SuaraJabar.id - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. memiliki alasan kuat untuk merealisasikan visi menjadi “Champion of Financial Inclusion” pada 2025. BRI menyadari betul, hal tersebut dapat mendorong pemerataan kemakmuran bagi bangsa Indonesia.
Direktur Utama BRI, Sunarso, di sela-sela acara World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss mengatakan, inklusi keuangan yang banyak melibatkan kontribusi dari berbagai pelaku usaha disebut inclusivity. Kondisi tersebut, kata dia, akan lebih baik dibandingkan dengan hanya berfokus pada pelaku usaha tertentu, misalnya pelaku usaha besar atau korporasi.
“Dalam inklusi keuangan, inclusivity yang memberikan kesempatan semua pelaku usaha untuk berpartisipasi dalam perekonomian. Itu jauh lebih baik jika hanya memberikan kepada segelintir pengusaha untuk menjadi motor penggerak ekonomi. Maka penting untuk kita menggerakkan atau mencapai promoting prosperity melalui inclusivity, dengan melibatkan banyak pelaku usaha,” katanya menegaskan.
Visi BRI tersebut memang sejalan dengan visi pemerintah yang mencanangkan tingkat inklusi keuangan mencapai 90% pada 2024. Merujuk data survei tiga tahunan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), inklusi keuangan pada tahun 2019 baru mencapai 76,19% atau meningkat dari 67,8% pada 2016.
Baca Juga: Bersama BI, BRI Mendorong Perluasan Akses Pasar dan Digitalisasi bagi Pelaku UMKM
Dalam mewujudkan peningkatan inklusi keuangan tersebut, lanjut dia, harus pula diiringi dengan peningkatan literasi keuangan. Menurut data OJK, literasi keuangan baru mencapai 38,03% pada 2019, meningkat dari 29,7% pada 2016.
“Kita harus membuat gerakan sistematis yang tersistem dalam organisasi, kemudian orang-orangnya kita berikan target bahwa kamu harus mendidik sekian orang dan lain-lain. Itu bagian dari upaya kita meningkatkan financial literasi index,” ujarnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, setidaknya BRI memiliki 3 strategi utama. Pertama, mengembangkan Agen BRILink menjadi 600 ribu hingga akhir 2022, dari sekitar 530 ribu agen di seluruh Indonesia hingga kuartal I/2022.
Agen laku pandai tersebut merupakan hybrid channel dari BRI secara brancless banking, karena Agen BRILink merupakan jaringan konvensional yang dilengkapi dengan layanan digital.
AgenBRILink secara tidak langsung akan memberikan edukasi awal tentang kemudahan dan keamanan layanan transaksi keuangan digital kepada nasabah.
Baca Juga: BI dan BRI Beri Kesempatan pada UMKM Indonesia untuk Meningkatkan Kapasitasnya
Kedua, BRI pun akan mengembangkan digital advisor atau penyuluh digital. Dengan tugas mengajari masyarakat untuk buka rekening dan bertransaksi secara digital, serta mengajarkan masyarakat melakukan pengamanan agar terhindar dari kejahatan digital.
Menurut Sunarso, penyuluh digital tersebut adalah salah satu ujung tombak keberhasilan digitalisasi BRI. Dengan demikian akan terjadi akselerasi peningkatan literasi keuangan secara digital di kalangan nasabah.
Ketiga, BRI berupaya secara konsisten mengembangkan ekosistem bisnis secara digital, sehingga transaksi keuangan harian nasabah terus-menerus dilakukan secara digital, untuk menjamin keberlanjutan dari proses keuangan digital di masa depan.
BRImo, yang merupakan super apps keuangan digital BRI merupakan layanan mobile banking terlengkap dengan lebih dari 100 fitur, yang siap melayani berbagai kebutuhan nasabah. Ada pula BRISPOT sebagai aplikasi pengajuan fasilitas dan layanan kredit konsumer yang selama ini meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
Sunarso pun menyebut, inclusivity dapat mendorong kondisi ekonomi yang lebih tangguh. Menurutnya, di masa mendatang, tantangan ekonomi akan lebih besar dan globalisasi telah mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai belahan dunia.
Namun saat ini, terdapat pula kecenderungan terjadi fragmentasi dalam skala regional bahkan domestik. Hal itu diperkirakan dapat mengganggu laju pertumbuhan ekonomi global.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Pemerataan Ekonomi Jadi Alasan Kuat BRI Dorong Inklusi Keuangan
-
Pada 2017, BRI Telah Menjadi First Mover on Sustainable Banking
-
BRI: Penerapan ESG yang Konsisten dan Berkala Harus Mulai dari Concern Utama, yaitu Aspek Governance
-
Komitmen Kuat, 65% Portofolio Kredit BRI Implementasikan Prinsip ESG
-
heySTARTIC Berawal dari Proyek Sosial Ramah Lingkungan
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
Pilihan
-
Daftar 7 Sepatu Running Lokal Terbaik: Tingkatkan Performa, Nyaman dengan Desain Stylish
-
Aura Farming Anak Coki Viral, Pacu Jalur Kuansing Diklaim Berasal dari Malaysia
-
Breaking News! Markas Persija Jakarta Umumkan Kehadiran Jordi Amat
-
Investor Ditagih Rp1,8 Miliar, Ajaib Sekuritas Ajak 'Damai' Tapi Ditolak
-
BLT Rp600 Ribu 'Kentang', Ekonomi Sulit Terbang
Terkini
-
Piala Presiden 2025: Polda Jabar Terjunkan 2.632 Personel, Libatkan Jibom Amankan Si Jalak Harupat
-
8 Link DANA Kaget 3 Juli 2025, Segera Klaim Saldo DANA Gratis Hingga Rp500 Ribu
-
Welas Asih Nama Baru RSUD Al-Ihsan, Dedi Mulyadi Beberkan Maksud di Baliknya
-
Gempa Frekuensi Rendah di Tangkuban Parahu Tembus Rekor: Aktivitas Masih Normal
-
Hadapi Ancaman Sesar Aktif, Warga Kabandungan Dilatih Penyelamatan Diri dari Gempa Bumi