Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 20 September 2022 | 04:30 WIB
Petani di di Kampung Cilawang, Desa Panumbangan, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, masih memilih menggunakan tenaga kerbau untuk membajak sawah. [Sukabumiupdate.com/Istimewa]

SuaraJabar.id - Petani milenial di Kampung Cilawang, Desa Panumbangan, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi ini memilih untuk tak membajak sawah menggunakan traktor seperti petani kebanyakan.

Mereka masih memilih menggunakan tenaga kerbau untuk membajak sawah.

"Di kampung tersebut masih ada membajak sawah dengan kerbau. Itu pun tidak banyak, memang sudah langka," kata pemuda Jampangtengah, Riyandi, Senin (19/9/2022).

Riyandi mengatakan petani di Kampung Cilawang yang kini masih menggunakan kerbau untuk membajak sawah adalah kakak beradik bernama Suryana alias Aseu (39 tahun) dan Sandi alias Okir (37 tahun). Usia keduanya masih terbilang muda.

Baca Juga: Bikin Petani Milenial Menangis, Harga BBM dan Pupuk Naik tapi Harga Pecay Turun hingga Rp 200 per Kilogram

Menurut Riyandi, Aseu dan Okir punya tiga kerbau yang diberikan orang tua mereka. Ayah kakak beradik ini juga memelihara kerbau untuk membajak sawah sejak 1990-an.

"Jadi kerbau itu keturunan kerbau yang dulu untuk membajak sawah," ujarnya.

Riyandi tak bisa memastikan jumlah kerbau di Jampangtengah yang masih digunakan untuk membajak sawah. Namun, dia menyebut saat ini sudah banyak petani yang memilih beralih menggunakan mesin traktor untuk membajak sawah mereka.

"Hasilnya lebih bagus pakai kerbau karena singkal yang digunakan lebih dalam ke tanah, dibandingkan singkal pakai mesin traktor," kata dia.

"Bayaran tenaga kerbau sehari Rp 150 ribu, bisa membajak sawah 4 patok atau 1.200 meter persegi," tambahnya.

Baca Juga: Antisipasi Bencana Kekeringan di Sukabumi, PMI Siapkan Truk Tangki Air Bersih

Aseu dan Okir merupakan perani milenial dan mempunyai kerbau sendiri, sehingga Riyandi berencana akan mengajukan nama mereka ke program Yess atau Petani Milenial.

Load More