Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Minggu, 14 Agustus 2022 | 17:23 WIB
Bendera Merah Putih Raksasa Berkibar di Tebing Gunung Batu, Lembang, Bandung Barat (Suara.com/Ferry Bangkit)

SuaraJabar.id - Bendera Merah Putih berukuran besar berkibar di atas tebing Gunung Batu, Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada Minggu (14/8/2022).

Bendera berukuran 8x12 meter itu dikibarkan di lintasan terdekat Sesar Lembang oleh komunitas pecinta alam, Karang Taruna dan Muspika Kecamatan Lembang dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia ke-77.

Selain bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya juga berkumandang dari atas ketinggian 1.228 mdpl itu. Pengibaran bendera merah putih raksasa itu juga melibatkan regu Paskibra.

Pengibaran bendera Merah Putih berukuran besar di puncak Gunung Batu merupakan salah satu wujud penghargaan kepada para pejuang yang bersatu memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajah.

Baca Juga: Bendera Merah Putih Sepanjang 2.500 Meter di Jambi Pecahkan Rekor MURI

"Kita ingin menumbuhkan patriotisme, mewariskan nilai-nilai kebangsaan bagi generasi muda yang saat ini mulai digempur informasi, ideologi, maupun berbagai pengaruh dari luar," ujar Herman.

Herman berharap kegiatan ini bisa memotivasi, memberikan suatu nilai bagi generasi muda agar merasa bangga sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Rencananya, bendera merah putih raksasa bakal berkibar di Gunung Batu selama bulan Agustus.

"Hal ini sebagai bentuk kebanggan kita sebagai rakyat dalam rangka peringatan HUT RI yang diperingati pada 17 Agustus mendatang. Semoga generasi penerus bisa memberikan nilai-nilai positif dalam rangka meneruskan cita-cita pendiri bangsa," katanya.

Yadi Konong salah seorang panitia mengungkapkan, persiapan pengibaran bendera di tebing gunung yang memiliki ketinggian di atas 1.228 mdpl ini memakan waktu selama tiga hari.

"Alhamdulillah dari persiapan sampai dengan pengibaran bendera tadi berjalan lancar," ujarnya.

Baca Juga: Gubernur Ansar Ahmad Bagikan 2.000 Bendera Merah Putih di Karimun

Hikayat Gunung Batu Lembang

Gunung Batu batu memiliki hikayat panjang. Bukan hanya sekedar Sesar Lembang, yang mengancam dengan potensi gempanya. Konon katanya di gunung tersebut merupakan tempat berkumpulnya para Pangangung yang di sebut para dalem.

Atau kini disebut semacam kepala negara, kepala daerah seperti bupati, hingga camat. Hal itu ditandai dengan keberadaan dua makam keramat atau petilasan, yang tertulis atas nama Embah Mangkunagara yang dulunya sebagai kepala negara dan Embang Jambrong yang menjadi wakilnya.

"Dulu sejarahnya menurut juru kunci dulu Gunung Gabtu itu tempat perkumpulan para panganggung kepala negara, para dalem," ujar Lasmana (53), Juru Kunci Gunung Batu.

Lasmana adalah nama sebenarnya yang kurang diketajui orang. Ia lebih dikenal dengan nama Abah Ujang, yang sudah sejak tahun 1992 menjadi juru kunci atau kuncen generasi keenam yang menjadi makam keramat Embah Mangkunagara dan Embang Jambrong.

Ia meneruskan orang tuanya yang sebelumnya menjaga gunung tersebut sejak tahun 1940-an. Menurut hikayat yang diketahui Ujang dari para pendahulunya, gunung tersebut sudah ada sejak 3 ribu abad yang lalu.

"Dulu mah belum dibuat membentuk makam, masih hamparan batu. Sekarang kan sudah dibuat saungnya," kata Ujang.

Makna Batu Besar di Gunung Batu

Ada beberapa batu besas di puncak Gunung Batu yang ternyata memiliki arti. Seperti batu besar di dekat pintu masuk makam keramat yang disebut Embang Lawang atau tempat jaga Pangangung.

Kemudian batu besar dekat sebuah tugu yang dibangun TNI, yang dijadikan sebagai tempat berkumpulnya para tokoh-tokong yang diagungkan saat dahulu kala.

"Sampai di bawah ada batu sapi nunggal, seperti pengantar mau pulang," ujar Ujang.

Sudah Banyak Didatangi Tamu Sejak Dulu

Ujang mengungkapkan, sejak zaman dulu makam keramat di Gunung Batu sudah banyak dikunjungi tamu dari berbagai daerah. Termasuk ketika ia ditunjuk untuk melanjutkan orang tuanya sebagai juru kunci.

Bukan maksud untuk menduakan Sang Maha Pencipta, sebab doa terbaik sejatinya hanyalah kepada Alloh swt. Namun kedatangan mereka ingin mencari keberkahan sebagai bentuk dari ikhtiar.

"Hanya meminta syariat, mau jadi apa keingiannya dikabulkan. Yang penting harus paham, yang memberi itu Allah, dan minta juga harus ke Alloh," imbuh Ujang.

Tamu yang datang ke Gunung Batu berasal dari berbagai daerah. Sebut saja Bogor, Jakarta, Karawang dan sebagainya. Mereka berasal dari kalangan, dari mulai pejabat hingga pengusaha.

"Kalau pejabat itu biasanya ada yang mau Nyaleg, atau mau jabatannya naik pada ke sini," tukasnya.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Load More