SuaraJabar.id - Mengisi hari-hari di pengungsian, sejumlah anak penyintas gempa Cianjur di Kampung Banjar Pinang, Desa Cijendil, Kabupaten Cianjur belajar baca Al-Qur'an.
Selain untuk mengisi waktu, proses belajar Al-Qur'an ini juga ditujukan untuk untuk pemulihan trauma (trauma healing) untuk anak-anak penyintas gempa Cianjur.
Dari pantauan pada Sabtu (26/11/2022), seorang guru mengajarkan anak-anak perempuan membaca Alquran, mengkoreksi bacaannya hingga benar secara tartil.
Raysha Salsabila Swara (11), siswa kelas lima SDN Cijedil mendapat giliran membawa Alquran surah Al Isra' dipandu oleh guru ngaji Siti Hafsoh.
Menurut Siti Hafsoh, belajar merupakan hak anak-anak, meski situasi tengah bencana, hak tersebut harus tetap diberikan agar anak-anak bisa mengisi waktu selama di pengungsian dengan kegiatan positif.
"Kewajiban bagi orang tua agar anak-anak belajar, hak anak. Meski di pengungsian diisi dengan kegiatan positif," kata Siti.
Di posko pengungsian yang didirikan Resimen II Pasukan Pelopor Korps Brimob Polri itu ditempati sekitar 200 pengungsi, terdiri dari anak-anak, lansia dan orang dewasa.
Mereka sudah mengungsi sejak Senin (21/11) malam, selain di tenda, ada juga yang memilih mengungsi di dalam mobil minibus yang terparkir di dekat tenda.
Kondisi di wilayah tersebut banyak rumah warga yang hancur dan tidak bisa ditempati, termasuk satu unit Masjid Umar Bin Khatab dan Madrasyah Diniyah.
Anak-anak yang mengungsi di posko tersebut merupakan murid dari Madrasyah Diniyah Umar Bin Khatab pimpinan Ustadz Usman Sumilar.
Karena madrasyah juga ikut rusak, tidak dapat digunakan sehingga pendidikan belajar Alquran dan agama Islam terhenti.
Siti Hafsoh yang juga salah satu pengajar, mengalihkan pembelajaran Alquran di tenda-tenda.
Kegiatan belajar Alquran dilakukan di siang hari karena malam hari belum ada penerangan.
"Kan malam hari enggak ada listrik di sini, jadi belajar ngajinya siang, kegiatannya antara satu sampai dua jam," katanya.
Siti menyebut, tidak ada paksaan bagi anak-anak untuk belajar, semauanya dan sekeinginannya, sehingga kegiatan belajar mengaji tersebut jadi tidak membebankan anak-anak.
"Kadang empat anak, kadang lebih. Semaunya mereka aja," kata Siti.
Raysha Salsabila Swara (11) mengaku senang belajar mengaji. Ia pun rindu bisa sekolah lagi tapi SDN Cijedil tepatnya belajar rusak tidak bisa digunakan.
"Sekolahnya enggak bisa kan rubuh sekolahnya," kata Raysha yang mengungsi bersama orang tua dan adik-adiknya.
Hingga hari ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban jiwa akibat gempa Cianjur mencapai 310 jiwa.
Gempa juga mengakibatkan kerusakan 363 sekolah, 144 rumah ibadah, tiga fasilitas kesehatan, dan 16 perkantoran.
Terdapat 1.120 kepala keluarga mengungsi yang terdiri atas 58.362 jiwa. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
-
H-6 Kick Off: Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
Terkini
-
Selebgram Cianjur RW Diduga Gelapkan Dana Talangan Buronan Interpol, Polisi Siapkan...
-
Mengenang Jejak Pengabdian Dini Yuliani: Dari Pebisnis Ulung hingga Ketua PKK
-
26 Tambang di Jabar Ditutup Dedi Mulyadi, Menteri ESDM : Saya Belum Tahu
-
Dedi Mulyadi Bagikan Kabar Duka!
-
6 Desa di Cisolok Sukabumi Terendam, Ribuan Jiwa Mengungsi: Ini Kebutuhan Prioritas!