Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Sabtu, 05 November 2022 | 14:24 WIB
Salah Seorang Warga Kampung Adat Cireundeu, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi Menunjukan Rasi dan Dendeng Kulit dari Singkong (Suara.com/Ferry Bangkit)

SuaraJabar.id - Kalimat "belum kenyang kalau belum makan nasi" cukup akrab di Indonesia. Namun maknanya tak berlaku bagi warga di Kampung Adat Cireundeu.

Warga kampung adat yang berada di RW 10 Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi itu cukup hanya dengan mengkonsumsi makanan dari singkong untuk mengenyangkan perut mereka.

Kebiasaan masyarakat mengkonsumi nasi dari singkong untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari itu sudah digagas sejak tahun 1918. Salah satu pencetusnya adalah Aki Ali yang berpikir bahwa sumber pangan warganya yang dijajah harus dipertahankan.

Kondisi masyarakat ketika itu dalam keadaan terjepit ditengah penguasaah penjajah terhadap perkebunan rakyat. Selain itu, letak geografis yang berada di pegunungan membuat warga tidak bisa menanam padi di sawah.

Baca Juga: Produksi Beras Sumbar pada 2022 Diperkirakan Mencapai 823.876 Ton

Sehingga para sesepuh dan warga Kampung Adat Cireundeu kala itu berpikir sudah waktunya untuk beralih dari makanan pokok yang berasal dari beras menjadi makanan yang berasal dari umbi-umbian seperti singkong.

"Kalau berbicara sejarah itu rasi (nasi dari singkong) itu dari 1918, tapi itu baru digagas sesepuh dulu baru mencoba umbi-umbian," kata Abah Widi, sesepuh Kampung Adat Cireundeu kepada Suara.com belum lama ini.

Enam tahun kemudian tepatnya tahun 1924 sesepuh dan warga mengembangkan singkong menjadi sebuah beras. Ketika sudah biasa dikonsumsi, pemerintah setempat kalau itu menamainya makanan pokok itu rasi.

Rasi ialah kependekan dari beras singkong. Bahannya murni semuanya dari singkong atau ketela, tanpa campuran apapun. Setelah dimasak, bentuknya bulat kecil dan warnanya putih kecoklatan.

Salah Seorang Warga Kampung Adat Cireundeu, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi Menunjukan Rasi Singkong yang Sudah Dikonsumsi Sudah Lebih dari Seabad (Suara.com/Ferry Bangkit)

Biasanya mereka makan nasi singkong itu dengan lauk pauk dan sayuran sama seperti halnya nasi dari beras padi. Sudah lebih dari satu abad warga Kampung Adat Cireundeu mempertahankan kemandirian pangan itu dengan terus menjadikan rasi sebagai makanan pokok.

Baca Juga: Hati-hati Potensi Bencana Hidrometeorologi di Jawa Barat Selama November 2022

Warga Kampung Adat Cireundeu yang kini berjumlah 60 kepala keluarga yang dihuni sekitar 240 jiwa yang menganut Sunda Wiwitan itu tak sepenuhnya menutup diri dari perkembangan zaman

Load More