SuaraJabar.id - Gelombang demonstrasi mahasiswa di Kota Bandung belum juga surut. Kali ini, giliran elemen muda Persatuan Islam (Persis) Jawa Barat yang menggeruduk Gedung Sate, Kamis (14/4/2022).
Mereka membawa beberapa isu utama yang sama dengan demonstrasi mahasiswa sebelumnya, seperti menolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax.
Ketua Bidang Politik dan Hukum Himpunan Mahasiswa Persis Jabar, Rizaldi Mina mengatakan, ada sekitar 150 mahasiswa yang berunjuk rasa dengan mengatasnamakan Elemen Muda Persis Jabar Menggugat.
"Kami menuntut beberapa hal terkait isu nasional, pertama terkait dengan lonjakan BBM yang hari ini naiknya Pertamax. Konsekuensi logisnya, akan perpindahan konsumen dari Pertamax ke Pertalite. Lalu, kita rasakan Pertalite itu akan langka," katanya saat ditemui di sela aksi.
Selain itu, mereka juga mengecam kelangkaan dan kenaikan minyak goreng yang kemudian memicu kenaikan sejumlah harga pokok lainnya.
Kondisi ini dinilai menyulitkan masyarakat luas. Rizaldi mengaku heran, Indonesia yang notabenenya memiliki industri kelapa sawit yang masif tapi mengalami kelangkaan minyak goreng.
"Ada kelangkaan minyak goreng padahal kita negara sawit yang besar tetapi di sini kita langka, kita mendesak pemerintah menstabilkan ekonomi nasional supaya nantinya bisa stabil dan bunda-bunda bisa memasak dengan tenang lagi," katanya.
Di samping itu, ada masalah lain yang turut mereka suarakan, yakni terkait persoalan penggusuran yang kerap dilakukan pemerintah, seperti di alami warga Anyer Dalam, Kebonwaru, Kota Bandung.
Rizaldi menegaskan bahwa mereka bersolidaritas terhadap warga, sekaligus mengecam pemerintah yang gemar melakukan penggusuran atas nama pembangunan tetapi tidak menghadirkan keadilan bagi warga terdampak.
Baca Juga: Akhirnya Gubernur Sumut Edy Rahmayadi Temui Massa Demo, Begini Katanya
Kondisi kian buruk ketika pemerintah kerap melakukan cara-cara represif untuk mengusir warga dari ruang hidupnya.
"Mengecam pemerintah ketika melakukan represi saat terjadi pembebasan lahan di beberapa titik seperti di Anyer Dalam atau di Jatim kasus Wadas. Kita semua melihat ada semacam sebuah pelanggaran HAM yang dilakukan pemerintah, kami mendesak pemerintah untuk menghentikan represi, menuntut untuk tidak atau meniadakan penggusuran lahan," katanya.
Hingga pukul 14.30 WIB, massa aksi terlihat masih berkumpul di depan Gedung Sate. Mayoritas merupakan perempuan. Mereka bergiliran menyampaikan keresahan di depan kantor Gubernur Ridwan Kamil tersebut.
Sementara itu, terlihat sejumlah aparat kepolisian berseragam dan yang tidak berseragam bersiaga di sekitaran lokasi. Tak ketinggalan, pagar berduri pun melingkari pagar gerbang Gedung Sate. Sejauh ini, situasi aksi masih aman.
"Kami mendesak pemerintah daerah mendengar dan menyampaikan keresahan kami ini kepada pusat," tegas Rizaldi.
Kontributor : M Dikdik RA
Berita Terkait
-
Kata-kata Thom Haye Persib Bandung Keok dari Malut United
-
Antisipasi Bencana Ekologis, Rajiv Desak Evaluasi Total Izin Wisata hingga Tambang di Bandung Raya
-
2 Pemain Timnas Indonesia Dikabarkan Gabung Persib Bandung
-
Dari yang Homey hingga Medis: Panduan Memilih Studio Pilates di Bandung
-
Kronologis Marc Klok Bikin Kesal Yance Sayuri Sampai Mau Dipukul
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
Terkini
-
Cirebon Darurat! Banjir Rendam 22 Desa, Lebih dari 6.500 Warga Terdampak
-
Rute Eksotis Jakarta-Cianjur Batal Dilayani KA Jaka Lalana, Ternyata Ini Penyebabnya
-
Iwan Suryawan Minta Pejabat Jabar Gugurkan Cuti Massal Nataru, Prioritaskan Siaga Cuaca Ekstrem
-
Pemberdayaan Perempuan Jadi Kunci BRI untuk Menaikkelaskan UMKM
-
Bye-bye Macet Limbangan! Target Tuntas Tol Cigatas Tembus Garut-Tasik 2027