yang dilaporkan sakit secara bersamaan.

Belu diketahui apakah 51 siswa yang sakit seara bersamaan tersebut terpapar COVID-19 atau tidak.

Berdasarkan keterangan saksi, sekolah mulai menerima laporan mengenai siswa yang sakit pada Senin, 7 Februari 2022.

Setelah mendapatkan data dari wali kelas, jumlah siswa yang sakit ternyata cukup banyak, mencapai 51 orang.

Baca Juga: PPKM Level 3 Mulai Diterapkan di Jogja, Posko Satgas Covid-19 Mikro Dibuka Lagi

Sakit yang dialami rata-rata demam, batuk, pusing, dan flu. Hanya, pihak sekolah belum memastikan apakah sakitnya akibat terpapar Covid-19 atau bukan.

Mengetahui banyak siswa yang sakit, akhirnya pihak sekolah memutuskan untuk menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM) dan menggantinya dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ), pada Selasa (8/2/2022).

“Pihak sekolah khawatir sakitnya karena terpapar Covid-19, jadi dihentikan PTM 100 persen sebelum ada keputusan dari Bupati Cianjur,” ujarnya dikutip dari Ayobandung.com--jejaring Suara.com, Rabu (9/2/2022).

Pembina Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kabupaten Cianjur Agam Supriyatna membenarkan adanya sekolah yang menghentikan PTM.

“Karena khawatir, PTM dihentikan mulai 8 Februari, karena ada satu sekolah yang siswanya sakit berjumlah puluhan,” tuturnya.

Baca Juga: Siap Beri Stok Vaksin Covid-19 untuk Wartawan, Jokowi: Minta Berapa? Saya Kasih Sekarang Juga

Ia mengatakan, beberapa siswa telah dibawa ke puskesmas untuk melakukan swab, namun hasilnya negatif. Meski demikian, siswa-siswa tersebut telah disarankan untuk isolasi mandiri.

“Iya sudah dilakukan swab kepada siswa yang masuk sekolah, Alhamdulillah hasilnya negatif,” ungkapnya.

Load More