Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Minggu, 03 April 2022 | 20:15 WIB
ILUSTRASI - Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite ke mobil di SPBU Coco Kuningan, Jakarta, Rabu (30/3/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraJabar.id - Antrean kendaraan terpantau terjadi di sejumah SPBU yang ada di Jawa Barat semenjak Pertamina menaikan harga Pertaax pada 1 April 2022 lalu.

Mayoritas kendaraan yang antre di SPBU adalah kendaraan baik roda dua atau empat yang ingin mengisi BBM jenis Pertalite.

Diduga, antrean terjadi akibat banyak masyarakat yang beralih dari Pertalite ke Pertamax.

Wawan Sopyan (55) seorang warga Cipageran, Kota Cimahi menuturkan, dari dua kali antre Pertalite di SPBU semenjak harga Pertamax naik, ia melihat beberapa kendaraan yang seharusnya memakai Pertamax ikut di antrean Pertalite.

Baca Juga: Warga Mampu Diminta Jangan Pakai Pertalite, Pertamina: Pakai Pertamax

"Macem-macem mobilnya. Bisa dibilang mobil di atas dua ribu cc lah. Atau mobil bagus, seharusnya kan mobil gitu bahan bakarnya Pertamax ke atas," ujar Wawan, Minggu (3/4/2022).

Wawan yang bekerja sebagai sopir mobil katering menuturkan, terakhir kali ia mengisi BBM di sebuah SPBU di Jalan Raya Cibereum pada Minggu pagi.

"Coba pemerintah tegas, masa SUV 2.500 cc pake Pertalite kan. Masa orang kaya makan subsidi buat rakyat kecil?" ujarnya.

Sementara itu, PT Pertamina telah meminta warga mampu untuk tidak membeli Pertalite.

ertamina beralasan dengan menggunakan pertamax, warga tidak membenani APBN.

Baca Juga: Pertamina: Masih Banyak Konsumen Sangka Harga Pertalite Naik, Padahal Tidak

Pertalite merupakan penugasan sebenarnya memang ada kuota, tetapi PT Pertamina tidak melakukan pembatasan terkait pertalite tersebut.

"Karena BBM pertalite merupakan penugasan tentunya menggunakan anggaran dari APBN. Namun, ketika kalangan mampu tidak ikut-ikutan menggunakan pertalite tentunya tidak akan membebani APBN," kata Area Manager Communication, Relations, and CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Sub Holding Commercial and Trading PT Pertamina (Persero) Brasto Galih Nugroho di Kudus, Minggu (3/4/20200) dikuti dari Suara.com.

Meskipun ada penyesuaian harga BBM jenis pertamax atau BBM nonsubsidi gasoline RON 92 menjadi Rp 12.500 per liter dari harga sebelumnya Rp9.000 per liter, PT Pertamina menjamin stok semua jenis BBM untuk penyaluran ke Kabupaten Kudus dan sekitarnya tersedia dalam jumlah aman.

Ketahanan stok pertalite dan pertamax series di fuel terminal atau Terminal BBM PT Pertamina Jateng dan DIY, kata dia, cukup bagus, yakni bertahan selama 11,5 hari apabila tidak ada penambahan suplai sama sekali ke fuel terminal.

Angka tersebut, kata Brasto, baru angka di fuel terminal, belum termasuk kilang dan kapal yang sedang mengantarkan BBM.

"Untuk setiap hari atau periodik ada penambahan suplai ke fuel terminal. Ketika fuel terminal mendapatkan suplai dari kapal atau pipa BBM, maka stoknya bertambah. Dan setiap hari ada pengiriman fuel terminal ke SPBU," ujarnya.

Untuk distribusi BBM ke masing-masing SPBU disesuaikan dengan permintaan masing-masing pengelola SPBU.

Dengan harga baru pertamax, Pertamina berharap masyarakat tetap memilih BBM nonsubsidi yang lebih berkualitas. Harga baru juga diklaim masih terjangkau khususnya untuk masyarakat mampu.

Load More