Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 09 Maret 2022 | 16:52 WIB
Sebuah jalan di Kota Cimahi yang namanya diambil dari pejuang perempuan, Djuleha Karmita. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

Djulaeha pun menjadi seorang aktivis perempuan. Ia juga mulai turun ke dunia politik. Machmud mengatakan, Djulaeha pernah duduk di kursi dewan perwakilan di daerah.

"Setelah perang kemerdekaan selesai, Bu Julaeha kalau tidak salah menjadi aktivis perempuan, saya lupa apakah dia pernah menjadi anggota DPD atau DPRD," ungkapnya.

Sosok wanita itu pun dikabarkan meninggal di tahun 1990-an. Menurut Machmud sosoknya sangat penting dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, sehingga namanya pantas diabadikan.

"Yang pasti, dia memiliki jasa yang sangat penting terlebih seorang perempuan di Cimahi. Sebagai kaum perempuan yang tidak berpangku tangan, tidak hanya berkecimpung di rumah tapi juga turut berjuang bersama kaum laki laki di medan pertempuran," pungkasnya.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Masih Tinggi, Warga Kota Cimahi Dinilai Kurang Antusias Vaksinasi Booster

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Load More