Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 31 Agustus 2022 | 17:38 WIB
Gedung Dakwah Aliansi Nasional Anti Syiah di Bandung. [Ayobandung.com]

SuaraJabar.id - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Barat, Rachmat Syafei menyebut Wali Kota Bandung Yana Mulyana harus paham makna daripada Syiah.

Hal itu terkait langkah Yana Mulyana meresmikan Gedung Dakwah Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) yang berlokasi di Jalan R.A.A. Martanegara No. 30 itu pada 28 Agustus 2022.

Rachmat menilai langkah Yana meresmikan Gedung Dakwah ANNAS kurang tepat.

“Masalah beragama memang ada Syiah, itu ada macam-macam ada yang ajaran secara ekstrem atau menyebrang, mungkin itu. Kalau Syiah seperti dulu yang pernah terjadi kita harus toleran, dalam arti jangan sampai mempunyai gerakan yang intoleransi terhadap itu," ujar Rachmat saat dikonfirmasi, Rabu (31/8/2022).

Baca Juga: Pantas Kemenag Bereaksi Keras, Wali Kota Bandung Ternyata Lakukan Ini

Selain itu, kata Rachmat, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung harus benar-benar memahami keyakinan masyarakat yang berbeda-bedaberbeda-beda sebelum mengambil suatu langkah seperti meresmikan Gedung ANNAS.

“Pemkot harus benar-benar memahami keyakinan masyarakat, jangan mendiskreditkan, nanti bisa ribut kita itu. Padahal ada yang perbedaan, ada yang memang penyimpangan. Penyimpangan tinggal meluruskan saja” jelasnya.

Maka dari itu, Rachmat menyebut sebagai bagian dari pemerintah Yana Mulyana bisa mengambil langkah yang lebih bijak. Apalagi, kata dia, Syiah memiliki berbagai ajaran yang harus diberikan toleransi.

"Masalah beragama memang ada Syiah, itu ada macem-macem ada yang ajaran secara ekstrem atau menyebrang, mungkin itu. Untuk Pemkot Bandung, gerakan-gerakan seperti itu harus diberikan konten dakwahnya bukan masalah Syiah atau tidak Syiah, jangan sampai menyimpang dari akidah," tegasnya.

Terkait Gedung ANNAS harus dicabut, Rachmat menilai tindakan tersebut tidak perlu dilakukan.

Baca Juga: Terpopuler: Wali Kota Bandung Yana Mulyana Disentil Kemenag, Wagub Jabar Sarankan Poligami daripada Jajan Sembarangan

"Ngga usah dicabut. Isinya, kontennya. Kalau untuk dakwah kontennya itu jangan mengarahkan Syiah yang bagaimana anti Syiah itu," tandasnya.

Dari pantauan pada Rabu (31/8/2022), kondisi gedung yang berada di Kecamatan Lengkong itu nampak sepi dan tak terlihat ada aktivitas.

Tempat parkir pun nampak lengang tak ada kendaraan yang terparkir di Gedung Dakwah tersebut. Meski begitu, bagian pintu masuk yang dihalangi oleh rantai besi nampak terbuka.

Saat mencoba masuk ke gedung tersebut, pintu dikunci serta tak ada jawaban ketika tim mengucapkan salam dan mencoba meminta izin untuk masuk.

Rizal (27) salah seorang driver ojek online yang sering mangkal di sekitar Gedung ANNAS menyebut memang sejak 2 hari lalu terlihat tak ada aktivitas yang signifikan.

"Udah 2 hari ga keliatan ada kegiatan sih, memang pas beberapa hari lalu kelihatan ada ramai-ramai juga mobil patroli pas peresmian," ujarnya saat ditemui.

Meski begitu, ia mengaku tidak tahu jika saat itu turut hadir Wali Kota Bandung dalam acara peresmian Gedung Dakwah ANNAS yang dilakukan pada 28 Agustus 2022 lalu.

"Gak tau juga kalau ada wali kota atau tidak yang jelas rame sih pas peresmian itu," imbuhnya.

Load More