SuaraJabar.id - Pemerintah akhirnya menaikan harga bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi jenis Pertalite dan solar mulai Sabtu (3/9/2022) siang ini.
Selain Pertalite dan solar bersubsidi, Pemerintah Pusat juga menaikan harga Pertalite non subsidi mulai pukul 14.30 WIB siang ini.
Kenaikan harga Pertalite, solar dan Pertamax non subsidi itu diumumkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif dalam konferensi pers, Sabtu.
Berikut harga baru BBM yang mengalami kenaikan:
- Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi 10.000 per liter
- Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi 6.800 per liter
- Pertamax nonsubsidi dari Rp 12.500 menjadi 14.500 per liter.
Sebelumnya, antrean panjang terjadi di sejumlah SPBU yang ada di Sukabumi, Jawa Barat tadi malam, Rabu (31/8/2022). Antrean masyarakat ini menyusul adanya wacana kenaikan bahan bakar jenis pertalite dan solar.
Antrean mengular terjadi di SPBU yang ada di Jalan RA Kosasih, Jalan Tipar Gede dan di Cimahpar Sukaraja. Namun meski sudah rela mengantre panjang, harga pertalite ternyata belum naik.
Menurut Sales Branch Manager 1 Pertamina Sukabumi Andi Arifin menyatakan BBM jenis Pertalite saat ini masih dijual Rp7.650 per liter. "Tidak ada kenaikan harga," ujar Andi mengutip dari Sukabumiupdate--jaringan Suara.com.
Belum naiknya harga pertalite menuai banyak reaksi dari masyarakat yang mengantre berjam-jam, terutama dari sopir angkot dan pengemudi ojok online (ojol).
Salah satu driver ojol, Rizal Aria Nugraha mengatakan mengantre untuk membeli Pertalite karena memang BBM di tangki motornya sudah habis.
Baca Juga: Lakukan Pengalihan Subsidi Akibatkan Harga BBM Naik, Jokowi: Ini Pilihan Terakhir Pemerintah
"Malam ini kebetulan habis, jadi sekalian isi stok juga,” ujar Rizal.
Rizal menyatakan sudah mengetahui soal Pertalite yang kabarnya akan naik menjadi Rp 10 ribu per liter. Dia berharap BBM bersubsidi tak lagi naik, sebab kalau naik imbasnya kemana-mana.
Hal senada diungkapkan sopir angkot jurusan Pasar Pelita-Sukaraja Feri (35 tahun). Dia menyatakan, apabila Pertalite benar naik maka akan berdampak pada melonjaknya harga di sektor lain. Di sisi lain, sopir akan kesulitan untuk menyesuaikan ongkos.
Apalagi rute Pasar Pelita-Sukaraja hanya berjarak sekitar 4 Kilometer. Menurut dia, apabila Pertalite naik menjadi Rp 10 ribu, maka ongkos bisa mencapai Rp 6.000 hingga Rp 7.000 ribu.
“Sekarang untuk ongkos Rp 4.500 saja [penumpang] sudah keberatan apalagi sekarang naik [harga] bensin. Jarak 4 km [ongkos] Rp 7.000 siapa yang mau naik?" ungkapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Siswa Bebas Pilih Menu, Ini Rahasia Dapur MBG Cinere
-
Heboh Bola Api di Langit Cirebon Bikin Merinding, Ini Penjelasan Menenangkan dari Astronom BRIN
-
Misteri Cahaya dan Dentuman di Cirebon: Polisi Selidiki, BRIN Sebut Meteor Besar Jatuh di Laut Jawa
-
Macan Tutul Masuk Hotel di Bandung: 'Nginap' 3 Jam di Lantai 2
-
Viral Dentuman Horor di Cirebon, Benarkah Ada Bola Api Menghantam? Ini Pengakuan Warga