"Nah, gunungnya tidak diurus, kemudian anak sungainya tidak diurus," kata Dindin.
Dindin juga menitikberatkan pada pemulihan lahan kritis. Ia mengatakan, di wilayah hulu Sungai Citarum tercatat ada sekitar 77 ribu hektare lahan kritis. Ia menganggap Pemerintah Provinsi Jawa Barat tidak sungguh-sungguh memulihkannya.
"Contohnya, Ridwan Kamil Sampai saat ini masih mempertahankan Balai Benih Kentang di Pangalengan, artinya gubernur memprovokasi lahan kritis melalui kentang. Kita tahu Suku Inca, suku Maya, di Bolivia itu hancur gara-gara kentang. Rakyat Kabupaten Bandung juga bisa saja hancur gara-gara kentang yang di belakangnya ada perusahaan besar yang tidak bisa disentuh," katanya.
"Sigana (sepertinya) Pemprov Jawa Barat soal urusan lahan kritis mah heureuy (becanda)," Dindin Rosidin melanjutkan.
Dadang Hermawan, yang juga biasa dipanggil Mang Utun, turut hadir dalam aksi tersebut. Pria yang aktif juga di Sunda Kiwari ini secara lantang meminta pihak TNI, khususnya Pangdam III Siliwangi, untuk mengevaluasi kembali peran dan fungsi tentara dalam Program Citarum Harum.
Dalam hematnya, kehadiran militer bisa jadi diperlukan, namun hanya dititikberatkan pada penindakan, dengan kata lain memperkuat penegakan hukum terhadap pelanggar di bidang lingkungan terutama di pabrik-pabrik pencemar.
"Kami meminta kepada pihak TNI untuk lebih melibatkan komunitas dan masyarakat lokal. TNI itu dilatih untuk berperang, dilatih untuk bongkar pasang senjata, lain ngurus runtah, lain ngurus tatangkalan, lain ngored (bukan ngurus sampah, pohon dan memotong rumput)," kata Utun.
"Di Hari Citarum ini saya meminta kepada Pak Pangdam III Siliwangi supaya bisa mengevaluasi gerakan di Citarum Harum," katanya.
Sepanjang aksi pada Selasa siang ini, para pegiat lingkungan bergantian menyuarakan sejumlah hal terkait masalah Citarum Harum yang tak sepenuhnya tercatat. Namun yang jelas, mereka sama-sama mendesak agar pemeliharaan Citarum itu dikembalikan saja kepada gerakan rakyat dari hulu ke hilir.
Baca Juga: 5 Fakta Banjir Rob Semarang: Mengancam 8.000 KK hingga Ketinggian Air 2 Meter
Mereka ingin masyarakat lokal sebagai ahli waris Sungai Citarum diberikan keleluasaan untuk lebih berdaya mengurus ruang hidupnya, lebih meresapkan lagi nilai adat istiadat sekitar dalam pola perencanaan, kebijakan, hingga tataran pelaksanaan.
Kontributor : M Dikdik RA
Tag
Berita Terkait
-
Permintaan Melonjak, ESDM Pakai Jalur Udara Distribusi LPG ke Wilayah Terdampak Banjir
-
Pemprov Aceh Surati PBB Minta Bantuan, Komisi II DPR: Tak Usah Diperdebatkan
-
Pemprov Aceh Minta Bantuan PBB, Nasir Djamil: Bukan Berarti Pusat Tak Sanggup, Ini Misi Kemanusiaan
-
Banjir Sumatra dan Mimpi Indonesia Emas: Mau Lari ke Mana Kalau Lantainya Amblas?
-
Resmi Cerai, Hamish Daud Pilih Turun ke Lokasi Banjir Aceh: Menemukan Harapan di Tengah Kekacauan
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Geser Dikit dari Bandung! 5 Rekomendasi Wisata Cimahi yang Estetik dan Ramah Kantong
-
PLN Pilih Cirebon Jadi Titik Strategis Siaga SPKLU Nataru
-
DPRD Bogor Dukung Program Warga Dibayar untuk Jadi 'Penjaga Hutan'
-
SPKLU Center UP3 Bandung Diresmikan, PLN Siap Layani Lonjakan Pengguna Kendaraan Listrik
-
Pecah Rekor! Indonesia Akhirnya Ekspor Langsung 48 Ton Durian Beku ke Tiongkok