SuaraJabar.id - Warga Priangan Timur, khususnya Ciamis, Jawa Barat tentu sudah tak asing bila mendengar nama Pondok Pesantren Darussalam.
Pesantren tersebut merupakan salah satu pesantren favorit yang sudah banyak melahirkan alumni santri dan santriwati yang berkualitas.
Tak sedikit artis, pejabat dan ulama yang pernah mengenyam pendidikan dan menjadi santri di pesantren ini.
Namun, dengan banyaknya prestasi yang diraih tersebut, ternyata dulunya nama ponpes Darussalam itu adalah Pesantren Tjidewa atau Cidewa.
Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam Ciamis, KH. Fadlil Yani Ainusyamsi yang juga sering akrab disapa Kang Icep mengatakan, pesantren didirikan oleh Kakeknya yakni Kyai Ahmad Fadlil pada tahun 1929. Kemudian, saat kakeknya berusia 40 tahun beliau meninggal dunia pada tahun 1950.
“Setelah wafatnya Kakek kami, kemudian Ayahanda KH. Irfan Hielmy yang merupakan penerus kedua, dulu itu Ayahanda masih berusia muda dan masih dalam perjuangan untuk menjadi pengasuh Pesantren berikutnya,” tuturnya, Jumat (15/4/2022).
Jadi selama 5 tahun itu di Pondok Pesantren Darussalam dipimpin oleh santri Kakeknya yakni KH. Zaenal Mustofa, yang saat ini mempunyai Pesantren Darul Falah di Handapherang, Cijeungjing, Ciamis.
“Nah baru pada tahun 1955 itu baru Pesantren dipegang oleh ayahanda KH. Irfan Hielmy. Selama itu, Pesantren masih ada nama Cidewa. Jadi pada tahun 1930-1963 itu masih terkenal dengan Pesantren Cidewa,” terangnya.
Lanjut Kang Icef, setelah ayahanda menjadi penerus kedua Pesantren tersebut, kemudian namanya diganti menjadi Pondok Pesantren Darussalam sejak tahun 1963.
Karena, kalau dulu Pesantren itu diberi nama sesuai daerahnya atau lokasi tempat Pesantren tersebut berada.
Pada saat itu, Pesantren Darussalam kalau Desanya itu masuk Dewasari, namun kampungnya sebagian Pesantren ada di Cidewa jadi otomatis disebut Pesantren Cidewa.
Sejak tahun 1963 para santri Pesantren Darussalam ini datang dari berbagai Provinsi di Indonesia.
“Bisa dikatakan Pesantren Darussalam santrinya dari Sabang sampai Merauke ada perwakilannya, tapi yang lebih banyak di Jabodetabek,” jelasnya.
Kang Icep menjelaskan, ponpes Darussalam berdiri sebelum Kemerdekaan RI.
Saat itu memiliki tujuan untuk sama-sama mencerdaskan umat, berjuang melawan penjajah bersama-sama dengan ulama-ulama lain.
Berita Terkait
-
Minggu Besok, Pesantren Lirboyo Undang Seluruh Unsur NU Bahas Konflik Internal PBNU
-
LPDB Dorong Koperasi Pondok Pesantren Jadi Mitra Strategis Koperasi Desa Merah Putih
-
Pengembang Dibuat 'Panas Dingin', Apa Alasan Sebenarnya KDM Setop Sementara Izin Perumahan di Jabar?
-
Makan Bergizi Gratis Jadi Andalan Tekan Stunting di Tamansari Bogor
-
PLN Resmikan SPKLU Center ke-6 di Jawa Barat, Siap Hadapi Lonjakan Pengguna EV Saat Nataru
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
Terkini
-
BP Taskin dan IPB Kebut Integrasi Data Desa Presisi Demi Hapus Kemiskinan Ekstrem
-
Belajar dari Tragedi Sumatera, Jamil Azzaini Bangun Masjid Eco Wakaf untuk 'Tangkis' Krisis Ekologis
-
Satukan Langkah untuk Sumatra, Komitmen BRI Group Dukung Pemulihan Infrastruktur
-
Puluhan Aksi Tanggap Darurat, Bantuan BRI Jangkau 70 Ribu Lebih Warga Terdampak
-
Transformasi Mengejutkan LIMA di Usia 20 Tahun, Apa Itu Filosofi Lima Jari?