SuaraJabar.id - Kelompok garong sadis beraksi di Cimahi dan Bandung Barat. Mereka melakukan aksi kriminal, bahkan tak segan untuk melukai korbannya hanya untuk bertahan hidup.
Setidaknya ada sejumlah kelompok kriminal di antaranya Soma dan Suta yang kerap beraksi melakukan kejahatan. Mereka beraksi di tengah kemanan di Indonesia yang belum berfungsi optimal.
Kelompok kriminal itu beraksi di atas pukul 16.00 WIB. Mereka menyasar sejumlah jalur seperti Tagogapu-Padalarang hingga wilayah Cimahi, dengan mencegat kendaraan-kendaraan yang lewat atau para pedagang yang akan berangkat ke Bandung.
Kelompok garong itu mulai beraksi usai Jepang menyerah untuk menjajah Indonesia dari tahun 1942-1945. Kemudian Indonesia mendekalariskan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Namun pada era revolusi itu garong-garong pun bermunculan.
"Di Cimahi dulu ada dua kelompok awal revolusi Soma dan Suta. Wilayah operasinya berbeda," kata pegiat sejarah, Iwan Hermawan saat dihubungi Suara.com pada Minggu (24/7/2022).
Anggota kelompok kriminal itu merupakan mantan pekerja paksa zaman penjajahan Jepang yang disebut romusha. Mereka yang berasal dari berbagai daerah kemudian dikirim ke berbagai tempat di Indonesia serta Wilayah Asia Tenggara untuk dijadikan budak atau pekerja paksa.
Namun lantaran era Jepang berakhir tahun 1945, nasib para pekerja paksa itupun menjadi tidak jelas. Mereka terkatung-katung. Seperti di perkebunan di Bandung Barat hingga di tempat-tempat pembangunan stasion ketika itu.
"Itu literasinya memang kan waktu itu Jepang menyerah, banyak romusha terlantar. Mereka mau pulang gak ada biaya gak ada yang nganterin. Jadi luntang-lantung di stasion. Ada juga yang tercecer di perkebunan jalur dari Cikampek sampai Bandung," ungkap Iwan.
Mereka pun membentuk kelompok-kelompok garong yang merupakan kepanjangan gabungan romusha ngamuk. Ada kelompok kecil hingga besar yang terbentuk. Termasuk di Cimahi di antaranya muncul kelompok Soma dan Suta.
Baca Juga: Gunung Sakurajima Jepang Meletus, WNI Diminta Waspada Letusan Susulan
Mereka muncul akibat adanya kekosongan kekuasaan usai Jepang menyerah. Sementara keamanan pun belum berfungsi maksimal untuk menghadapi aksi kriminal. "Jadi Jepang menyerah sementara pengamanan belum ada. Ada kepolisian tapi tidak berfungsi maksimal. Dari situ awalnya (terbentuk kelompok garong)," sebut Iwan.
Kelompok garong itu beraksi secara brutal seperti layaknya 'preman kampung'. Mereka merampok beras, hasil kebun dan sebagainya untuk bertahan hidup. Termasuk para saudagar Tionghoa pun tak luput dari incaran kelompok kriminal ketika itu.
"Mereka semacam preman lokal yang punya wilayah. Jadi untuk memenuhi kebutuhan mereka merampok beras perkebunan, merempok pedagang Tionghoa," sebut Iwan.
Aksi kelompok kriminal itu pernah diberitakan dalam koran berbahasa Belanda 'De Preangerbode' terbitan 29 November 1950. Dalam koran berjudul 'Rampok Mislukte' yang artinya Perampokan yang Gagal.
Dalam koran tersebut disebutkan bahwa pada Minggu malam pukul sebelas kurang seperempat, lima pria bersenjata menerobos masuk ke rumah seorang penjual bunga di Babakan Tandjoeng, Tjimahi.
Namun saat mereka sedang sibuk untuk menyeret pergi barang-barang berharga, tiba-tiba muncul departemen CPM, yang merupakan pasukan polisi militer.
Berita Terkait
-
LE SSERAFIM Batal Acara Fan Sign di China, Diduga Imbas Member Asal Jepang
-
Belajar dari Era STY, PSSI Sebaiknya Tak Hanya Fokus pada Pelatih Belanda
-
Bedah Rapor Mengerikan John Heitinga: 426 Laga, 8 Trofi, dan Final Piala Dunia
-
RI Raup USD 10 Juta dari Jualan Produk Halal di Jepang
-
Media Belanda Laporkan John Heitinga Tolak Latih Timnas Indonesia
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Pemberdayaan Perempuan Jadi Kunci BRI untuk Menaikkelaskan UMKM
-
Bye-bye Macet Limbangan! Target Tuntas Tol Cigatas Tembus Garut-Tasik 2027
-
BRI Perkuat Pembangunan Infrastruktur Nasional Lewat Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Rencana Dedi Mulyadi Ganti Konsultan Pengawas dengan Mahasiswa Tuai Kecaman Keras
-
Mitra MBG Disentil Keras, Diwajibkan Sumbang 30 Persen Laba untuk Sekolah