SuaraJabar.id - KH Ahmad Muwafiq atau akrab Gus Muwafiq buka suara terkait fenomena ziarah kubur. Menurutnya, ziarah ke makam-makam sanak saudara, para guru, para kyai, Wali Songo, habib, dan sayyid yang tersebar di seluruh pelosok negeri justru membawa kemaslahatan tersendiri.
Hal tersebut disampaikan kiai Nahdlatul Ulama (NU) itu saat menjadi pembicara dalam program Inspirasi Ramadhan Edisi Buka Puasa di akun YouTube BKN (Badan Kebudayaan Nasional) PDI Perjuangan.
"Kalau ziarah kubur, iya kalau ziarahnya satu, kalau guru-gurunya diziarahi semua kan akhirnya orang-orang Jakarta ziarah ke Jombang. Itu bus pariwisata laku, odong-odong laku, bakul nasi laku. Orang Jakarta cinta sama Jombang karena di situ gurunya bersemayam. Lalu ziarah ke Demak karena di sana ada makam Sunan Kalijaga, orang cinta sama Demak. Terhadap tanah-tanah dimana guru-gurunya bersemayam, akan terbangun rasa cinta terhadap tanah itu. Kalau itu menyeluruh, itulah bangunan cinta tanah air. Kalau disuruh ngebom ya nggak berani, wong ada makam gurunya," ujar Gus Muwafiq dikutip dari Antara, Jumat (8/4/2022).
Lebih jauh Gus Muwafiq mengatakan, konsep agama dan budaya adalah dua hal yang tidak bisa berdiri sendiri-sendiri, apalagi saling ditiadakan.
"Kedua konsep tersebut memang sudah ditakdirkan untuk bersatu padu dan mengisi satu sama lain. Jika puasa adalah salah satu perintah agama, maka manisnya kolak pisang saat berbuka adalah budayanya," kata Gus Muwafiq.
Menurut dia, transformasi Islam untuk memenuhi takdir sebagai agama yang membawa kesejukan bagi seluruh umat manusia memerlukan waktu tidak sebentar. Islam telah bergerak selama 800 tahun sebelum sampai di daratan Nusantara, tambah ulama kelahiran Lamongan, Jawa Timur, itu.
Oleh karena itu, pertemuan antara konsep agama dan kebudayaan terjadi dimana pun, dengan karakter dan corak Islam di Indonesia sangat beragam, karena Indonesia dihuni oleh ratusan ribu budaya, suku, dan tradisi.
"Di Arab sana, haji adalah hal yang biasa. Di sini merupakan hal yang istimewa dan gelarnya melekat. Kalau di Jawa berubah menjadi Wak Kaji. Nabi Muhammad juga, sampai di Indonesia mendapat sapaan nama tambahan, Kanjeng Nabi. Shalat sebutannya berubah menjadi sembahyang. Ini kan kebudayaan, tapi agamanya dan substansinya tetap," jelas Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tersebut.
Pembawa acara Sadarestuwati lantas menanyakan isu yang sering menjadi perdebatan di masyarakat, yakni tahlilan dan ziarah kubur. Gus Muwafiq pun menanggapi dengan ringan sambil diselingi candaan.
Baca Juga: Rumah Pendiri NU KH Hasyim Asy'ari di Kediri
Menurutnya, urusan tersebut hanyalah permasalahan produk doa, sehingga tidak semestinya dirisaukan.
"Kalau ada orang Islam meninggal, memang agama menyuruh kita untuk menguburkan, semua orang sepakat bahwa si mayit (mayat) itu harus didoakan. Nah, permasalahannya, cara berdoa setiap orang dan/atau daerah berbeda-beda. Sekarang ada yang mendoakan online, lalu berdoa mengheningkan cipta, dan ada juga yang tahlilan itu tadi," tuturnya.
Apabila persoalan itu ditelisik lebih jauh, lanjutnya, maka akan menjadi permasalahan bahasa, yaitu kalimat tahlil Laa ilahaillallah yang mendapat akhiran -an.
"Lha di Jawa, semua mendapat akhiran -an. Kerudung, jilbab yang sedang dipakai disebut kerudungan atau jilbaban. Begitu juga tahlil tadi. Saat dilaksanakan doa-doa, bersedekah, dan diucapkannya kalimat-kalimat thayyibah untuk si mayit, maka disebut tahlilan. Sudah begitu saja," kata pria yang pernah menjadi asisten pribadi Presiden ke-4 Abdurrachman Wahid (Gus Dur) itu.
Berita Terkait
-
BPJS Ketenagakerjaan Lindungi 500 Mahasiswa UIN Gus Dur Pekalongan Lewat Program Jaminan Sosial
-
Hari Santri 22 Oktober, Ini 15 Ulama NU dan Muhammadiyah yang Jadi Pahlawan Nasional
-
Buntut Tayangan Xpose Uncensored, Para Santri Geruduk Kantor KPI
-
6 Fakta Komisaris TJ dan Ketua GP Ansor Jakarta Ancam 'Gorok' Leher Karyawan Trans7
-
Sunan Kalijaga Masih Tak Terima Anaknya Dicampakkan, Ingat Lagi Kisah Cinta Taqy Malik dan Salmafina
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
Terkini
-
Gus Dul: Pembentukan Ditjen Pesantren oleh Prabowo Adalah Hadiah Terbaik dan Tonggak Sejarah Baru
-
Viral Ucapan KDM soal Air Pegunungan, Begini Fakta Sebenarnya
-
Sampurasun! Bank Mandiri Rayakan 27 Tahun Sinergi Majukan Negeri, Resmikan Livin' Fest Bandung 2025
-
Dua Gol Mulus Bawa Persib Kuasai Asia! Taklukkan Selangor, Jaga Jarak di Puncak ACL 2
-
15.600 Ponpes Jabar Terancam? Iwan Suryawan Desak Dana Hibah 2026 Khusus Penyelamat Bangunan