Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 17 Juni 2022 | 18:18 WIB
ILUSTRASI - Orang tua siswa menunjukan transaksi di buku tabungan program indonesia pintar. [IST]

"Ini kan sudah lama, (orang tua) hilang kesabaran akhirnya diadukan. Saya dorong juga ke (ranah hukum) supaya bertanggung jawab dan jadi pembelajaran," kata Nandang saat dihubungi Suara.com pada Kamis (16/6/2022).

Sebelumnya, sejumlah orang tua siswa SDN Darmaraja 2 Kabupaten Sumedang mempertanyakan uang tabungan anak mereka yang tidak bisa diambil dengan alasan tak jelas.

Dari informasi, uang tabungan iswa di SDN Darmaraja 2 itu berjumlah Rp 430 juta. Salah satu orang tua siswa yang bernama Aan mengatakan uang tabungan selama 6 tahun anaknya sekolah itu belum bisa diterima.

Nandang yang juga pengajar di Sekolah Politik Anggaran atau Sepola Perkumpulan Inisiatif itu menduga kasus tabungan siswa di Sumedang yang mencuat lantaran dikelola guru secara tertutup.

Baca Juga: Korupsi TWP TNI AD, Aset Saham Rp 25 Miliar Brigjen Kamrullah Disita Tim Koneksitas

sehingga kata dia, tidak ada akuntabilitas, yang kemudian uangnya diselewengkan dan digunakan untuk kehidupan pribadi.

"Kalau penyelewengan itu sudah pasti menurut saya. Pengelolaannya yang tertutup, dipake itu udah penyelewengan," sebut Nandang.

Kondisi tersebut menurut Nandang terjadi lantaran adanya perubahan gaya hidup kekinian yang ingin serba mahal dan tidak merasa cukup dengan penghasilan dari profesi sebagai guru. Sebab menurutnya, kondisi guru zaman dulu sangatlah berbeda dengan guru kekinian.

"Yang membedakan kalau guru dulu kan masih sederhana, integritasnya masih cukup baik. Nah kalau hari ini saya melihat cukup miris juga. Dari sisi penampilan, gaya bicara dari bertingkah laku," kata dia.

"Itukan menurut saya agak disayangkan. Sudah terjadi perubahan dan gaya hidup," lanjut Nandang.

Baca Juga: Niat Hati Nabung buat Beli Motor, Saat Celengan Dibuka Isinya Bikin Syok

Load More